Mohon tunggu...
Jack Silaban
Jack Silaban Mohon Tunggu... Freelancer - MAHASISWA

ORANG YANG BIASA SAJA DI LINGKUNGAN LUAR BIASA

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Deepfake Videos sebagai Salah Satu Masalah dalam Jurnalisme Multimedia

26 Oktober 2020   06:47 Diperbarui: 26 Oktober 2020   15:21 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkan anda melihat sebuah video yang tampak nyata tentang suatu kejadian akan tetapi video tersebut ternyata tidak benar?

Video yang semacam itu biasanya disebut sebagai deepfake videos. Video yang terlihat nyata, namun kebenaran aslinya masih dapat dipertanyakan atau video tersebut hanya dibuat-buat menggunakan teknologi Artificial Intelegent (AI) atau software yang memiliki tingkat teknologi yang tinggi.

Ada pula yang dinamakan sebagai cheapfake videos. Video yang di edit dengan software yang tidak terlalu canggih. 

Kepentingan Individu, Kerugian Massal

Tujuan orang dalam membuat deepfake videos bermacam-macam. Untuk tujuan politik, tujuan ketenaran, tujuan uang, dan masih banyak lagi jika ingin di telusuri satu per satu.

Mungkin di Indonesia belum terlalu marak terjadinya deepfake videos yang terungkap sehingga masyarakat menjadi waspada. Namun, di Amerika Serikat hal tersbut sudah mendapat perhatian khusus.

Deepfake videos semakin membaik seiring berkembangnya teknologi dan kemampuan orang dalam menggunakan teknologi tersebut sehingga terkadang menjadi susah untuk membedakan deepfake video dengan video asli. 

Contoh dari Youtube ini membedah bagaimana caranya membedakan video asli dengan deepfake videos. 

Seberapa berbahayanya?

Deepfake video dapat membuat orang seakan-akan ada di suatu tempat. Ia pun dapat membuat presiden berpidato tentang hal-hal yang dapat mengancam negeri ini.

Dengan kencangnya arus informasi, sebuah hasil studi dari Dawes Centre for Future Crime dalam UCL Jill Dando Institute of Security and Crime Science memberikan peringatan bahwa deepfake merupakan A.I yang paling mengerikan.

Bayangkan saja aplikasi tersebut dapat membuat wajah orang serta suaranya, sedangkan hampir semua (terutapa saat masa Work From Home( WFH)) menggunakan kamera dan kadang merekam kegiatan kita.

Pengguna media sosial seperti TikTok pun ketika diretas, dapat kehilangan data yang luarbiasa mahal harganya. 

Hal yang paling membuat ini berbahaya adalah caranya untuk mempengaruhi pribadi seseorang sangat kuat dan sebagian besar orang belum memahami tentang ancaman ini setidaknya di Indonesia. 

Hal ini pun didukung oleh penelitian dari Georgetown University yang mengatakan bahwa tingkat berbahaya dari deepfake video belum mencapai titik maksimumnya yang membuat harus ada aturan tertentu akan hal ini.

Deepfake video belum bisa memberikan dampak terlalu luas kepada dunia walaupun hal tersebut bisa digunakan demi tujuan kebaikan. 

With great power, comes great responsibility

Apa yang dapat kita lakukan?

Video ini berkeliaran diantara video-video yang kebenarannya sudah dapat dipastikan. Masalah sesunggungnya adalah ketika banyak yang mempercayai deepfake video yang tersebar karena tidak mengerti cara untuk melakukan verifikasi data. 

Menurut Daniel Adamson, seorang producer di BBC Africa Eye dalam wawancaranya bersama CBC mengatakan bahwa masyarakat sekarang memiliki krisis kepercayaan.

Menurutnya masyarakat tidak memerlukan verifikasi video yang benar atau yang tidak benar karena media pun dapat bersalah. Bagi Daniel, masyarakat menginginkan cara yang digunakan untuk memverifikasi data dari video tersebut.

Dalam video tersebut Daniel menggunakan aplikasi yang dapat diakses oleh siapa saja untuk menganalisis suatu video yang dikabarkan sebagai deepfake video. 

Ia menggunakan aplikasi yang gratis agar masyarakat pun dapat menganalisis menggunakan aplikasi agar dapat melakukan verifikasi sendiri. 

