Mohon tunggu...
Money

Bukan Modal Besar, Inilah Kunci Sukses Membangun UMKM

17 Januari 2018   11:19 Diperbarui: 17 Januari 2018   11:29 1786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika ditanya mengenai faktor terpenting dalam pengembangan bisnis, para pelaku usaha umumnya mengesampingkan faktor-faktor seperti pengetahuan dan keterampilan, inovasi produk, pemasaran dan iklim usaha. Sumber daya permodalan adalah alasan klasik yang dianggap sebagai faktor utama penentu baik buruknya perkembangan usaha.

Untuk melihat realita mengenai faktor-faktor pendukung perkembangan usaha kecil, Majalah Martani berkesempatan untuk mewawancarai Dra. Siti Munfaqiroh, M.Si, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Malangkucecwara. Ditemui di sela kesibukannya sebagai pemateri kelas Pengolahan Hasil Pertanian Program PADI Desa Jarangan, Kamis (14/12/2017), Siti Munfaqiroh membagikan tips dalam memulai usaha pengolahan pangan.

Ia menyatakan bahwa modal bukan faktor terpenting dalam pengembangan usaha. Menurutnya, inovasi dan pemasaran-lah yang harus menjadi perhatian utama.

Ngomong-ngomong soal upaya pengembangan produksi berbasis komoditas unggulan desa, mohon berikan satu kata kunci yang harus dipegang teguh?

Inovasi!

Kenapa inovasi anda anggap sebagai hal terpenting?

Di era modern yang serba digital ini, inovasi perlu agar kita tidak ketinggalan dengan yang lain. Supaya produk kita berbeda dengan sebelumnya, supaya menarik dan biasanya dilakukan secara terencana dan punya tujuan.

Inovasi seperti apa yang Anda maksudkan?

Inovasi itu adalah proses pemanfaatan dan pengembangan. Jadi, potensi lokal yang sudah ada, itu yang dimanfaatkan, dikembangkan atau diperbarui. Inovasi juga berarti menciptakan hal-hal yang baru, yang berbeda dengan sebelumnya.

Jadi sebenarnya apa yang perlu diinovasikan itu?

Boleh caranya, boleh prosesnya, teknologi baru, bahan baku atau hanya sekadar pengemasan saja.

Jadi, yang anda maksudkan dengan inovasi adalah cara pandang pelaku usaha yang dinamis dan melakukan perubahan siring perkembangan zaman?

Ya, begitu secara konsep.

Lantas, bagaimana cara untuk memulai berinovasi?

Menggali ide dan gagasan sendiri.

Kalau idenya orang lain bagaimana?

Tidak masalah. Kita hanya perlu mencocokkan dengan ide kita sendiri. Amati, tiru baru lakukan inovasi.

Prasyarat apa yang akan mendukung berjalannya inovasi produksi?

Pertama, keinginan yang kuat dari warga masyarakat dan para pengambil keputusan, termasuk tokoh-tokoh penting seperti tokoh agama dan tokoh masyarakat. Tokoh-tokohnya bagus dan mendukung, masyarakatnya punya kemauan untuk maju, saya yakin itu bisa mendorong terjadinya inovasi.

Kedua, ada potensi unggulan desa yang layak dikembangkan. Saya yakin setiap desa punya potensi unggulan. Tinggal masyarakat menyadari atau tidak bahwa desanya punya potensi. Jadi dalam hal ini perlu jeli melihat hal-hal sederhana yang ada di lingkungan sekitar, hasil pertanian perkebunannya, hasil laut dan sosial budayanya juga. Semua itu adalah potensi.

Ketiga, sikap terbuka, mau berkerja sama dan berjejaring. Maksudnya ramah dan tanggap ketika berkomunikasi dengan siapa pun. Pemerintah desa dan masyarakat harus memanfaatkan kenalan dan jaringan untuk kemajuan bersama. Sekarang ini banyak program yang bisa diakses, program pemerintah, swasta atau LSM bisa dimanfaatkan untuk memajukan desa. Setelah berhasil mendapatkan program, tentu harus dijalani secara serius. Ketika masyarakat (peserta program) tidak serius, sering bolos, tentu jaringan kita akan pergi dan memilih untuk membina desa lain.

Sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang telah banyak malang melintang mendampingi UMKM, mohon bagikan kunci produk makanan yang akan sukses di pasaran?

Pertama, tentu rasanya yang enak. Kita harus bisa memproduksi makanan yang menimbulkan permintaan kembali atau kecanduan, ojok sing ngapokno (jangan makanan yang membuat kapok).

Indikator makanan enak itu yang bagaimana?

Caranya sederhana, suguhkan makanan dalam stoples. Minta orang lain untuk mencicipi. Setelah mencicipi, jangan tanyakan pendapatnya mengenai rasa makanan itu. Cukup amati saja ekspresinya. Jika dia mengambil lagi, berarti makanan itu enak.

Selain rasa, makanan apa yang akan sukses dan laku di pasaran?

Kedua, adalah sehat. Jika tidak sehat, tentu produk Anda tidak akan laku. Sekali dua kali orang membeli, setelah tahu dampak buruknya bagi kesehatan lantas kapok.

Kemasan dan tampilan sangat penting. Selain enak dan sehat, keindahan jangan sampai ditinggalkan. Jika dilihat bagus, pantas untuk hadiah dan oleh-oleh. Misalnya kerupuknya enak, tapi kemasannya jelek dan mudah rusak jadi kerupukeayem (melempem). Tidak masalah harganya sedikit meningkat, tapi jadi lebih bagus tampilannya dan makanannya punya ketahanan.

Selain itu prinsip lainnya adalah harga yang cukup terjangkau, punya keunikan dan ciri khas dan legal atau punya izin usaha. Ketika mengambil keputusan untuk membeli, seorang customer akan mempertimbangkan masa kedaluarsa dan legalitas usaha. Untuk produk makanan dari UMKM, izin P-IRT harus dimiliki.

Mengenai promosi, apa saran anda untuk pelaku UMKM yang baru menapaki bisnis makanan?

Harus ada media informasi. Harus diidentifikasi kira-kira produk kita bisa dikenali oleh orang luar melalui media apa saja. Ada Facebook, Instagram atau website. Atau melalui promosi konvensional dengan menitipkan barang ke toko-toko. "Titip pak, ini nomor telepon saya. Kalau ada yang mau pesan bisa langsung telepon". Kita harus menjaga hubungan baik dengan banyak orang.

Media promosi bisa apa saja asalkan kita harus meresapi dan menerapkan perilaku sebagai pemasar. Ketika bertemu dengan siapa pun, kita harus membicarakan produk kita. Ketika mendapat undangan untuk acara-acara pameran produk atau pelatihan produk, kita harus segera merespon. Peluang semacam itu sangat baik untuk mengembangkan kemampuan dan memperluas jaringan pemasaran. Zaman sekarang itu yang penting adalah eksis. Berani tampil dalam kesempatan apapun.

Salah satu teknik promosi misalnya begini. Barang yang biasanya dijual satuan, sekarang dijual dalam bentuk paket yang berisi 3 atau 4 biji. Ditata berjajar 3 atau 4 ditambah pita atau kemasan paket, kemudian harganya dikurangi. Jadi kita mengajak customer untuk langsung membeli dalam jumlah banyak.

Untuk sebuah desa dengan produk yang melimpah, seperti Desa Jarangan dengan beragam produk hasil laut ini, bagaimana saran Anda untuk memperkuat seluruh produk di desa ini?

Jadikan icon dan di-branding. Semua produk harus mencantumkan nama Jarangan. Dan semua harus bahu membahu untuk mempublikasikan bahwa inilah produk unggulan desa Jarangan. Jadi kalau disebut nama Jarangan, akan muncul di ingatan publik bahwa ada produk terasi, bandeng, udang, kerupuk dan sebagainya.

Jika itu yang dilakukan, lantas bagaimana dengan persaingan bisnis antar pelaku usaha dalam satu desa?

Banyak pengusaha yang belum visioner. Mereka punya ketakutan dan khawatir disalip oleh sesama pelaku usaha. Karenanya mereka takut jika temannya maju. Jawabannya begini, yang mengatur rezeki itu Tuhan. Semua orang punya takarannya masing-masing. Tidak perlu takut dengan persaingan usaha.

Ilustrasinya begini, sekarang pemerintah bahkan menggalakkan program one village one product (OVOP). Di Gedangan Sidoarjo ada sebuah desa yang hampir seluruh masyarakatnya punya usaha sablon semua. Di Sudimoro, Tulangan, Sidoarjo, sejauh mata memandang, masyarakatnya memproduksi kasur semua. Bahkan pabrik-pabrik kasur terkenal memesan kasur dari daerah tersebut. Di Sanan, Kota Malang, semua orang membuat keripik tempe.

Kenapa yang bekerjasama bisa eksis bertahun-tahun. Ibaratnya begini, jika kita teriak-teriak mempromosikan sendiri, tidak ada orang yang mendengarkan. Tapi jika semua orang berteriak dan mempromosikan, pasti banyak yang memperhatikan. Ketika semua orang kompak, secara bersama-sama para produsen juga bisa mengatur harga sesuai kesepakatan.

Jadi semakin banyak membantu, bahu membahu akan semakin baik secara kelompok maupun secara individu ya Bu?

Betul. Semakin banyak kita menolong maka akan semakin bertambah rezeki kita. Saya punya binaan UMKM, nama orangnya Pak Kris. Melalui usahanya, dia mengajari tetangganya untuk membuat produk kripik buah, produk yang sama dengan miliknya. Dengan begitu, ketika perusahaannya tidak bisa memenuhi permintaan ketika sedang banyak pesanan, ia bisa langsung memesan kepada tetangganya. Tahun ini produk dengan merek So Kressh miliknya mulai masuk pasar di Cina. [Nasrun]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun