Nilai upah ini menjadikan Kabupaten Tangerang sebagai urutan ketiga sebagai kota dengan upah minimum tertinggi yang ada di Provinsi Banten dari 9 kabupaten lainnya setelah Kota Cilegon dan Kota Tangerang
Namun kenyataannya berbanding terbalik dengan hal sebelumnya, karena angka kemiskinan turut menjadi masalah utama yang dihadapi pemerintah setempat. Hal ini dibuktikan dengan data yang diunggah oleh Badan Pusat Statistik (BPS) per bulan Maret 2021.Â
Dari data tersebut menunjukkan bahwa terdapat 272,35 ribu orang merupakan penduduk miskin yang ada di Kabupaen Tangerang. Dan jumlah ini telah mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data pada Maret 2019 yang hanya menunjukkan sebanyak 193,97 orang sebagai penduduk miskin.Â
Selain itu, Badan Pusat Statistik turut menyertakan data lainnya, seperti Indeks Kedalaman Kemiskinan yang turut mengalami kenaikan sebesar 0,26 terhitung sejak tahun 2019 hingga tahun 2020 menjadi 0,95 yang semula hanya 0,69.Â
Tak hanya Indeks Kedalaman Kemiskinan, Indeks Keparahan Kemiskinan juga turut mengalami kenaikan, tercatat sejak Maret 2019 menunjukkan angka 0,14, namun pada Maret 2020 Indeks Keparahan Kemiskinan mencapai 0,22.
Para penduduk yang berada di garis kemiskinan ini kerap kali mengeluarkan suaranya melalui aksi demosntrasi. Hal ini terbukti dengan seringnya aksi demosntrasi yang terjadi.
Tingginya angka urbanisasi yang berdampak pada kemiskinan dan berujung pada aksi demosntrasi yang dilaKukan oleh penduduk miskin ini, membuat suasana kota menjadi tidak nyaman untuk ditinggali oleh penduduk secara keseluruhan.Â
Beberapa dampak yang dapat dialami oleh penduduk lainnya yaitu, terganggunya mobilitas akibat demonstrasi yang menyebabkan kondisi lalu lintas mengalami kemacetan. Selain itu, penduduk miskin yang ada mayoritas mengemis-ngemis kepada penduduk lainnya yang mengganggu kenyamanan saat berada di luar.Â
Tidak hanya mengemis, bahkan penduduk miskin ini kerap kali merusak fasilitas yang tersedia pada lingkungan penduduk yang lebih mampu secara latar belakang ekonomi. Kesenjangan sosial yang ada juga terjadi dengan cukup jelas. Ditambah lagi dengan adanya fasilitas ruang publik yang terkadang, secara tidak langsung ditujukan hanya bagi penduduk dengan kalangan tertentu yang membuat kesenjangan sosial tersebut semakin terlihat jelas.
Lantas, apa itu kemiskinan dan mengapa sangat berpegaruh terhadap tatanan suatu kota? Dikutip melalui Jurnal Kemiskinan dan Faktor-Faktor Penyebabnya, (Cahyat, 2007) kemiskinan merupakan suatu situasi dimana seseorang atau rumah tangga mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar, sementara lingkungan penduduknya kurang memberikan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan secara berkesinambungan atau untuk keluar dari kerentanan.Â
Kemiskinan ini dapat dikarenakan rendahnya Pendidikan, ekonomi, serta keterampilan yang rendah. Dikarenakan beberapa hal tersebutlah, membuat penduduk desa yang melakukan urbanisasi pada akhirnya mengalami kemiskinan dan memperkeruh suasana perkotaan yang ideal.