Mohon tunggu...
aurelia maharani
aurelia maharani Mohon Tunggu... Freelancer - Design Sosial Media Freelancer

Ketik aja nanti juga jadi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kebijakan Tarif KRL Berdasarkan NIK Bikin Heboh, Media Sosial Dibanjiri Curhatan Pengguna KRL

31 Agustus 2024   12:01 Diperbarui: 31 Agustus 2024   12:24 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Kata siapa gak tepat sasaran?

X | Tangkapan Layar Akun X @JukiHoki
X | Tangkapan Layar Akun X @JukiHoki

Selain TikTok, media sosial X juga dipenuhi dengan komentar dari netizen yang menolak rancangan kebijakan ini. Salah satunya dari akun @JukiHoki yang memberikan komentar sarkastik, menyatakan bahwa penggunaan KRL selama ini sudah dianggap cukup efektif dan tepat sasaran. Komentar ini menunjukkan ketidakpuasan beberapa pengguna terhadap kebijakan baru tersebut.

5. Sistem nya bagaimana ya nanti?

X | Tangkapan Layar Akun X @zekigaki
X | Tangkapan Layar Akun X @zekigaki

Ada juga yang menanyakan bagaimana sistem kerja dari pelaksanaan tarif KRL berbasis NIK akan diterapkan, seperti yang diungkapkan oleh pengguna media sosial X dengan nama @zekigaki. Dalam komentarnya, ia mengajukan pertanyaan retoris yang menantang pemikiran pemerintah, "Subsidi yang tepat menurut mereka itu seperti apa?" Pertanyaan ini mencerminkan keraguan mendalam mengenai efektivitas dan keadilan dari kebijakan subsidi baru ini. Dengan nada yang kritis, @zekigaki mengundang diskusi tentang bagaimana kebijakan ini akan memenuhi kebutuhan berbagai lapisan masyarakat dan apa kriteria yang dianggap sebagai subsidi yang "tepat" oleh pemerintah.

Kenaikan tarif KRL berbasis NIK bukan hanya tentang penyesuaian harga, tetapi juga soal kepercayaan dan kenyamanan pengguna terhadap layanan transportasi umum. Di tengah keresahan yang meluas, harapan terbesar adalah agar kebijakan ini dipikirkan matang-matang, demi memastikan bahwa setiap penumpang tetap merasa dihargai dan dilayani dengan baik. Bagaimanapun, transportasi adalah urat nadi kehidupan kota, dan seharusnya menjadi solusi, bukan beban tambahan bagi masyarakat. Bagaimana pendapat kalian tentang rencana kebijakan ini? Apakah kalian setuju atau memiliki alternatif solusi lain?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun