Etika, sebagaimana yang kita ketahui sangatlah penting bagi seorang manusia, terlepas dari jabatan, pangkat, kekayaan, agama, maupun kepribadian dari masing-masing orang. Etika yang baik dapat membuat seseorang menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan etika yang baik, kita dapat membedakan mana hal yang buruk dan dapat menimbulkan kerusakan bagi kita dan orang lain, dan mana hal yang dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan kita. Tentu, etika sangatlah dekat pada seorang engineer. Pekerjaan seorang engineer sangatlah dekat dengan kemaslahatan orang banyak, sehingga ketika seorang engineer luput dari pemahaman etika profesi, maka hanya akan ada bahaya yang dapat ditimbulkan dari ciptaan engineer tersebut, bahkan dapat sampai menimbulkan kematian.
Apakah Etika itu sendiri? Etika (Yunani Kuno: ethikos, berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita.Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Seorang engineer tidak hanya bekerja sebagai seorang pemecah solusi yang ada pada perusahaan, tetapi juga dapat merancang produk yang dapat memudahkan dan memberikan rasa aman kepada pengguna dalam melakukan aktivitasnya.
Tentu kita bertanya-tanya, pedoman apa yang dapat kita ketahui untuk dapat terus menjaga etika profesi kita dalam bekerja sebagai engineer? Seorang engineer dapat mengetahui semua tentang etika profesi melalui pedoman Engineering Code of Ethics. Engineering Code of Ethics boleh jadi berbeda-beda di setiap negara, maupun di setiap cabang engineering. Kita hanya perlu mengikuti kode etik dari cabang engineering kita. Ada beberapa contoh dari Engineering Code of Ethics, diantaranya: National Society of Professional Engineers (NSPE) Code of Ethics, American Society of Civil Engineers (ASCE) Code of Ethics, dan Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Code of Ethics.
National Society of Professional Engineers Code of Ethics, atau biasa disingkat sebagai NSPE Code of Ethics, meliputi cabang engineering secara general. NSPE Code of Ethics memiliki prinsip yang dapat diaplikasikan kepada semua cabang engineering. NSPE Code of Ethics memiliki enam prinsip dasar yang bertujuan untuk menanamkan etika profesi yang baik kepada seorang engineer. Keenam prinsip tersebut adalah: 1. Seorang engineer harus mengutamakan keamanan, kesehatan, dan keselamatan public. 2. Seorang engineer hanya dapat melakukan pelayanan kepada publik di area yang mereka kuasai. 3. Seorang engineer mengeluarkan pernyataan kepada publik secara objektif dan jujur. 4. Seorang engineer bekerja kepada atasan sebagai agen kebenaran dan dapat dipercaya. 5. Seorang engineer harus menghindari perbuatan atau tindakan yang menipu masyarakat. 6. Seorang engineer harus berperilaku terhormat, bertanggung jawab, beretika, dan sesuai hukum sehingga dapat meningkatkan kehormatan, nama baik, dan manfaat dari profesinya. NSPE Code of Ethics biasa digunakan oleh perusahaan engineering untuk mengajarkan dasar-dasar dari etika profesi kepada engineer-engineer mereka.
Setelah mengetahui dasar-dasar kode etik bagi seluruh cabang engineering, maka terdapat kode etik untuk cabang khusus dari engineering, salah satunya adalah American Society of Civil Engineers Code of Ethics, atau biasa disingkat ASCE merupakan kode etik yang khusus ditujukan kepada engineer teknik sipil. Pada intinya ASCE Code of Ethics mengajarkan hal yang sama dengan NSPE Code of Ethics. ASCE Code of Ethics memiliki empat prinsip utama yang dijabarkan lagi secara mendetail menjadi peran-peran dari seorang engineer bagi masyarakat, lingkungan, profesi, klien, maupun rekan sesame engineer. Keempat prinsip utama tersebut adalah: 1. Seorang civil engineer harus menciptakan infrastruktur yang aman, kokoh, dan tahan lama. 2. Seorang civil engineer memperlakukan semua orang dengan hormat, bermartabat, dan keadilan dengan cara yang mendorong kesetaraan partisipasi tanpa memperhatikan pribadi identitas. 3. Seorang civil engineer harus mempertimbangkan kebutuhan yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat. 4. Seorang civil engineer harus memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk meningkatkan kualitas hidup umat manusia.
Sama halnya seperti ASCE Code of Ethics, Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Code of Ethics juga mengajarkan hal yang sama seperti NSPE Code of Ethics hanya saja ditujukan khusus kepada electrical engineer. IEEE Code of Ethics memiliki tiga prinsipi utama bagi electrical engineer untuk dapat menjalankan etika profesi yang baik. Ketiga prinsip tersebut adalah: 1. Seorang electrical engineer harus menegakkan standar integritas yang paling tinggi, memiliki perilaku yang bertanggung jawab dan perilaku etis dalam kegiatan profesional. 2. Seorang electrical engineer harus memperlakukan semua orang secara adil dan dengan hormat, menghindari pelecehan atau diskriminasi, dan menghindari melukai orang lain. 3. Seorang electrical engineer harus berusaha keras untuk memastikan kode ini dipegang teguh oleh rekan kerja dan klien.
Setelah kita mengetahui prinsip yang diperlukan sebagai seorang engineer maka kita harus mengetahui apa yang harus kita lakukan untuk dapat menjaga prinsip tersebut, dan mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh prinsip tersebut. Kita harus dapat mengetahui cara menentukan apakah suatu perbuatan itu salah atau benar. Maka kita harus mengetahui teori-teori etika. teori adalah pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Fungsi teori dan ilmu pengetahuan adalah untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol. Teori etika berfungsi untuk mempersiapkan kita agar dapat mempraktekkan etika profesi dengan benar. Terdapat tiga teori besar yang digunakan dalam teori etika: Teori Utilitarianisme, Teori Deontologi, dan Teori Hak.
Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata Inggris utility yang berarti bermanfaat. Teori utilitarianisme melihat kemanfaatan sesuatu dari sudut kepentingan orang banyak (kepentingan bersama, kepentingan masyarakat). Teori Utilitarianisme dapat diringkas sebagai berikut: a. Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat, tujuan, atau hasilnya). b. Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan. c. Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya. Beberapa kritik yang dilontarkan terhadap paham ini antara lain: a. Sebagaimana paham egoisme, utilitarianisme juga hanya menekankan tujuan/manfaat pada pencapaian kebahagiaan duniawi dan mengabaikan aspek rohani (spiritual). b. Utilitarianisme mengorbankan prinsip keadilan dan hak individu/minoritas demi keuntungan sebagian besar orang (mayoritas).
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Teori ini memiliki keyakinan bahwa sesuatu yang baik berakar dari keberhasilan manusia dalam mengerjakan tugas atau kewajibannya. Teori ini merupakan kebalikan dari Teori Utilitarianisme dimana Teori Utilitarianisme menilai sesuatu dari hasil atau manfaatnya, sedangkan Teori Deontologi menilai sesuatu dari tindakan atau effort-nya. Teori Deontologi dibagi tiga yaitu: a. Rational monism, teori ini menyakini bahwa suatu tindakan dianggap bermoral jika dilakukan dengan sense of duty. b. Traditional deontology, teori ini memiliki dasar religi yang kuat, yaitu menyakini Tuhan dan kesucian hidup. Tugas dan kewajiban moral berpedoman pada perintah Tuhan. c. Intuitionistic pluralis, teori ini tidak memiliki prinsip utama, hanya menyatakan bahwa ada beberapa aturan moral atau kewajiban yang harus diikuti oleh semua manusia.
Teori Hak merupakan teori dimana suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan atau tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia (HAM). Namun para ahli berpendapat bahwa teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi (teori kewajiban) karena hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Hak asasi manusia didasarkan atas beberapa sumber otoritas, yaitu: hak hukum (legal right), hak moral atau kemanusiaan (moral, human right), dan hak kontraktual (contractual right).
Apa yang terjadi jika engineer mengabaikan kode etik dan teori etika dalam menjalankan profesinya? Jawabannya adalah dapat terjadi musibah dan bahaya bagi pengguna dari hasil ciptaan seorang engineer tersebut. Sudah banyak terjadi contoh dimana suatu bangunan atau instalasi listrik terjadi malfungsi yang menyebabkan runtuh atau kebakaran di bangunan tersebut. Salah satu insiden terbesar adalah meledaknya pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl, USSR. Terdapat dua keputusan yang menyebabkan meledaknya power plant tersebut. Pertama adalah keputusan untuk tetap melakukan percobaan walaupun reaktor nuklir sudah mengalami overheat. Dan keputusan kedua adalah dimana penggunaan material grafit yang digunakan untuk menjadi moderator neutron dari reaktor.