Mohon tunggu...
Avi
Avi Mohon Tunggu... -

Unnecessary human being

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Iman itu Berpegang pada Sesuatu yang Tidak bisa di Pegang, Tidak Menjamin Kepastian, dan Tidak Memberi Kejelasan

27 November 2018   18:09 Diperbarui: 10 Desember 2018   07:33 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah sebuah deal besar gagal terlaksana, padahal sudah di depan mata, sudah melalui proses yang panjang, padahal doa tak pernah luput di panjatkan, dan tujuan dari deal tersebut adalah pula untuk suatu kebaikan. maka gw pun kehilangan arah.

18.18 [ Di mobil dalam perjalanan pulang dari perkantoran di bilangan simatupang.]

A : Lo tau, tadi sambil nungguin lo di lobby, gw tuh googling, soal organisasi kemanusiaan di indonesia, gimana sih caranya jadi relawan? daftarnya gimana. Mungkin siapa tau dengan jadi relawan, gw bisa menemukan lagi makna kemanusiaan. Makin hari, kehidupan bikin gw jadi sosok yang makin sadis, mendadak machiavelli punya tempat di hati gw. The Prince, kedengaran sangat masuk akal. 

Kadang gw ngerasa, lo ga bisa jadi baik, full baik. Karena kecenderungan buat orang baik adalah lo bakal di injek dan di manfaatin. Lo mending jadi orang yg ditakutin. Barulah setelah posisi lo disana. Lo bisa leluasa berbuat baik. 

Manusia itu brengsek semua, benci gw sama manusia. Gw pernah lho, ada di titik dimana gw ngerasa apa jangan-jangan gw bukan manusia, disitu gw mempertanyakan kemanusiaan gw sih.

Gw benci banget manusia. Gw ngga mau jadi manusia, kalau jadi manusia adalah seperti orang-orang yang gw temui setiap hari di realitas keseharian, semua orang kaya on self destruct operating system, bertindak bodoh sekedar untuk di notice. Kita juga sih yang memberi ruang sebesar-besarnya pada kebodohan. lo buka instagram, isinya kalo ngga video joget-joget, ya rekaman orang jelek ngelakuin hal bodoh. 

Lo liat sekeliling lo, zombie-zombie ignorance di busway, di kereta komuter, cowo badan sehat, duduk manis liat ibu-ibu tua berdiri ga dapet duduk. Hatinya ga tersentuh sama sekali. Sebelahnya sama bangsat, tapi lebih punya malu dikit. pura-pura tidur. Di jalanan, pemotor ugal-ugalan yang mukanya merengut, salah tapi galakan dia. Ya kalau seenaknya dijalan tapi yang terima resikonya diri lo sendiri sih gw bodo amat ya, tapi kalau karena kebodohan lo orang lain juga kena dampaknya, itu brengsek namanya. Lo yang bawa sembarangan trus nabrak, orang lain naik motor baik-baik yang rugi motornya di tabrak lo, kan t*i. 

Not to mention, Kelas menengah ngehe bawa avanza, mau gw di bilang stereotyping, tapi itu nyata sih adanya, orang kampungan baru pegang duit, ngga ada etikanya, dia pikir semua bisa dibeli pake duit, termasuk ‘Manner’. 

Trus ada loh orang yang kalo ngecengin orang pol banget tapi giliran dia dicengin balik baper minta ampun, ada juga orang dikasih hutang mohon-mohon, tapi pas ditagih galakan dia. oh sama satu lagi, orang yang nungguin kembalian parkir 100 perak sampe bikin macet antrian. Itu gw ga habis pikir sih.

Dalam hati gw sering berdoa supaya kiamat cepet dateng, kita ini udah harus selesai. Manusia sudah waktunya musnah sih menurut gw. Tapi kalau kiamat, harus mati semua, ga boleh ada sisa.

You can call me naive, tapi jujur, gw baru-baru ini aja sadar bahwa ada lho orang yang, pertama : dikasih kesempatan, dibantu nasibnya, di topang kehidupannya, dan ketika suatu saat, kehidupannya sudah mulai membaik, ekonominya mulai stabil, mulai bisa pegang duit, eh ini orang malah jadi orang yang sombong dan seneng ngerendahin orang lain yang kehidupan ekonominya di bawah dia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun