Mohon tunggu...
Avelino Konstantine Trilasto
Avelino Konstantine Trilasto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar SMA Kanisius Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Polusi Asap Kendaraan Bermotor : Masalah Lingkungan yang Terus Meluas di Masyarakat

3 Mei 2022   01:56 Diperbarui: 11 Mei 2022   15:19 10820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berjalan kaki dan bersepeda juga harus diprioritaskan jika ingin mencapai tujuan yang lebih dekat, sehingga tidak perlu menggunakan kendaraan bermotor yang menimbulkan gas rumah kaca. Berjalan kaki dan bersepeda tentunya tidak hanya mengurangi emisi gas buang, tetapi juga menyehatkan tubuh. Berjalan kaki dan bersepeda merupakan olahraga yang dapat membakar kalori. Kalori yang terbakar akan menghilangkan lemak dalam tubuh yang berbahaya jika menumpuk didalam tubuh. Bersepeda juga sekaligus akan memperkuat otot betis dan paha yang dapat mempertahankan postur tubuh.

Gas rumah kaca tidak hanya berasal dari asap kendaraan bermotor, tetapi juga dapat datang dari pembakaran sampah. Oleh karena itu, pembakaran sampah harus dihindari untuk menangani pencemaran udara. Pembakaran dapat menghasilkan gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (N2O), dan ammonia (NH3) yang dapat menjadi sumber efek rumah kaca di atmosfer bumi. Pembakaran sampah juga akan mengotori kualitas udara, merusak habitat makhluk hidup, dan mengurangi jarak pandang penglihatan.

Selain itu, penanganan dapat dilakukan dengan melakukan uji emisi gas buang. Uji emisi merupakan upaya pengujian efektivitas pembakaran energi dalam mesin. Uji emisi tentunya bermanfaat bagi lingkungan karena uji emisi dapat mengetahui kadar gas buang dari hasil pembakaran mesin yang berdampak bagi lingkungan. Uji emisi sudah mulai diterapkan oleh pemerintah, salah satunya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 31 tahun 2008. Uji emisi dikategorikan sesuai dengan jenis dan usia dari suatu kendaraan bermotor. Contohnya pada kendaraan bermotor berjenis mobil, mobil yang diproduksi dibawah tahun 2007 wajib memiliki kadar karbon dioksida (CO2) dibawah 3%, sedangkan mobil yang diproduksi diatas tahun 2007 wajib memiliki kadar karbon dioksida (CO2) dibawah 1,5%.

Uji emisi merupakan salah satu upaya yang tepat dalam mencegah peningkatan pencemaran udara. Melalui uji emisi, kendaraan dapat ditentukan layak tidaknya beroperasi di jalanan sesuai dengan kadar gas buang yang dihasilkan. Kendaraan yang melebihi batas kadar gas buang akan dilakukan perbaikan sehingga tidak menyebabkan polusi udara yang terlalu parah. Oleh karena itu, semua masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor harus menjaga kesehatan mesin mereka agar tidak menimbulkan kerusakan mesin yang justru dapat membahayakan lingkungan.

Tidak hanya uji emisi, Catalytic converter (Pengubah katalitik) mampu mengurangi emisi gas buang dari kendaraan bermotor. Catalytic converter akan mengubah senyawa-senyawa seperti s karbon monoksida (CO), hidrokarbon tidak terbakar (unburned hydrocarbons), dan oksida nitrogen (NxOy). Ketiga senyawa ini memiliki dampak yang sangat berbahaya jika dilepas bebas ke atmosfer. Melalui catalytic converter, senyawa akan diubah menjadi karbon dioksida (CO2) dan senyawa lainnya yang efek bagi lingkungan lebih kecil dibandingkan ketiga senyawa sebelum diubah. Catalytic converter tidak terdapat di semua jenis kendaraan bermotor. Oleh karena itu, penerapan alat catalytic converter dalam sistem pembuangan kendaraan menjadi bagian penting dalam upaya menjaga kualitas udara di bumi.

Menanam pohon juga merupakan solusi untuk menangani pencemaran udara yang terus meningkat saat ini. Pohon yang terus ditanam akan menghasilkan oksigen yang bermanfaat untuk pernafasan makhluk hidup. Penanaman pohon juga dapat membentuk  ekosistem baru bagi komponen biotik maupun abiotik yang berhabitat di pohon. Tidak hanya itu, pohon mampu mengurangi pencemaran udara dari gas rumah kaca. Gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) yang berada di atomsfer akan diserap oleh tumbuhan, kemudian tumbuhan akan melakukan proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen. 

Tentunya semua kalangan masyarakat mengambil peran penting dalam penanganan pencemaran udara. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan harus bersikap tegas, seperti memberikan sanksi bagi masyarakat yang terbukti merusak lingkungan. Generasi muda juga menjadi bagian penting dalam gerakan penanganan pencemaran udara. Teknologi yang semakin berkembang seiring berjalannya waktu membuat informasi dapat disebar dengan cepat ke masyarakat. Namun, informasi yang disebar baiknya benar dan bermanfaat. Salah satunya adalah dengan memberikan ajakan kepada masyarakat pengguna media sosial untuk melakukan aksi nyata dalam menangani pencemaran udara melalui video, foto, maupun poster yang dapat menjadi sarana di media sosial.

KESIMPULAN 

Pencemaran udara merupakan jenis pencemaran yang berdampak terhadap kualitas udara di bumi. Berdasarkan studi dan penelitian, pencemaran ini dapat datang dari berbagai sumber, salah satunya dengan gas rumah kaca yang berasal dari kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor saat ini semakin banyak digunakan di kalangan masyarakat seiring berjalanya waktu. Namun, kendaraan bermotor justru dapat menimbulkan gas yang berbahaya bagi lingkungan seperti kelebihan kadar karbon dioksida. Gas ini akan berdampak bagi manusia, tumbuhan, maupun binatang. Gas buang kendaraan juga dapat menjadi sumber dari efek rumah kaca yang dapat menyebabkan pemanasan global. 

Pemanasan global akan menaikkan suhu bumi yang dapat menyebabkan kekeringan, kehilangan habitat bagi makhluk hidup, bahkan kematian bagi makhluk hidup yang tidak mampu menahan suhu terlalu panas. Pencemaran udara semakin banyak terjadi di bumi. Jika terus dibiarkan, maka bumi yang kita tinggali akan semakin rusak dan makhluk hidup tidak mampu berhabitat dan beraktivitas dengan baik. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran untuk melakukan penanganan pencemaran udara. Semua lapisan masyarakat dari pemerintah sampai warga sipil harus sadar betapa pentingnya menangani pencemaran udara. 

Kesadaran tersebut harus dilanjutkan dengan melaksanakan tindakan konkrit untuk menjaga lingkungan, dari cara sederhana sampai cara yang kompleks. Dengan gerakan serentak dan konsisten yang dilakukan masyarakat, maka pencemaran udara dapat mengalami penurunan, meskipun tidak dapat seutuhnya dihilangkan. Kita semua yang masih hidup saat ini harus mempergunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk memulihkan bumi. Anugerah akal budi dan kecerdasan yang diberikan Tuhan harus digunakan untuk melakukan aksi nyata menangani pencemaran udara agar bumi yang kita tinggali ini layak dihidupi oleh anak cucu di masa depan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Husnul. 2020. “Penyebab Hujan Asam dan Dampaknya bagi Kehidupan, Bisa Rusak Lingkungan”. hot.liputan6.com. Diakses 2 Mei 2022, 16.28 WIB. (https://hot.liputan6.com/read/4434934/penyebab-hujan-asam-dan-dampaknya-bagi-kehidupan-bisa-rusak-lingkungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun