Mohon tunggu...
Auzurra
Auzurra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi saya adalah memasak, traveling, dan mendengarkan musik. Saya adalah orang yang suka bekerja keras, pantang menyerah, selalu berusaha, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal baru, dan sangat suka bersosialisasi serta membantu orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Prestasi Belajar Menurun Karena Putus Cinta? Ini Tips agar Kamu Semangat Lagi

25 Desember 2023   13:25 Diperbarui: 25 Desember 2023   13:32 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu mengalami putus cinta sampai merasa tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas? Kamu merasa tidak ada gunanya lagi untuk melanjutkan hidup.

Patah hati memang dapat berpengaruh besar pada aspek kehidupan seperti perubahan emosi, sikap, perilaku, penyesuaian diri dan sosial. Terutama untuk remaja yang baru mulai mengenal dunia luar, termasuk menjalin hubungan dengan lawan jenis.

Putus cinta lumrah terjadi di kalangan remaja karena risiko jatuh cinta adalah siap untuk patah hati. Namun pada beberapa kasus, hal itu bisa berdampak stress, depresi, bahkan menyakiti diri sendiri untuk mengekspresikan emosinya.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            

Bagaimana putus cinta dapat menyebabkan penurunan pretasi belajar?

Ketika jatuh cinta, remaja merasakan dunia hanya milik berdua. Tetapi saat patah hati, mereka berubah menjadi orang yang paling merasa tersakiti dan seakan-akan dunianya hilang dalam sekejap. Jadi wajar saja mereka akan mengalami kesedihan, kekecewaan yang mendalam, hanya bisa menangis, mengurung diri, kehilangan nafsu makan, merokok, minum minuman keras secara terus menerus, dan banyak lagi kenakalan remaja yang diakukan untuk melampiaskan kemarahannya.

Emosi pada remaja itu masih tidak stabil, sangat berpengaruh dalam penyelesaian masalah yang dihadapi khususnya putus cinta. Untuk beberapa remaja, hal itu adalah permasalahan yang rumit.  Rasa sakit dari patah hati bisa membuat kesulitan berpikir jernih. Pikiran yang kalang kabut membuat konsentrasi belajar remaja terganggu, malas mengerjakan tugas, melupakan kewajibannya sebagai pelajar dan tidak ada semangat dalam menjalani hidup karena pasangan yang dianggap sebagai pemberi semangat itu sudah tidak bersamanya lagi.

Terutama bagi mereka yang memang malas belajar, lalu memiliki kekasih yang selalu mengingatkan atau menemaninya belajar pasti akan sangat terpukul dan kembali lagi ke kebiasaan awal saat ditinggal oleh pasangannya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Murtisari dkk. (2023) hal yang sama juga terjadi yaitu saat salah satu murid SMK yang mereka teliti mengaku bahwa ia menjadikan mantan pacarnya sebagai motivasi belajar di sekolah.

Ada juga penelitian yang menemukan bahwa memikirkan kehilangan kekasih secara terus menerus bisa menurunkan IQ sementara waktu. Tak heran bila sedang patah hati, prestasi seseorang bisa menurun. Seorang remaja atau pelajar yang baru patah hati akan kesulitan berfungsi normal di sekolah atau kampus. Wajar jika merasa dunianya runtuh karena otak dan tubuh sedang bereaksi.

Stop galau! Ayo lakukan hal ini agar kamu bisa bangkit

Tidak mungkin kita merasa terpuruk dan diam saja dalam waktu yang lama kan? Memang diperbolehkan untuk pasrah dan menerima keadaan, namun bukan dengan tidak melakukan apa-apa. Tetap harus berpikir untuk melakukan perubahan diri menjadi lebih baik. Ini dia beberapa hal yang bisa kamu lakukan, yuk kita simak!

1. Selalu berpikir positif 

Kamu boleh menangis, merasa sedih, namun harus sadar juga bahwa dunia akan terus berjalan dan suatu saat hidupmu akan kembali baik-baik saja. Hilangkan pikiran negatif yang menghantui isi kepalamu dan berhenti untuk menyalahkan dirimu sendiri.

2. Meregulasi emosi

Cara yang dapat dilakukan oleh remaja yaitu dapat menahan amarahnya, mendahulukan cara berpikir daripada perasaan agar dapat menemukan solusi permasalahan yang dihadapi (Tyas, 2012). Setelah pikiranmu kembali jernih, kamu bisa mengatur ulang apa saja yang sudah kamu abaikan selama masa patah hati. Bisa dengan membangun kebiasaan-kebiasaan baik seperti memulai lagi untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas atau hal lain yang tertinggal. Hal tesebut juga bisa menjadi pengalihan agar kamu tidak memikirkan hubungan itu lagi.

3. Bercerita dengan orang terdekat

Remaja sangat membutuhkan bantuan dari orang lain karena rendahnya pengalaman dan ilmu kehidupan yang dimiliki. Dukungan dapat diberikan oleh keluarga, saudara, atau teman dekat. Dalam penyelesaian masalah khususnya saat putus cinta, tanpa dukungan sosial, remaja dapat melakukan hal-hal yang dapat merugikan kehidupannya seperti prestasi yang menurun, melakukan kenakalan remaja, hingga bunuh diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun