Mohon tunggu...
Aviska
Aviska Mohon Tunggu... Editor - UIN Jakarta

Mencintai filsafat Love sains, sastra, and education khususnya pada anak inklusi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

3 Teori Tentang Tubuh Dari Filsafat (Penghinaan atau Pedoman?)

29 April 2023   13:21 Diperbarui: 9 Juni 2024   23:03 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang kita tanamkan pada tubuh kita itulah cara kita bersahabat dengan dunia, orang disabilitas menganggap tubuh bukanlah ornamen, tubuh lebih daripada itu tapi pelaku KDRT melihat tubuh pasangan hanya sebatas bentuk.

Terakhir, tubuh memiliki kesadarannya sendiri,  kalau anda ingin membuka tabir makna kehidupan, maka segera berpartisipasi dalam rumah tangga secara utuh dengan hal-hal kecil, kita belum belajar sesuatu kalau kita tidak betul-betul terjun dan sadar.

KDRT dan perselingkuhan kriminalitas  yang berhubungan dengan tubuh  terjadi jika anda masih belum memahami apa pentingnya menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.

Tentang tanamkan arti bersyukur dan trauma apa yang akan sulit disembuhkan jika melakukan hal tersebut.

Body shaming, KDRT, perselingkuhan adalah kelakuan fatal dalam filsafat karena jika kita melihat rupa seseorang tanpa mempertimbangkan intelegensi yang ada di baliknya, maka kita akan jadi semena-mena.

Akibatnya tubuh hanya seperti "skema" bukan makna.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun