Mohon tunggu...
Aviska
Aviska Mohon Tunggu... Editor - UIN Jakarta

Mencintai filsafat Love sains, sastra, and education khususnya pada anak inklusi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Lato-lato Punya Makna Kehidupan? Simak 3 Hal Ini!

10 Januari 2023   09:47 Diperbarui: 9 Juni 2024   23:06 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Pixabay/@Joko_Narimo

Latto-latto ini banyak dikaitkan dengan konspirasi, kekejaman, isu politik, rasanya kasian sekali permainan ini menjadi kambing hitam.

Sebenarnya latto-latto ini punya sisi filsafat dan sainsnya. Apa itu Ka? 

Jadi, dalam fisika sendiri kita tau kalau benda bergerak masuk ke dalam (Dinamika dan kinematika), Descrates menyatakan kalau dunia ini dibuat seperti mesin oleh tuhan di mana harus ada kekekalan gerakan, intinya ia bilang.

Benda yang bergerak tidak hanya pada gaya saja atau perlakuan tetapi mempertimbangkan massanya.

      Teori relativitas Einstein mengatakan hal yang sama bahwa massa dan energi itu setara, mengenai latto-latto, Descrates bekerja sama dengan Galileo (Konsep percepatan gerakan), ketika ada dua benda yang terisolasi saling bertumbukkan.

      Latto-latto bisa saja menimbulkan masalah jika pecahannya mengenai tubuh namun diperhatikan juga bahan material yang dibuat dan skala percepatan kerusakan bendanya, kalau tangan lecet wajar, variasi bermain!

Konsep Filsafat Kehidupan

Massa dan kecepatan dikemas dalam momentum, seluruh dunia ini bergerak secara stabil dan terus berjalan sampai ada paksaan.

 Descrates menemukan bahwa ketika sebelum dan sesudah tumbukkan momentum benda sama, artinya ketika misalnya manusia dihadapi dengan masalah sebenarnya dirinya tetap sama, masih menjadi sosok yang sama. 

Konsep ini masih ontologi, ketika masuk ke epistmeologi kita dihadapkan bahwa besaran gerakan benda terikat pada karakter benda yang mengikutinya dan massanya (Kelakuan dan perlakuan) atau aksi reaksi. 

Latto-latto mengingatkan kita akan substansi bahwa dua bola itu punya karakter yang sama dan seimbang menimbulkan tumbukkan yang sempurna, jadi bayangkan ketika kita rapuh dihadapi masalah kita akan menyerap orang-orang yang sefrekuensi dengan kita.

Satu frekuensi itu entah nyaman ngobrol, satu minat membuat kita tetap utuh sebagai makhluk meski dibenturkan ya.. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun