Mohon tunggu...
Aurellia Khansa V.
Aurellia Khansa V. Mohon Tunggu... Seniman - Siswa Kelas 7 MTsN 1 Kota Malang

Assalamualaikumm!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Permintaan Bulan ke Delapan

22 Agustus 2024   16:00 Diperbarui: 22 Agustus 2024   16:02 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oktober bertandang..

Aku berharap penghujan datang

Menghapus memori bengis

Tanpa meniadakan memori yang manis

Jika Oktober berkunjung setelah September

Jutaan air hujan menetes,

Layaknya air mataku kala itu

Siapa lagi yang dapat melipur lara ini?

Hati ini remuk redam,

Tak mampu tertawa bersamanya lagi

Kusebut eyang, bunga dalam hidupku

Kuucap eyang yang melahirkan mentariku

Kenapa bunga harus layu hari itu?

Tujuh malam aku menggigil,

membeku dalam butanya malam

Melankolis hidupku,

air mata tak berhenti keluar

sebab angan kenang memori cendayan

bujuk lembut doaku,

diiringi suara gemetar ucapku,

dengan mata membengkak, ku berdoa

inginku agar tuhan membuatnya dapat bersuara di samping telinga,

menyisir rambut di gandeng dengan mendongeng

Karena ku tahu,

tanpanya, mentari lupa bersinar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun