Pengunjung dapat menikmati trekking ke hutan atau sungai, berkemah di alam terbuka, atau menikmati aktivitas air seperti rafting. Analisis risiko harus memperhitungkan pelatihan petualangan yang cukup bagi pemandu wisata, peralatan yang terawat dengan baik, dan pemahaman yang jelas tentang kondisi lingkungan. Faktor cuaca dan medis juga harus diperhitungkan untuk memastikan keselamatan pengunjung selama petualangan.
5. Desa Wisata Tebara menawarkan program ekowisata yang mendukung keberlanjutan lingkungan.
Analisis risiko dalam konteks ini harus mencakup dampak dari aktivitas ekowisata terhadap ekosistem lokal dan bagaimana pengelolaan limbah, perlindungan flora dan fauna, serta edukasi lingkungan diterapkan untuk meminimalkan risiko negatif.
Dari tulisan di atas tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebuah destinasi wisata yang baik tentu harus dilengkapi dengan strategi pengelolaan risiko juga. Hal ini dilakukan melalui pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko secara efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H