Ketika terbuka pandanganmu
kau terjebak, tentu tak tahu
baiklah, aku menjelma buku dipelantar matamu
Silahkan sempatkan, karena aku adalah jiwa yang bergejolak di bawah tirani nafsu
Hampir lelah terbingkai senja yang tak tergapai ketika langit dan bumi, ketika api dan air
Kau bukalah...
Aku ingin ini
Aku mau itu
Kau hendak apa aku rancu
Tatkala kau dapati derai itu kunjung reda...
kuperolehi sepi terkikis pada waktu
lalu ramai
lalu redup
Lalu sesiapa yang terpuruk, tak hendak lagi bersoal pada semu
Sumpah! ketika denyut, ketika degup, ketika dera, ketika nestapa
ada di sana budak-budak memberangus tara...
Majas, ibarat dan kiasan melebur
Penguasa itu mereka lara tak cinta
Kau bukalah...
Aku bergeming
Apa ucapmu? Kasih!? Kutertawai karena rasaku mati
Persoalkan sendiri, aku tak sudi
Tentu saja aku peduli hanya diriku
Berapa kata aku yang kuumbar jangan lagi kau ricuhi
Tak kau perbuat, udara pun debu
Karena aku adalah jiwa yang bergejolak di bawah tirani nafsu
*Nafsi : ks. Egoistis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H