Namun, teknologi terus berkembang dan software semakin canggih tiap hari. Menipu menggunakan video pun terlihat mudah bagi semua orang. Tidak jarang yang harus turun tangan untuk membuktikan suatu video adalah teknologi juga.

Hal tersebut menimbulkan pertanyaan. Apakah manusia tidak bisa menganalisis suatu video dengan mata kepala sendiri?

Menurut CNN ada beberapa cara dalam mengidentifikasi deepfake videos, yaitu :

  1. Fokus kepada detail yang natural 
    Detail-detail natural memang susah untuk dilihat dengan mata telanjang, maka dari itu membutuhkan latihan dan kejelian yang tinggi untuk melihatnya. Sebagai contoh adalah memperhatikan cara berkedip orang. Biasanya softwate susah untuk menduplikat cara berkedip yang natural.
  2. Pastikan semuanya cocok
    Dari bentuk kepala sampai bentuk kaki pastikan semuanya cocok. Inilah salah satu cara jika anda susah untuk memastikan video dengan cara yang pertama.
  3. Dengarkan dengan seksama
    Hal ini biasanya berhubungan dengan suara-suara yang bocor atau di mainkan temponya. Dalam suatu video, salah satu hal yang terpenting adalah suaranya.
  4. Check the metadata
    Jangan terlalu berfokus kepada yang terlalu jauh, fokuslah kepada teknologi yang bisa mematikan. Seperti halnya keterangan tentang video tersebut diambil danharus mengerti sedikit tentang teknologi.

Selain itu, seorang jurnalis dari Arizona, Walsh Giarrusso memiliki satu metode untuk menyikapi adanya deepfake video. Nama Metode tersebut adalah SIFT method

Stop 

Berhenti untuk menyerang ataupun membagikan seorang, sebelum anda mengkonfirmasi hal tersebut. Hal ini memperngaruhi penyebaran berita yang biasanya kurang benar dalam internet.

Investigate

Disinilah bagian literasi dari seorang pembaca diuji. Anda diharapkan untuk memiliki mata yang jeli serta pikiran yang kritis dalam membaca ataupun melihat suatu berita

Find other cover

Temukan sumber berita yang lain. makin banyak sumber, makin akurat suatu berita karena dimuat di berbagai kanal berita. 

Trace to the original scource

Tarik semua sumber sampai kepada sumber awal yang dipakai penulis untuk mengutipnya. Hal ini mencegah adanya missconseption atau kesalahpahaman antara Anda dan penulisnya. 

Anda pun dapat melaporkan penulis yang menggunakan nama peneliti lain sebagai kedok untuk membuat tulisan atau videonya seakan-akan terlihat aktual dan sudah terverifikasi.

Setelah semua ini terjadi, akhirnya untuk apa?

Sejauh ini, deepfake video haya merupakan suatu ancama bagi seseorang tanpa ada hal lain yang membangun. Sebuah teknologi A.I. seperti itu harusnya dapat dimanfaatkan demi hal yang lebih baik.

Walaupun  dalam teknologi ini pun dapat diambil pelajaran bahwa memiliki muka seribu itu lebih menarik dibanding memiliki satu muka. Manusia dapat menggunakan muka yang lain sesuai situasi dan kondisi yang ada.

Hal yang sama pun berlaku bagi mereka yang tidak memiliki "muka" di dunia Internet ini. Mereka menjadi leluasa untuk berbuat apa saja. Tidak beda antara berwajah banyak dan tidak memiliki wajah di platform ini. 

Identitas adalah kunci. Pertanyaannya adalah siapa yang ingin kehilangan identitasnya demi hak yang tidak seberapa? 

Deepfake video ini jauh lebih berbahaya dari hoax dan masalah-masalah seperti clickbait, disinformasi, dan sebagainya. Setelah anda mempelajari tentang hal ini diatas, deepfake video merupakan gabungan dari Hoax,clickbait, disinformasi, dan tidak diverifikasi.

Hal ini membuat pengguna media dan jurnalis menjadi gate keeper bagi media tersebut dikarenakan media yang ada pada saat ini belum berfokus untuk memberantas deepfake video. 

Dengan begitu, kita dapat mencegah hal-hal buruk yang akan datang berkaitan tentang jurnalisme multimedia di Indonesia agar tingkat kesadaran masyarakat bertambah serta pemikiran yang maju dapat dicapai.

Hal ini berlaku bagi anak muda maupun orang tua sebagai pengguna Internet aktif di Indonesia.

STAY SAFE!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun