“Barangsiapa mengambilkan teropong milikku yang terjatuh, bila laki-laki akan aku jadikan suami, namun bila perempuan aku akan menjadikannya saudari,” nazar seorang putri kerajaan, Dayang Sumbi, ketika alat tenun yang ia pakai terus terjatuh di lantai istana.
Seekor anjing peliharaan istana bernama Tumang tanpa disangka datang menghampiri dengan teropong di mulut. Tak ingin ingkar janji, Dayang Sumbi lalu menikah dengan Tumang dan tinggal jauh dari istana. Mereka dikaruniai seorang putra yang diberi nama Sangkuriang. Akan tetapi, Tumang memiliki satu permintaan kepada Dayang Sumbi, yaitu merahasiakan bahwa ia sebenarnya adalah jelmaan dewa berwujud anjing dari Sangkuriang.
Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang gemar berburu. Setiap hari ia pergi ke hutan untuk mendapatkan rusa, kelinci, atau babi hutan. Suatu pagi, Dayang Sumbi meminta kepada Sangkuriang, “Nak, tolong bawakan hati rusa untuk lauk malam nanti.”
Pergilah Sangkuriang menuju hutan bersama Tumang. Sekian lama menunggu, tak kunjung juga ia lihat seekor rusa. Bagaikan menemukan harta karun, seekor babi hutan kemudian melintas dengan cepat membuat Sangkuriang meminta Tumang untuk mengejar babi hutan tersebut.
Sayangnya, perintah Sangkuriang tak diindahkan oleh Tumang. Dengan kesal ia akhirnya membidik Tumang dengan panah yang ia bawa. Setelah menyimpan hati Tumang dalam kendi, Sangkuriang bergegas pulang.
Warna jingga di langit sebagai penanda hari sudah sore membuat Dayang Sumbi bertanya-tanya ke mana perginya Tumang. “Mengapa Tumang belum kembali? Hari akan segera gelap,” khawatir Dayang Sumbi.
Sangkuriang menolehkan kepala ketika pendengarannya menangkap pertanyaan Dayang Sumbi. “Hati yang barusan adalah milik Tumang.”
Dayang Sumbi begitu murka sampai melempari Sangkuriang centong nasi yang dipegangnya. Darah segar keluar dari kepala Sangkuriang. Ia merasa sakit hati karena berpikir ibunya lebih menyayangi anjing mereka dan tidak menyayanginya. Dayang Sumbi bahkan dengan tega mengusir Sangkuriang.
Waktu berlalu, Sangkuriang tumbuh menjadi lelaki tampan dengan kemampuan berburunya yang tak diragukan lagi. Kegemarannya berpetualang yang membuatnya sering bepergian dari satu desa ke desa lain, mempertemukan ia kembali dengan Dayang Sumbi. Kecantikan abadi Dayang Sumbi membuat Sangkuriang terpikat hingga berencana meminangnya.
“Kita tak bisa menikah. Aku tak mungkin menikahi darah dagingku.”
“Tidak. Jangan berbohong. Katakan dengan sejujurnya bila kau memang tak ingin menikah denganku. Apakah kau memiliki lelaki lain?!”