"Andaikan aku lahir seratus tahun lebih cepat, aku ingin memeluk pohon berdaun hijau yang ada di halaman rumahku."~Yuna.
"Belakangan ini hujan semakin sering turun, diperkirakan bumi akan sepenuhnya tenggelam dalam kurun waktu tiga bulan. Pemerintah mulai mempercepat perpindahan masyarakat ke ...."
Berita di televisi pun terputus karena Ibu Yuna mematikan televisinya.
"Yuna, temanmu datang!" ujar seorang wanita berusia hampir empat puluh tahun itu dari balik pintu.
"I-iya, Bu," jawab seorang gadis yang sedang bercermin di dalam kamarnya.
Setelah merasa sudah rapi gadis berusia tujuh belas tahun itu pun keluar dari kamarnya. Tidak lupa dia mengambil tas ransel berisi buku-buku pelajaran. Gadis yang dipanggil Yuna itu pun menghampiri ibunya yang berada di meja makan, lebih tepatnya dia menghampiri makanan yang ada di meja makan untuk sarapan.
"Bu, sekali-kali buat ikan bakar, dong! Aku bosan makan sup ikan terus," ujar Yuna memasang ekspresi cemberut.
Di atas meja makan di hadapan Yuna hanya ada dua mangkuk sup ikan, jika Yuna membuka kulkas pun pasti hanya akan ada ikan di sana. Terkadang Yuna ingin sekali kembali ke seratus tahun lalu sebelum Yuna lahir. Tahun di mana bumi masih memiliki daratan untuk berpijak.
"Belakangan ini sering hujan, Ibu tidak bisa membakar ikan di dalam apartemen kecil ini," jawab Ibunya.
"Iya-iya Bu, Yuna paham. Rasanya rindu sekali makan ikan bakar," sahut Yuna lagi setelah menyuap sesendok.