Sukabumi, 16 Maret 2023. Â Desa Kadudampit, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi memiliki sebuah kegiatan tahunan yang biasa diselenggarakan oleh warganya.Â
Salah satu kegiatan tradisional yang diadakan pada pertengahan tahun oleh warga Desa Kadudampit adalah samenan. Istilah samenan ini adalah berkumpul bersama semua guru, orang tua dan juga siswa-siswinya.
Tujuannya untuk merayakan kelulusan dan juga kenaikan kelas bagi lembaga madrasah ibtidaiyah dan sekolah dasar. Manfaat adanya karnaval ini untuk memeriahkan kegiatan siswa-siswi, daya tarik bersekolah di tempat tersebut, dan hiburan warga sekitar.
Kegiatan SamenanÂ
Kegiatan acara kelulusan sekolah agama lebih meriah dibandingkan dengan acara kelulusan sekolah dasar. Biasanya untuk sekolah agama sendiri selalu rutin mengadakan pawai atau karnaval ke jalan raya. Sedangkan, sekolah dasar jarang atau bahkan tidak melakukannya.Â
Samenan agama yang diadakan di dalam sekolah ini meliputi tampilan nari, hafalan surat pendek atau tampilan pidato dari siswa-siswinya yang biasa disebut dengan ngaleseng.
Kegiatan kelulusan ini tidak hanya dimeriahkan di dalam sekolah saja, tetapi iring-iringan turun langsung ke jalan selama beberapa jam dan mengelilingi satu desa bersamaan dengan drumben atau marching band.
Pada barisan pertama biasanya diisi oleh kendaraan bermotor masyarakat setempat, untuk membantu membuka dan mengatur arah jalan. Selanjutnya, barisan kedua diisi dengan para siswa-siswi yang ikut turun berjalan kaki. Mereka yang menjadi perwakilan akan membawa peralatan seperti spanduk, bendera, dan juga tongkat informasi kelas. Untuk kelas 1 sampai kelas 4 tidak diwajibkan jalan kaki dan diperbolehkan menaiki kendaraan bermotor bersama orang tuanya. Lalu diikuti dengan drumben sebagai pengiring karnaval, pada barisan terakhir terdapat kerajinan besar yang sudah dibuat oleh warga setempat.
Perkembangan Samenan
Kegiatan pawai samenan sudah menjadi tradisi yang mengakar di masyarakat Sunda. Tradisi ini sudah berlangsung sekitar 15 tahun lamanya. Pada awal munculnya samenan, kegiatan ini tidak sampai turun ke jalan dan hanya sebagai pengembangan pendidikan agama seperti ngaleseng saja.Â