Mohon tunggu...
Priscilla Aurelia Xena
Priscilla Aurelia Xena Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Women Empowerment! Menguak Isu Feminisme dalam Charlie's Angels: Full Throttle (2003) dan Miss Americana (2000)

15 Desember 2020   12:05 Diperbarui: 15 Desember 2020   12:25 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : filmaffinity.com

Charlie's Angels : Full Throttle (2003)

Sumber : amazon.com
Sumber : amazon.com
Siapa yang sudah tidak asing dengan film ini? Ya, film tersebut merupakan lanjutan dari film pertama Charlie's Angels tahun 2000. Film tersebut menceritakan 3 perempuan tangguh yakni Dylan Sanders (Drew Barrymore), Natalie Cook (Cameron Diaz) serta Alex Munday (Lucy Liu) yang bertugas untuk mengungkap pelaku pencurian data serta menemukan kembali cincin titanium yang sudah hilang dimana dalam cincin tersebut terdapat terenkripsi yang berharga. Sama seperti Charlie's Angels di tahun 2000 & 2019 , Charlie's Angels pada tahun 2003 juga mengangkat pesan women empowerment atau pemberdayaan perempuan. Perempuan tidak hanya bisa melakukan kegiatan rumah tangga tetapi bisa melakukan kegiatan diluar dugaan yakni kegiatan yang selama ini dilakukan oleh kaum lelaki seperti ketiga perempuan dalam film tersebut.

Miss Americana (2020)

Sumber : filmaffinity.com
Sumber : filmaffinity.com

Sekilas film tersebut merupakan film dokumenter biasa seorang aktris sekaligus penyanyi terkenal yakni Taylor Swift, tetapi film tersebut memiliki fokus yakni mengangkat cerita tentang keberhasilan seorang perempuan menggapai cita dan mendapatkan peran yang lebih di lingkungan sekitarnya. Film tersebut menceritakan sisi dibalik sosok Taylor Swift, mengomplikasi sejumlah wawancara, video sehari-hari maupun konser serta beberapa flashback peristiwa dari belum menjadi apa-apa hingga menjadi seseorang. Film tersebut tak terlepas dari isu mengenai hak-hak wanita dalam berpolitik, kesetaraan gender, pelecahan seksual yang dihadapi serta body shaming. 

Analisis Teks

Kali ini penulis menggunakan metode analisis teks yakni bentuk formal bahasa atau kalimat. Teks dianggap sebagai suatu proses pemilihan makna yang berlangsung sampai menjadi suatu makna yang penuh ( Arifin& Junaiyah, h. 55, 2010). Analisis teks mengacu pada teori feminisme yang dipaparkan diatas.

Dalam film Charlie's Angels : Full Throttle (2003) terdapat kalimat yang dilontarkan oleh mereka bertiga yang menyerukan "girls power! " serta "keep dreaming" tetap bermimpi yang diserukan pula oleh Alex. Hal tersebut merupakan dialog kecil yang menunjukkan kekuatan sebagai perempuan. Isu feminisme disini tidak hanya ada pada Charlie's Angels (2000) tetapi dikuatkan lagi pada Charlie's Angels (2019) yang diperankan oleh Kristen Stewart, Naomi Scott dan selebriti papan atas lainnya.


Tak hanya dalam film Charlie's Angels tetapi terdapat pula beberapa kutipan dalam film Miss Americana(2020) . Ketika membahas tentang kedudukan perempuan yang harus berkarya,terlihat fresh dan berinovasi di entertain tak mudah untuk mempertahankan kesuksesannya. Dalam wawancara Taylor mengatakan "maaf" tiba-tiba ia mengatakan "untuk apa aku mengatakan maaf, seorang perempuan dibelakangnya mengatakan "karena kita sebagai perempuan sudah terlatih untuk meminta maaf". Taylor mengatakan "ya memang kita dilatih begitu". Permintaan maaf selalu dijadikan sebuah kata yang menitikberatkan perempuan pada manusia yang lemah. Sebuah pesan singkat namun berarti. Taylor membutikan bahwa perempuan harus bisa mandiri serta mendapatkan peran dalam berbagai kesempatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun