Mohon tunggu...
R.H. Authonul Muther
R.H. Authonul Muther Mohon Tunggu... Penulis - Editor-in-chief Edisi Mori

R.H. Authonul Muther, yang akrab disapa Ririd, lahir 15 Desember 1998. Ia seorang editor in chief di penerbitan Edisi Mori yang fokus pada buku filsafat, sains dan humaniora. Ririd juga adalah seorang editor dan penyunting teks-teks filsafat. Minat kajian yang digeluti adalah filsafat, sastra dan politik; khususnya, ia lebih menekuni filsafat kontemporer. Sesekali melakukan perjalanan dan menuliskannya; sesekali juga menulis sebuah tulisan persembahan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Falsafatuna dan Irak yang Nestapa

17 Mei 2024   09:46 Diperbarui: 17 Mei 2024   09:51 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apakah menurut anda Marxisme sejalan dengan Islam? Bisa dijelaskan?

"Tidak konvergen secara total, tapi juga tidak divergen secara total pula. Tergantung pada ranah apa: ontologis, epistemologis, atau aksiologis? Menganut Marxisme secara utuh hingga ontologisnya, melalui materialisme dialektis yang diperluas, mensyaratkan purifikasi dari agama dan keimanan akan Tuhan yang transenden dan mahakuasa, karena semua harus mampu dijelaskan dan dimaterialkan dengan logika. Dan itu dengan sendirinya tertolak dalam Islam... Dan terakhir, kalau yang dicari pada level aksiologis, yaitu perjuangan memerangi ketidakadilan, ketimpangan, dan seterusnya, maka Islam dan Marxisme menjadi sangat kompatibel, dengan 'penyesuaian-penyesuaian' tertentu."

 Kita sudahi esai singkat ini dengan satu kalimat: Falsafatuna adalah buku filsafat penting yang lahir dari Timur. Kritikannya terhadap konsepsi yang dibangun dalam filsafat Barat perlu kita baca, juga perlu kita kritisi (seperti yang telah dilakukan Fayyadl dengan mini-tesisnya di atas). Beberapa pertanyaan terakhir: Apakah buku ini mempunyai kekuatan mereorientasi filsafat?; Apakah buku ini mampu memberi tawaran signifikan dalam semesta pertentangan antara agama dan sains (atau materialisme)?; Apakah Falsafatuna, sebagai buku yang lahir dari Timur, sebentuk kritik terhadap orientalisme?; Apakah Falsafatuna mampu menjawab persoalan-persoalan filsafat mutakhir? Oleh karena itu, bukankah, kita perlu membaca buku ini dengan cara yang baru?

Kita tahu, problem-problem filsafat sudah jauh berbeda dengan problem filsafat di akhir abad 20---ketika Sadr menulis buku agungnya ini. Benar, Falsafatuna butuh reorientasi.

***

 Terbitan Edisi Mori ini adalah buku yang melengkapi terjemahan Falsafatuna yang pernah terbit di Mizan dan RausyanFikr. Pembeda pentingnya, menurut penerjemah buku ini, sekurang-kurangnya ada dua: Pertama, buku ini diterjemah langsung dari bahasa Arab yang dieditori oleh as-Sayyid Muhammad al-Gharawi; kedua, terdapat catatan akhir terhadap konsep-konsep penting Baqir Sadr di setiap bab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun