Mohon tunggu...
Avelino Konstantine Trilasto
Avelino Konstantine Trilasto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar SMA Kanisius Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Polusi Asap Kendaraan Bermotor : Masalah Lingkungan yang Terus Meluas di Masyarakat

3 Mei 2022   01:56 Diperbarui: 11 Mei 2022   15:19 10820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat karbon dioksida masuk kedalam paru-paru, karbon dioksida akan larut dalam air membentuk asam karbonat sehingga darah menjadi asam. Darah akan mengalir ke seluruh tubuh dan karbon dioksida akan menurunkan pH darah. Darah yang terlalu asam akan mengganggu metabolisme tubuh, seperti beresiko kejang, otot berkedut, asma, kerusakan otak, bahkan kematian. Selain itu, darah juga akan sulit mengikat oksigen karena banyaknya karbon dioksida akan justru dibawa oleh darah ke seluruh tubuh.

Polusi dari asap kendaraan bermotor juga dapat meningkatkan pemanasan global. Pemanasan global merupakan fenomena peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi. Saat ini, pemanasan global terus terjadi dan meningkat setiap tahunnya. Suhu rata-rata permukaan di bumi meningkat 1,5 derajat celcius sejak akhir abad 19. Suhu ini akan meningkat setiap tahunnya apabila faktor pemanasan global tidak diminimalisir secepatnya, salah satunya adalah efek rumah kaca. 

Asap kendaraan bermotor mengandung gas karbon dioksida(CO2) yang dilepas ke udara. Karbon dioksida (CO2) merupakan salah satu gas rumah kaca dan gas rumah kaca terdiri dari berbagai senyawa gas seperti metana (CH4), karbon dioksida(CO2), klorofluorokarbon (CFC), dan gas lainnya. Dengan tingginya kadar karbon dioksida (CO2), maka akan efek rumah kaca akan semakin besar. Saat panas matahari mencapai atmosfer bumi, sebagian panas akan dipantulkan kembali ke angkasa. Panas matahari lainnya akan diserap bumi untuk menghangatkan suhu bumi. Kemudian, panas yang dipantulkan bumi akan terjebak di atmosfer karena gas rumah kaca di atmosfer yang menyerap panas. 

Tidak hanya dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, gas rumah kaca juga dapat berasal dari aktivitas industri dan pembakaran sampah. Terlebih lagi, World Research Institute mencatat bahwa Indonesia menempati posisi ke-8 dunia dari 10 negara penyumbang gas rumah kaca terbesar. Tercatat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan Indonesia sebesar 965,3 ton CO2 atau setara dengan 2 persen emisi dunia. Hal ini akan membuat suhu bumi meningkat yang menyebabkan terjadinya global warming (pemanasan global). Es padat di kutub utara maupun selatan akan mencair yang dapat menyebabkan makhluk hidup di kutub kehilangan habitat, terjadinya perubahan iklim, penipisan lapisan ozon. Penipisan lapisan ozon akan membuat sinar ultraviolet matahari langsung mengenai permukaan kulit tubuh dan dapat menyebabkan luka bakar bahkan kanker kulit.

Mencairnya es di kutub juga dapat menaikkan permukaan air laut, permukaan air laut yang tinggi dapat memicu tsunami dan menenggelamkan daratan di bumi. Ekosistem biotik dan abiotik juga akan terganggu karena suhu bumi yang terlalu panas, tumbuhan akan sulit melakukan fotosintesis, dan makhluk hidup dapat mati karena tidak mampu menahan panas dan kekeringan. 

Asap kendaraan bermotor juga dapat menyebabkan timbulnya hujan asam di bumi. Hujan asam disebabkan oleh belerang yang merupakan bagian dari bahan bakar minyak kendaraan bermotor, serta nitrogen (N2) di udara yang bereaksi dengan oksigen (O2) membentuk sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NxOy). Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer bumi dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat (H2SO4) yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Hujan yang bersifat terlalu asam dapat menyebabkan penyakit asma pada manusia dan menyebabkan tanah menjadi asam yang dapat menghambat pertumbuhan akar tanaman.

PENANGANAN TERHADAP PENCEMARAN

Setiap masalah memiliki solusi. Dengan tindakan nyata yang dilakukan secara tepat, dapat menangani masalah yang terjadi. Pencemaran udara yang terjadi saat ini tentu dapat diminimalisir dan dicegah jika ada kesadaran untuk peduli terhadap lingkungan. 

Penanganan dapat dilakukan dengan penerapan kendaraan listrik di masyarakat. Saat ini, masyarakat masih sangat terpaku terhadap penggunaan kendaraan bermotor, dibuktikan dengan jumlah kendaraan bermotor yang terdapat di Indonesia pada tahun 2021 menembus angka lebih dari 143 juta unit kendaraan. Namun, banyaknya kendaraan bermotor dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan karena gas-gas beracun yang dihasilkan dalam sistem pembuangan asap kendaraan bermotor. Kendaraan listrik merupakan salah satu solusi tepat untuk menggantikan posisi kendaraan bermotor yang sangat dominan di masyarakat saat ini. 

Kendaraan listrik adalah kendaraan yang beroperasi dengan motor listrik yang bersumber dari  baterai. Motor listrik tidak akan menghasilkan emisi gas buang seperti kendaraan bermotor. Baterai yang terdapat pada mobil listrik akan memberikan energi listrik ke motor listrik. Kemudian, motor listrik akan melakukan konversi energi listrik menjadi energi mekanik berupa rotasi. Putaran/rotasi dari motor listrik kemudian memutar transmisi yang berfungsi untuk menggerakan roda mobil. Di pasar perdagangan dunia, sebanyak 6,6 juta mobil listrik telah terjual pada tahun 2021.

 Angka ini merupakan dua kali lipat dari jumlah penjualan di tahun sebelumnya, sedangkan di Indonesia penjualan mobil listrik telah mencapai angka sekitar 16 ribu unit sampai Maret 2022. Data tersebut menjadi tanda bahwa penjualan mobil listrik terus meningkat seiring semakin meluasnya variasi kendaraan listrik seperti Tesla Model 3, Hyundai Ioniq, dan Volkswagen e-Golf. Dengan kesadaran masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik, maka akan mengurangi emisi gas yang menjadi sumber dari efek rumah kaca. 

Penanganan juga dapat dilakukan dengan menggunakan transportasi umum. Transportasi umum merupakan fasilitas umum yang digunakan untuk mengangkut penumpang bahkan sampai jumlah banyak. Dengan gerakan masyarakat yang menggunakan transportasi umum, maka jumlah kendaraan bermotor yang melintas di jalanan akan menurun. Dengan jumlah kendaraan bermotor yang berkurang, maka akan mengurangi emisi gas buang yang berbahaya bagi lingkungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun