Seiring dengan berjalannya waktu, samenan semakin berkembang dan akhirnya menyiapkan drumben untuk terjun ke jalan raya sebagai ajang memeriahkan acara kelulusan dan kenaikan kelas. Sampai saat ini, setiap sekolah agama yang mengadakan samenan tidak akan lepas dari drumben dan menjadi ciri khas akan adanya kegiatan tersebut.
Suara drum yang dipukul sangat keras dengan diiringi alunan musik dapat menarik masyarakat untuk menonton acara samenan di jalan. Erna Sasmita, (50 tahun), sebagai ketua RT 17 sekaligus warga di kampung Sungapan, Kecamatan Kadudampit, bercerita bahwa saat ini setiap RW mempunyai drumben nya masing-masing, minimal dua drumben. Sehingga, ketika mengadakan samenan tidak perlu menyewanya. Hal itu dapat mengurangi pengeluaran biaya.
Sebelum pawai atau karnaval tersebut berlangsung turun ke jalan, banyak warga di Desa Kadudampit yang ikut berpartisipasi dalam karnaval ini. Seperti ajang kreativitas warganya untuk berkreasi, mereka membuat sebuah kerajinan replika yang besar dan akan dipamerkan ketika kegiatan samenan tersebut mulai berlangsung. Kerajinan atau kesenian besar di dalam karnaval samenan, baru ada sekitar 10 tahun ke belakang ini.
Kerajinan besar itu dinamakan dengan "Badut" yang dapat dibongkar pasang sehingga tidak akan memakan tempat untuk menyimpannya. Kerajinan yang dibuat berupa replika bentuk hewan, kendaraan, karakter animasi, pahlawan, dan lain sebagainya.
Setiap RW di Desa Kadudampit memiliki kerajinan yang berbeda-beda, contohnya yaitu pada RW 04 mempunyai ciri khas dengan karakter cepot atau pandawa 5 yang tidak akan terlewat dan selalu ada pada saat karnaval berlangsung. Para warga membuat kerajinan tersebut bersama-sama sehingga dengan adanya karnaval ini dapat mempererat tali silaturahmi antar warga.
Sebelum ada kerajinan besar atau badut tersebut, sudah ada gotong royong hasil panen, tumpeng, miniatur rumah dan masjid yang diangkat menggunakan papan kayu untuk ajang suka cita.
 Adanya karnaval ini pun dapat menjadi ajang sebagai pelestarian budaya daerah. Caranya dengan membuat kerajinan tersebut dan dapat dipamerkan ketika karnaval berlangsung, contohnya kerajinan cepot tadi.
Pada urutan barisan pawai atau karnaval samenan ini, diisi dengan selang-seling antara drumben dan juga siswa-siswinya. Setelah itu, pada barisan paling belakang menampilkan sekelompok orang yang membawa kerajinan besar atau badut yang sudah dibuat oleh mereka.Â
Seperti samenan yang diadakan di Kampung Sungapan, Kecamatan Kadudampit Rt 17 rw 04, menurut Erna Sasmita, (50 tahun), sebagai ketua Rt sekaligus warga di kampung tersebut, bercerita bahwa banyak warga yang turut menyambut karnaval ini, hampir 60% warga turun ke jalan dan sebagian hanya menonton saja. Karnaval turun ke jalan ini biasanya dimulai dari batas atas Desa Kadudampit sampai batas bawah Desa Kadudampit.
Hambatan Samenan
Sejak covid-19 datang ke Indonesia, banyak sekali hambatan yang dirasakan oleh warga Desa Kadudampit. Salah satunya yaitu tertundanya pawai atau karnaval samenan ini.Â