Mohon tunggu...
Avanda PutriDamayanti
Avanda PutriDamayanti Mohon Tunggu... Animator - mahasiswa

saya memiliki hobi membaca seperti cerita fiksi dan mendengarkan musik terutama musik kpop

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sistem Pendidikan di Indonesia Saat Ini

5 Februari 2024   22:43 Diperbarui: 5 Februari 2024   23:00 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA SAAT INI

Indonesia's current education system

Avanda Putri Damayanti

1Program Studi Pendidikan Biologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Muhammadiyah Jember

*Email: avandadamayanti27@gmail.com

ABSTRAK

 Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana sistem pendidikan di Indonesia. Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Banyak orang yang beranggapan bahwa suatu keberhasilan atau kegagalan yang dialami oleh seseorang tergantung kepada apa yang didapatkannya selama di sekolah. Mereka tidak tau bahwa pendidikan tidak hanya persekolahan tapi banyak sekali faktor yang dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan dari seseorang salah satunya adalah kerjasama antar faktor-faktor pendidikan itu. Di Indonesia sistem pendidikannya di dasarkan pada sistem pendidikan nasional, namun banyak sekali terdapat kesenjangan antara tujuan dan kenyataannya. Hal ini diakibatkan dari kurangnya kerjasama komponen pendidikan dan kelemahan manajemen serta dukungan dari pemerintah dan masyarakat masih sangat rendah.

Kata Kunci : sistem pendidikan, komponen pendidikan, faktor pendidikan

ABSTRACT

   This article aims to describe the education system in Indonesia. Education is a system consisting of several components that are interconnected with each other. Many people think that a person's success or failure depends on what they get while at school. They don't know that education is not just school but there are many factors that can determine a person's success or failure, one of which is cooperation between educational factors. In Indonesia the education system is based on the national education system, but there are many gaps between goals and reality. This is the result of a lack of cooperation in educational components and management weaknesses and support from the government and society is still very low.

Keywords: education system, educational components, educational factors

 

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha untuk memanusiakan manusia, pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Oleh sebab itu manusia tidak dapat terlepas dari lingkungannya ini lah yang menyebabkan kenapa manusia sangat berkaitan erat dengan lingkungan. Salah satu cara untuk memperoleh gambaran yang lebih mantap tentang pendidikan adalah menggunakan pendekatan sisitem. Tujuan dari pendekatan dsistem dalam pendidikan sendiri ialah untuk memaksimalkan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Sistem merupakan suatu totalitas yang terpadu dari semua elemen dan semua kegiatan saling berkaitan satu sama lain secara fungsional agar dapat mencapai tujuan. Maksud dari pendidikan sebagai suatu sistem adalah pendidikan sendiri terdiri dari elemen-elemen atau unsur-unsur pendididkan yang dalam kegiatannya saling terkait secara fungsional, sehingga merupakan satu kesatuan yang terpadu dan diharapkan dapay mencapai tujuan.

Gambaran Umum Sistem Pendidikan di Indonesia

Sistem pendidikan di Indonesia masih menganut Sistem Pendidikan Nasional secara keseluruhan dapat dilihat dari berbagai aspek seperti :

1. Pengelolaan

Sistem pendidikan dikelola secara sentralistik dan berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia, yang mana semua komponen pendidikan dan proses pendidikannya diatur oleh pemerintah pusat dan berlaku untuk semua sekolah di ndonesia termasuk sekolah yang di pelosok tanah air. Disamping itu ada juga sistem pendidikan yang dikelola oleh masyarakat seperti sekolah swasta.

Menurut (Munirah, 2015)sistem pendidikan berorientasi kepada kepentingan dan bukan untuk kepentingan anak didik, pasar dan pengguna jasa pendidikan atau masyarakat dengan dalih, bahwa strategi pendidikan nasional adalah untuk membekali generasi muda agar mampu membawa bangsa dan negeri ini cepat sejajar dengan bangsa dan negara lain yang lebih maju. Namun pada kenyataannya hasilnya tidak diperoleh tidak sesuai dengan apa yang di cita-citakan, keahlian dan penguasaan IPTEK yang diperoleh setelah lulus dari sekolah hanya digunakan untuk semata-mata mencari uang bukan untuk menjadikan diri sebagai ilmuan yang peduli dengan nilai kemanusiaan, bangsa dan negara.

 2. Peran pemerintah dan masyarakat

Pemerintah merupakan pihak yang mengendalikan dan mengelola sistem pendidikan secara nasional walaupun pada hakikatnya dalam undang-undang masyarakatlah yang memiliki kesempatan yang luas untuk menyelenggarakan pendidikan agar mencapai tujuan namun pada akhirnya pemerintah yang menyelenggarakannya. Pemerintah bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan baik itu yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat sendiri.

3. Dana

Dana merupakan salah satu syarat yang dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan dari suatu pendidikan. Dalam penyelenggaraan pendidikan dana sangat dibutuhkan demi kemajuan suatu pendidikan. Masalah yang sering dihadapi oleh pendidikan nasional dalam memperoleh dan menggunakan anggaran pendidikan adalah banyaknya instansi atau departemen pemerintah yang terlibat lengkap dengan kewenangannya masing-masing.

4. Materi

Orientasi penyusunan materi diarahkan untuk memenuhi kepentingan pemerintah agar target pembangunan dapat mengejar pertumbuhan yang telah ditetapkan. Padahal sebenarnya dalam globalisasi menuntut agar materi ajar diorientasikan demi kepentingan anak didikdan sesuai pembangunan IPTEK. Kurikulum yang diberikan sering berubah-ubah dan tidak konsisten sehingga peserta didik dan pendidik susah untuk menyesuaikan diri.

Sistem Pendidikan yang di Anut di Indonesia

Indonesia sekarang menganut sistem pendidikan nasional. Namun, sistem pendidikan nasional masih belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ada beberapa sistem di Indonesia yang telah dilaksanakan, di antaranya:

  • Sistem Pendidikan Indonesia yang berorientasi pada nilai.
  • Sistem pendidikan ini telah diterapkan sejak sekolah dasar. Disini peserta didik diberi pengajaran kejujuran, tenggang rasa, kedisiplinan, dsb. Nilai ini disampaikan melalui pelajaran Pkn, bahkan nilai ini juga disampaikan di tingkat pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
  • Indonesia menganut sistem pendidikan terbuka.
  • Menurut sistem pendidikan ini, peserta didik di tuntut untuk dapat bersaing dengan teman, berfikir kreatif dan inovatif
  • Sistem pendidikan beragam.
  • Di Indonesia terdiri dari beragam suku, bahasa, daerah, budaya, dll. Serta pendidikan Indonesia yang terdiri dari pendidikan formal, non-formal dan informal.
  • Sistem pendidikan yang efisien dalam pengelolaan waktu.
  • Di dalam KBM, waktu di atur sedemikian rupa agar peserta didik tidak merasa terbebani dengan materi pelajaran yang disampaikan karena waktunya terlalu singkat atau sebaliknya.
  • Sistem pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan zaman.
  • Dalam sistem ini, bangsa Indonesia harus menyesuaikan kurikulum dengan keadaan saat ini. Oleh karena itu, kurikulum di Indonesia sering mengalami perubahan / pergantian dari waktu ke waktu, hingga sekarang Indonesia menggunakan kurikulum KTSP.

 

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini

Kualitas pendidikan di Indonesia masih menjadi perhatian. Hal ini terlihat dari banyaknya kendala yang mempengaruhi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Sarana pembelajaran juga turut menjadi faktor semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Namun, bagi penduduk di daerah terbelakang tersebut, yang terpenting adalah ilmu terapan yang benar-benar dipakai buat hidup dan kerja. Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak belajar secara normal seperti kebanyakan siswa pada umumnya, antara lain guru dan sekolah.

 Sehingga perlu diteliti dan dicermati agar kelak bangsa Indonesia dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan lancar dan dapat bersaing di Era Globalisasi.

 

Penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia

Yang menjadi  penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia secara umum, yaitu:

  • Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
  • Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.
  • Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
  • Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih 'murah'. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat meraih standar hasil yang telah disepakati.
  • Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.
  • Standardisasi Pendidikan Di Indonesia
  • Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar dan kompetensi dalam pendidikan formal maupun informal terlihat hanya keranjingan terhadap standar dan kompetensi. Kualitas pendidikan diukur oleh standard dan kompetensi di dalam berbagai versi, demikian pula sehingga dibentuk badan-badan baru untuk melaksanakan standardisasi dan kompetensi tersebut seperti Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP).
  • Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaimana agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak perduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, yang terpentinga adalah memenuhi nilai di atas standar saja.
  • Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
  • Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
  • Data Balitbang Depdiknas (2003) menyebutkan untuk satuan SD terdapat 146.052 lembaga yang menampung 25.918.898 siswa serta memiliki 865.258 ruang kelas. Dari seluruh ruang kelas tersebut sebanyak 364.440 atau 42,12% berkondisi baik, 299.581 atau 34,62% mengalami kerusakan ringan dan sebanyak 201.237 atau 23,26% mengalami kerusakan berat. Kalau kondisi MI diperhitungkan angka kerusakannya lebih tinggi karena kondisi MI lebih buruk daripada SD pada umumnya. Keadaan ini juga terjadi di SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK meskipun dengan persentase yang tidak sama.
  • Rendahnya Kualitas Guru / Pengajar
  • Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.
  • Rendahnya Kesejahteraan Guru
  • Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia.
  • Rendahnya Prestasi Siswa
  • Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan.
  • Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
  • Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama tahun 2000 menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia SD pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian APM ini termasuk kategori tinggi. Angka Partisipasi Murni Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu 54, 8% (9,4 juta siswa). Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
  • Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
  • Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka pengangguran terbuka yang dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%, Diploma/S0 sebesar 27,5% dan PT sebesar 36,6%, sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan kesempatan kerja cukup tinggi untuk masing-masing tingkat pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan 15,07%. Menurut data Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.
  • Mahalnya Biaya Pendidikan

Solusi dari Permasalahan-permasalahan Pendidikan di Indonesia

Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, secara garis besar ada dua solusi yang dapat diberikan yaitu:

Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.

Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa dengan peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.

Perbandingan Sistem Pendidikan di Indonesia dengan Sistem Pendidikan di Singapura

Wajib pendidikan di Singapura berlangsung selama sepuluh tahun, walaupun untuk meneruskan pendidikan universitas di Singapura dibutuhkan 13 tahun pendidikan dasar. Sekolah dasar dan sekolah menengah berlangsung selama 10 tahun. Di akhir kelas 10, siswa akan menghadapi ujian GCE O-Level atau GCE N-Level. Siswa dapat menyelesaikan pendidikan di Junior College, mendapatkan gelar dan sertifikar diploma di salah satu Polytechnics, atau meninggalkan sekolah dan mulai bekerja. Pre-University akan berlangsung selama 3 tahun - dimana siswa mempersiapkan GCE A-Level. Setelah menyelesaikan GCE A-Level, siswa akan mengambil kuliah di salah satu universitas di Singapura. Gelar sarjana akan diraih setelah tiga sampai dengan lima tahun. Pilihan jurusan adalah Teknik, Kedokteran Gigi, Hukum, Pembangunan, Musik, dan Arsitektur ataupun Kedokteran. Minimal persyaratan bahasa Inggris adalah IELTS 6.0. Gelar Master di Singapura bisa didapatkan setelah menyelesaikan satu sampai dengan tiga tahun. Minimal persyaratan bahasa Inggris adalah IELTS 6.5.[1] 

 Jenjang pendidikan di Singapura:

  • Kindergartens ( Taman Kanak-kanak )
  • Sekolah dengan program masa pendidikan 3 tahun untuk anak-anak mulai umur 4 hingga 6 tahun. Program pendidikan 3 tahun ini terdiri dari Nursery, Kindergarten 1 dan 2
  • Primary Education ( Sekolah Dasar )
  • Ini adalah program sekolah wajib di Singapura dengan masa tempuh pendidikan selama 6 tahun yang terdiri dari 4 tahun pendidikan dasar dari kelas 1 hingga 4 dan dilanjutkan dengan 2 tahun masa orientasi mulai kelas 5 hingga 6
  • Secondary Education ( SMP + SMA )
  • Program pendidikan kursus dengan masa tempuh 4-5 tahun di khususkan pada beberapa pilihan Special, Express, Normal (Academic) atau Normal (Technical), sesuai dengan hasil yang mereka dapatkan pada saat ujian akhir nasional (PSLE). Kurikulum yang berbeda didesain untuk para siswa sesuai dengan kemampuan belajar dan juga minat dari pribadi para siswa tersebut.
  • Pre-University Education (Pendidikan Pra-Universitas
  • Ini adalah program pendidikan 2 tahun untuk mempersiapkan para siswa untuk menempuh ujian GCE 'A' Levels. Tergantung dari jurusan yang mereka tempuh dan nilai akhir, para siswa yang lulus bisa melanjutkan pendidikan mereka ke level Universitas di Universitas Lokal Singapura.
  • Polytechnics (Politeknik)
  • Institusi ini dibentuk dengan misi untuk melatih para profesional level menengah untuk mendukung pembangunan ekonomi dan teknologi di Singapura. Memberikan banyak pilihan jurusan kepada para siswanya, politeknik ditujukan untuk melatih para siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan minat dan keahlian mereka masing-masing sehingga bisa mendapatkan tempat di dunia kerja kelak setelah lulus nanti.
  • Singapore Universities (Universitas Singapura)
  • Pendidikan Universitas di Singapura memiliki misi untuk mempersiapkan para siswa tidak untuk dunia kerja saat ini tapi untuk mempersiapkan mereka pada saat masuk ke dunia kerja setelah mereka lulus nanti. Singapura memiliki tiga universitas lokal, Nanyang Technological University (NTU), National University of Singapore (NUS) dan Singapore Management University (SMU), semua menawarkan program sarjana yang diakui oleh dunia internasional.[2] 

 

KESIMPULAN

Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan. Masalah-masalah lainya yang menjadi penyebabnya yaitu:

(1). Rendahnya sarana fisik,

(2). Rendahnya kualitas guru,

(3). Rendahnya kesejahteraan guru,

(4). Rendahnya prestasi siswa,

(5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,

(6). Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,

(7). Mahalnya biaya pendidikan.

Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan di atas antara lain dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan, dan meningkatkan kualitas guru serta prestasi siswa

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun