Mohon tunggu...
Aurora Annisa Istiawan
Aurora Annisa Istiawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

saya cukup rajin dalam mengerjakan sesuatu, terlebih lagi saya juga gemar menggambar dan melukis, saya cukup ahli di bidang tersebut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Menganalisis dan Memodifikasi Teks Cerita Sejarah

30 Oktober 2024   13:43 Diperbarui: 30 Oktober 2024   14:01 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut adalah struktur teks sejarah:

1. Orientasi (Pendahuluan):

"Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara yang berkembang pesat di abad ke-14. Kerajaan ini dikenal sebagai penerus Kerajaan Singasari, yang didirikan oleh Ken Arok."

Penjelasan: Bagian ini memperkenalkan Kerajaan Majapahit sebagai topik utama serta latar belakangnya sebagai penerus Kerajaan Singasari.

2. Urutan Peristiwa:

*Awal Peristiwa*:

"Pada tahun 1292, Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan yang dipimpin oleh Jayakatwang, Bupati Gelanggelang dari Madiun. Peristiwa ini membuat Raden Wijaya, keturunan bangsawan Singasari, melarikan diri bersama beberapa sahabatnya."

Penjelasan: Menceritakan awal mula kejatuhan Singasari dan pelarian Raden Wijaya setelah Singasari diserang oleh Jayakatwang.

*Tokoh Penolong*:

"Di tengah pelariannya, Raden Wijaya bertemu dengan kepala desa Kudadu, yang membantunya bersembunyi dari kejaran musuh. Berkat bantuan ini, Raden Wijaya diterima berlindung di Sumenep oleh Arya Wiraraja."

Penjelasan: Menggambarkan bagaimana Raden Wijaya mendapatkan perlindungan dari kepala desa Kudadu dan Arya Wiraja yang kemudian membantunya mendapatkan izin dari Jayakatwang.

*Pembukaan Desa Tarik (Cikal Bakal Majapahit)*:

"Raden Wijaya mendapatkan izin dari Jayakatwang untuk membuka lahan di hutan Tarik, yang kemudian dinamainya Majapahit karena banyak pohon maja yang berbuah pahit di tempat tersebut."

Penjelasan: Menjelaskan bagaimana Raden Wijaya mendirikan desa baru yang diberi nama Majapahit, yang kelak menjadi cikal bakal kerajaan besar.

*Konflik atau Puncak Peristiwa*:

"Pada tahun 1293, pasukan Mongol tiba di Jawa untuk menghukum Raja Jawa yang telah menghina utusan Kaisar Khubilai Khan. Raden Wijaya memanfaatkan kesempatan ini untuk bekerja sama dengan tentara Mongol dalam melawan Jayakatwang."

Penjelasan: Bagian ini menceritakan kolaborasi antara Raden Wijaya dan pasukan Mongol untuk menyerang Jayakatwang.

*Akhir Peristiwa*:

"Setelah berhasil mengalahkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara Mongol dan memaksa mereka meninggalkan Jawa. Pada tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit dan menobatkan dirinya sebagai raja dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana."

Penjelasan: Menjelaskan bagaimana Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit setelah berhasil mengusir pasukan Mongol.

3. Reorientasi (Penutup):

"Kerajaan Majapahit berpusat di Trowulan, Jawa Timur, dan terus berkembang hingga mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk."

Penjelasan: Penutup yang menjelaskan lokasi pusat pemerintahan Majapahit serta gambaran singkat kejayaan Majapahit di masa mendatang.

Struktur ini membantu memberikan alur yang teratur, dari pendahuluan, urutan peristiwa, hingga penutup, sehingga pembaca dapat memahami runtutan sejarah dengan jelas.Namun struktur ini belum memiliki koda, berikut adalah koda yang sesuai pada teks tersebut

*Penambahan Koda*:

"Kerajaan Majapahit yang didirikan oleh Raden Wijaya di Trowulan, Jawa Timur, terus tumbuh menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan yang maju. Selama lebih dari satu abad, kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk dengan bantuan Patih Gajah Mada. 

Majapahit kemudian berhasil menyatukan banyak wilayah Nusantara, mulai dari Sumatra, Kalimantan, hingga wilayah timur Indonesia.

 Pengaruhnya tidak hanya di bidang politik dan militer, tetapi juga budaya, agama, dan ekonomi yang menginspirasi perkembangan Nusantara. Meskipun akhirnya mengalami kemunduran dan runtuh, Majapahit tetap menjadi simbol persatuan dan kebesaran bangsa yang diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya."

Penjelasan: Koda ini menjelaskan dampak dan warisan Kerajaan Majapahit. Ini merangkum kejayaan Majapahit, wilayah kekuasaannya, serta pengaruh besar yang diberikan terhadap Nusantara, sehingga menjadi penutup yang lengkap dan menyampaikan nilai sejarah Majapahit bagi Indonesia.

*Unsur Kebahasaan Pada Teks*:

1. Kalimat Bermakna Lampau: Kalimat yang menunjukkan peristiwa atau kejadian yang telah terjadi di masa lalu, menggunakan kata kerja lampau.

Contoh: "Pada tahun 1292, Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan yang dipimpin oleh Jayakatwang."

Penjelasan: Kalimat ini menunjukkan kejadian yang telah berlalu dengan penggunaan kata kerja "runtuh".

2. Kalimat Langsung dan Tak Langsung:

- Kalimat Langsung: Kalimat yang mengutip ucapan langsung dari tokoh atau sumber tertentu.

Contoh: "Raden Wijaya berkata, 'Aku akan membangun kerajaan yang besar di tanah ini'."

Penjelasan: Kalimat ini mengutip langsung perkataan Raden Wijaya.

- Kalimat Tak Langsung: Kalimat yang mengubah ucapan langsung menjadi tidak langsung.

Contoh: "Raden Wijaya mengatakan bahwa dia akan membangun kerajaan yang besar di tanah ini."

Penjelasan: Kalimat ini menyampaikan kembali ucapan Raden Wijaya dalam bentuk tidak langsung.

3. Konjungsi Temporal: Kata penghubung yang menunjukkan urutan waktu dan kronologi kejadian.

Contoh: "Setelah berhasil mengalahkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara Mongol."

Penjelasan: Konjungsi "setelah" menunjukkan urutan waktu dari satu peristiwa ke peristiwa lain.

4. Kata Kerja Mental: Kata kerja yang menunjukkan proses berpikir, merasakan, atau bersikap yang dilakukan oleh tokoh.

Contoh: "Raden Wijaya memikirkan strategi untuk melawan Jayakatwang."

Penjelasan: Kata "memikirkan" adalah kata kerja mental yang menunjukkan aktivitas berpikir.

5. Kata Kerja Material: Kata kerja yang menunjukkan tindakan atau aktivitas fisik yang dilakukan oleh tokoh dalam cerita.

Contoh: "Raden Wijaya membuka hutan Tarik untuk mendirikan desa."

Penjelasan: Kata "membuka" adalah kata kerja material karena menunjukkan tindakan fisik yang dilakukan oleh Raden Wijaya.

6. Kata Sifat: Kata yang digunakan untuk memberikan keterangan tambahan atau sifat pada benda, orang, atau tempat dalam cerita.

Contoh: "Majapahit adalah kerajaan yang besar dan kuat."

Penjelasan: Kata sifat "besar" dan "kuat" memberikan keterangan tentang kerajaan Majapahit.

7. Majas: Penggunaan gaya bahasa untuk memperindah atau menambah kesan tertentu pada kalimat.

Contoh: "Majapahit menjadi matahari yang menerangi Nusantara."

Penjelasan: Kalimat ini menggunakan majas metafora, di mana Majapahit disamakan dengan "matahari" untuk menunjukkan perannya yang besar dan bersinar di Nusantara.

*Modifikasi teks dengan tambahan dialog*:

1. Orientasi (Pendahuluan):

"Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara yang berkembang pesat di abad ke-14. Kerajaan ini dikenal sebagai penerus Kerajaan Singasari, yang didirikan oleh Ken Arok."

Dialog:
Ken Arok berkata, "Suatu hari nanti, akan ada kerajaan besar yang mewarisi Singasari. Saat itu, nama kita akan tetap abadi."

2. Urutan Peristiwa:

- Awal Peristiwa:

"Pada tahun 1292, Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan yang dipimpin oleh Jayakatwang, Bupati Gelanggelang dari Madiun. Peristiwa ini membuat Raden Wijaya, keturunan bangsawan Singasari, melarikan diri bersama beberapa sahabatnya."

Dialog:
Raden Wijaya berkata pada sahabat-sahabatnya, "Kita harus pergi sekarang. Jayakatwang telah menghancurkan Singasari, tapi kita akan kembali untuk merebutnya!"

- Tokoh Penolong:

"Di tengah pelariannya, Raden Wijaya bertemu dengan kepala desa Kudadu, yang membantunya bersembunyi dari kejaran musuh. Berkat bantuan ini, Raden Wijaya diterima berlindung di Sumenep oleh Arya Wiraraja."

Dialog:
Kepala desa Kudadu berbisik, "Tuan, saya akan membantu Anda berlindung. Ikuti saya, dan saya akan membawa Anda ke tempat aman di desa ini."

- Pembukaan Desa Tarik (Cikal Bakal Majapahit):

"Raden Wijaya mendapatkan izin dari Jayakatwang untuk membuka lahan di hutan Tarik, yang kemudian dinamainya Majapahit karena banyak pohon maja yang berbuah pahit di tempat tersebut."

Dialog:
Raden Wijaya berkata kepada para pengikutnya, "Lihatlah, pohon-pohon maja ini berbuah pahit, namun dari pahit ini kita akan membangun masa depan yang manis. Desa ini akan kita sebut Majapahit."

- Konflik atau Puncak Peristiwa:

"Pada tahun 1293, pasukan Mongol tiba di Jawa untuk menghukum Raja Jawa yang telah menghina utusan Kaisar Khubilai Khan. Raden Wijaya memanfaatkan kesempatan ini untuk bekerja sama dengan tentara Mongol dalam melawan Jayakatwang."

Dialog:
Kepada para panglima perang Mongol, Raden Wijaya berkata, "Aku tahu letak pertahanan Jayakatwang. Bersama kita akan menghancurkannya. Setelah itu, Nusantara akan damai kembali."

- Akhir Peristiwa:

"Setelah berhasil mengalahkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara Mongol dan memaksa mereka meninggalkan Jawa. Pada tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit dan menobatkan dirinya sebagai raja dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana."

Dialog:
"Ini adalah hari baru untuk kita semua," ujar Raden Wijaya pada rakyatnya saat penobatannya. "Mulai hari ini, kita adalah Majapahit, kerajaan yang akan menjadi panutan bagi seluruh Nusantara."

3. Koda (Penutup):

"Kerajaan Majapahit yang didirikan oleh Raden Wijaya di Trowulan, Jawa Timur, terus tumbuh menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan yang maju. Selama lebih dari satu abad, kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk dengan bantuan Patih Gajah Mada. Majapahit kemudian berhasil menyatukan banyak wilayah Nusantara, mulai dari Sumatra, Kalimantan, hingga wilayah timur Indonesia. 

Pengaruhnya tidak hanya di bidang politik dan militer, tetapi juga budaya, agama, dan ekonomi yang menginspirasi perkembangan Nusantara. Meskipun akhirnya mengalami kemunduran dan runtuh, Majapahit tetap menjadi simbol persatuan dan kebesaran bangsa yang diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya."

Dialog:
"Majapahit akan selalu menjadi cahaya yang menerangi Nusantara," ujar Gajah Mada suatu hari. "Selama kita bersatu, tak ada yang bisa mematahkan semangat kita."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun