Mahasiswa KKN Kolaboratif 123 di Desa Sarimulyo melakukan tindak lanjut setelah melakukan koordinasi dengan perangkat desa terkait dengan potensi desa Sarimulyo yang perlu di angkat kembali yaitu Pompa Air. Pada Pukul 08.00, rombongan mahasiswa KKN bersama dengan salah satu perangkat desa Sarimulyo, bapak Darwoko berangkat menuju lokasi. Untuk menuju ke tempat pompa air diperlukan jarak tempuh 10 menit dari balai desa. Jalan yang masih bagus dan cuaca yang cerah sangat membantu mahasiswa KKN menuju ke dusun Sariagung, tempat pompa air berada.
Bangunan pompa air terletak di kanan jalan dan agak masuk ke dalam. Dikarenakan jarang dipakai, jalan menuju area pompa air hampir tertutup oleh semak belukar. Sesaat sampai di lokasi, bapak Darwoko mulai membuka gerbang yang masih terkunci dan terlihat mulai rusak. Pintu utama bangunan pompa air terlihat berwarna biru dan tidak menunggu waktu lama untuk membuka dan mahasiswa langsung diberikan sebuah pemandangan mesin yang besar dan kokoh.
Menurut paparan Darwoko, mesin pompa air ini memiliki sejarah yang panjang. "Pada awalnya saya mempunyai teman saat event voli se kecamatan Jombang. Lalu dia, yang kebetulan adalah pegawai di dinas pengairan menawari saya terkait bantuan pompa air untuk desa Sarimulyo" tutur Darwoko. Sehingga terjadi kesepakatan bersama antara 2 pihak lalu ditindaklanjuti dengan dilakukan survei terkait kesiapan lokasi pengeboran. Darwoko berkata "Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan atau aspek yang menjadi pertimbangan dilakukan pemasangan pompa air. Beberapa aspek itu salah satunya adalah terdapat jarak yang cukup jauh antara bangunan pompa air dari pemukiman warga sehingga kalian bisa melihat bangunan pompa air ini cukup jauh dari pemukiman ".
Pompa air ini sebenarnya memiliki 2 tujuan utama yaitu membantu irigasi sawah petani desa Sarimulyo dan suplai air bersih untuk kegiatan MCK warga desa Sarimulyo. Menurut penuturan Darwoko, pompa air sering dinyalakan pada saat musim kemarau, dimana air sumur menjadi kering dan irigasi sawah mengalami kesulitan. Warga sekitar pompa air juga bergantung dengan suplai air bersih dari pompa tersebut. " Warga disini sangat membutuhkan air bersih mas saat musim kemarau " tutur salah satu warga Sarimulyo. Ditambah dengan fakta bahwa berdasarkan informasi dari Darwoko, pompa air ini bisa mengeluarkan air sebanyak 30 Liter setiap 5 detik.
Kembali ke dalam bangunan pompa air, Darwoko lanjut menjelaskan komponen pompa air yang bermacam macam dan kompleks. Komponen pertama adalah saluran yang ditancapkan 128 meter ke bawah menuju sumber air. Lalu disambung dengan komponen selanjutnya adalah mesin penyerap air yang bisa mengangkat dan mengaliri air dari sumber air bawah tanah sampai ke permukaan. Lalu komponen yang tidak kalah pentingnya adalah komponen filtrasi alami. Komponen ini digunakan untuk menyaring air sehingga tampak bersih dan jernih. Lalu air dialirkan keluar menuju saluran yang terhubung ke sawah dan area pengambilan air bersih oleh warga. " Mesin ini merk nya Mercedes mas mbak, jadi kualitasnya bagus. Karena Mercedes ya mas, dinas PU provinsi itu menggelontorkan dana 7 milyar untuk pompa ini " kata Darwoko.
Darwoko juga menunjukkan cara menyalakan mesin nya. "simple aja mas, sama seperti menyalakan motor, tinggal dimasukkan kuncinya, diputar, maka mesin akan nyala dan mulai menyerap air dari tanah" tutur Darwoko. Untuk mesin penggeraknya, pompa air ini memakai mesin diesel yang kebetulan saat para mahasiswa survey disana mesin diesel nya rusak dan masih akan diperbaiki bulan 12 nanti sehingga rombongan mahasiswa tidak bisa melihat dan mendengarkan secara langsung suara mesin sekaligus kualitas air bersih nya.
Pada tahun 2020, terdapat beberapa peneliti yang tertarik dengan sumber air Desa Sarimulyo ini. Karena terlihat jernih dan bersih, air ini tidak hanya berpotensi sebagai air bersih, tapi juga menjadi air minum. Lalu uji kelayakan air minum pun dimulai dengan mengambil beberapa sample air dari sumber tersebut dan dilakukan uji kimiawi untuk menentukan kelayakan minum air  tersebut. Bahkan bukti keseriusan dari pemerintah desa, karena hasil uji kelayakan tersebut sudah terlampau lama, pihak perangkat desa siap membantu biaya uji kelayakan air minum
Setelah dijelaskan secara detail oleh Darwoko, beliau kembali menegaskan pentingnya aset pemerintah desa ini "Sehingga ya begitu mas penting nya pompa air ini bagi kehidupan desa kami". Karena dilihat dari tampak depan bangunan pompa air ini tampak mangkrak, beliau mulai menuturkan alasan mengapa terlihat sudah tidak terpakai.
Berdasarkan penuturan Darwoko, bangunan dan sistem pompa air ini memerlukan kader atau petugas tetap yang bisa mengoperasikan sekaligus memperbaiki jika ada komponen yang rusak. Namun tidak mudah mencari kader yang mumpuni dalam 2 hal itu. Bahkan ketika sudah menemukan kader nya, masih ada satu masalah yang mengganjal yaitu petugas yang ditunjuk tidak murni bekerja di pompa air, namun dia memiliki kesibukan lain sehingga tidak bisa berada di tempat setiap waktu. Selanjutnya Darwoko mengungkapkan kurangnya sarana dan prasarana penunjang. "Untuk menampung air dari bawah yang sudah diserap kan membutuhkan tandon ya mas, nah kami belum mempunyai itu. Dan pemerintah desa juga tidak mempunyai saluran air yang panjang dan bisa mencapai seluruh desa sehingga pemenuhan air bersih belum bisa merata di setiap kompleks perumahan warga" tutur Darwoko. Dalam realisasi sumber air ini digunakan sebagai air minum, terdapat masalah yang lebih kompleks lagi karena uji kelayakan ini harus secara rutin dilakukan sementara biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Lalu desa juga harus melakukan MoU dengan perusahaan air minum minimal yang berada di Kabupaten Jember untuk menggunakan sumber air desa Sarimulyo sebagai air untuk dikonsumsi.
Sebenarnya desa bukan tidak mempunyai anggaran khusus untuk menindaklanjuti kekurangan dari mesin pompa air. APBD desa sudah menyisihkan dana tersendiri demi kelancaran pompa air ini. Namun karena tahun 2021 seluruh dunia tertimpa musibah Pandemi COVID 19 tak terkecuali desa Sarimulyo sehingga dana itu dialihkan untuk pencegahan dan penanganan wabah COVID 19 tersebut. "Kami ( perangkat desa) sudah menganggarkan mas, hanya saja dana itu dialihkan ke kebutuhan yang urgent saat itu yaitu COVID 19" tutur Darwoko.
Mengingat bahwa sumber dan pompa air ini sangat dibutuhkan oleh warga, maka diperlukan adanya diskusi khusus antara dinas PU Kabupaten Jember dan Pemerintah Desa Sarimulyo terkait keberlanjutan program ini. Darwoko berharap mahasiswa bisa menjadi perantara atau narahubung antara 2 pihak diatas sehingga dinas PU mau membantu dan anggaran kembali dirancangkan dengan hasil akhir Pompa Air "Mercedes" ini bisa beroperasi dan aktif dalam memenuhi kebutuhan air untuk warga dan petani Desa Sarimulyo secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H