Mohon tunggu...
Aurellia Livia
Aurellia Livia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Permasalahan Unik Pengobatan Modern, Stem Sel

24 Agustus 2018   14:21 Diperbarui: 24 Agustus 2018   16:47 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

stem-sel-7-5b7fd3ed43322f23c95293f9.jpg
stem-sel-7-5b7fd3ed43322f23c95293f9.jpg

Sel punca dewasa (adult stem cell) berarti sel punca yang diambil dari jaringan dewasa, salah satunya dari sumsum tulang. Ada dua jenis sel punca dari sumsum tulang yaitu, hematopoietic stem cell (selain dari darah tali pusat dan sumsum tulang, dapat diperoleh juga dari darah tepi) dan stromal stem cell.

Selain dari sumsum tulang, sel punca dewasa dapat ditemukan di susunan saraf pusat, adiposit (jaringan lemak), otot rangka, dan pankreas. Sel punca dewasa ini memiliki sifat plastis, yang berarti selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya, adult stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan lain.

Contohnya, neural stem cell dapat berubah menjadi sel darah dan stromal stem cell dari sumsum tulang dapat berubah menjadi sel otot jantung. Dari fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa sel punca dewasa atau adult stem cell memiliki sifat multipotent atau unipotent.

stem-sel-6-5b7fd0f2bde575703762d992.png
stem-sel-6-5b7fd0f2bde575703762d992.png
Yang kedua, sel punca embrionik (embryonic stem cell). Sesuai dengan namanya, sel punca ini berasal dari inner cell mass pada Blastocyst (stadium embrio dimana terdiri dari 50-150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca pembuahan). Sel punca embrionik biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai pada proses bayi tabung atau IVF (in vitro fertilization). Penelitian dengan menggunakan sel punca embrionik masih terbatas karena terdapat banyak isu etis.

Tetapi, saat ini telah dikembangkan teknik pengambilan sel punca embrionik yang tidak membahayakan bagi embrio tersebut. Harapannya ke depan, hal ini mungkin dapat mengurangi kontroversi etik terhadap sel punca embrionik.

Menyinggung kontroversi etis tentang sel punca embrionik, di kalangan masyarakat banyak sekali yang membicarakan kontroversi tentang penggunaan janin yang gugur untuk stem sel. Sebenarnya apakah diperbolehkan untuk mengambil sel punca dari janin yang gugur? Akan saya bahas di paragraf selanjutnya.

Para ilmuwan mengatakan bahwa mereka telah membuat garis sel induk dari embrio yang telah berhenti berkembang secara alami dan dianggap mati. Mengunakan embrio semacam itu akan meringankan kekhawatiran etis tentang menciptakan sel-sel dari embrio yang sudah mati.

Para ilmuwan ingin menggunakan sel induk embrio manusia untuk mempelajari penyakit dan membuat jaringan transplantasi untuk mengobati penyakit seperti Parkinson dan Alzheimer. Sel-sel tersebut diambil dari embrio manusia yang baru berumur beberapa hari dan melalui proses panen menghancurkan embrio.

Penelitian oleh Miodrag Stojkovic dari Prince Felipe Research Center di Valencia, Spanyol, dengan rekan-rekannya di Inggris mempelajari embrio yang disumbangkan oleh klinik fertilisasi in vitro dengan persetujuan pasien. Bagian dari penelitian difokuskan pada 132 embrio yang ditangkap dan telah berhenti membelah selama 24 sampai 48 jam setelah mencapai berbagai tahap perkembangan. Hasilnya 13 embrio ini telah berkembang lebih dari yang lain, mencapai 16 sampai 24 sel sebelum sel berhenti membelah. Para ilmuwan mampu membuat garis sel induk hanya dari salah satu embrio ini.

Miodrag Stojkovic mengatakan bahwa dirinya tidak tahu apakah hasilnya akan menunjukkan solusi untuk masalah etika tentang sel induk embrio atau tidak. Sebenarnya inti dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa embrio semacam itu memberikan sumber tambahan sel-sel di luar embrio yang sehat daripada membentuk jenis kompetisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun