Mohon tunggu...
Aurelia Krisnadita
Aurelia Krisnadita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Diponegoro

...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tulang Tidak Terpakai Bisa Hilang?

24 Oktober 2017   22:04 Diperbarui: 24 Oktober 2017   22:46 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian tubuh yang sudah mengalami perubahan dan sudah sesuai dengan lingkungnnya dianggap telah beradaptasi dengan lingkungan. Bagian yang telah beradaptasi ini memiliki sifat yang berbeda dengan aslinya. Sifat ini dinamakan sifat perolehan. Sifat perolehan diwariskan kepada keturunan dari generasi ke generasi. Demikian seterusnya hingga muncul makhluk hidup yang lebih maju dari nenek moyangnya. Teori Lamarck ini dikenal dengan nama teori 'use and disuse'.

yourarticlelibrary.com
yourarticlelibrary.com
Lamarck memberi contoh tentang panjang leher jerapah. Dia berpendapat bahwa dahulu nenek moyang jerapah memiliki leher yang pendek. Karena sering mengambil daun dari ranting pohon yang tinggi untuk dimakan, leher jerapah tertarik sehingga lama kelamaan menjadi makin panjang. Mengapa jerapah harus menggapai ranting yang tinggi? 

Menurut Lamarck, dedaunan di bagian bawah telah habis dimakan sehingga jerapah harus menjangkau dedaunan di bagian yang tinggi agar dapat memperoleh makanan dan mempertahankan diri. Contoh ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan, yaitu ranting pohon yang tinggi, mempengaruhi jerapah untuk beradaptasi. Alhasil, sifat perolehan yang kemudian diwariskan ke keturunan-keturunannya adalah leher yang panjang.

Begitu juga sebaliknya, organ yang jarang atau tidak pernah digunakan akan mengalami penyusutan atau bahkan mengalami rudimentasi atau menghilang. Sebut saja tulang panggul pada kelompok hewan Cetacea. Sebelumnnya, Cetacea adalah mamalia yang hidup di laut, seperti paus, lumba-lumba, dan ikan duyung. Cetacea berevolusi dari nenek moyang mereka yang hidup di darat. Dalam prosesnya, Cetacea kehilangan sebagian besar struktur tulang kaki belakang mereka. Karena hanya kaki depan yang dibutuhkan untuk berenang, yang tersisa sekarang hayalah sepotong tulang panggul yang kecil.

religiopoliticaltalk.com/
religiopoliticaltalk.com/
Apakah tulang panggul ini kemudian mengambil fungsi yang lain? Ya. Erik Otrola-Castillo dari Harvard University, dalam penelitiannya yang diterbitkan di jurnal Evolution pada tahun 2014 lalu, menyebutkan bahwa tulang panggul dari Cetacea sebenarnya memilki fungsi untuk seleksi seksual dalam proses kawin Cetacea. Selain itu, tulang panggul Cetacea jantan ternyata terhubung dengan otot yang menggerakkan penis. 

Otrola-Castillo juga menemukan bahwa spesies yang memiliki derajat seksual lebih tinggi, satu betina dapat kawin dengan beberapa jantan, cenderung memiliki tulang panggul yang lebih besar jika dibandingkan dengan ukuran tubuh mereka. Sebaliknya, spesies yang memiliki derajat seksual lebih rendah, dimana satu betina hanya kawin dengan satu jantan, memiliki tulang panggul yang leih kecil karena mereka tidak perlu memiliki ataupun menyokong penis yang besar. Penelitian ini menunjukkan bagaimana tulang panggul Cetacea berevolusi dan beralih fungsi.

Hal ini juga berlaku pada manusia. Contohnya, orang yang jarang berjalan kaki akan memiliki struktur tulang dan otot kaki yang rapuh dan lama kelamaan akan mengalami penyusutan volume. Penyusutan volume tersebut akan mempengaruhi struktur sel itu sendiri sehingga akhirnya akan berdampak pada keturunan selanjutnya yang mengikuti sel induknya. Kaki akan terus menyusut pada keturunan-keturunan selanjutnya. Terus, sampai organ tersebut mati dengan sendirinya.

Organ vestigial merupakan bukti evolusi melalui seleksi alam. Seleksi alam sendiri menguntungkan makhluk hidup karena seleksi alam membantu untuk mereduksi dan cenderung menghilangkan organ yang sudah tidak berfungsi lagi. Berbagai proses yang terjadi saat perkembangan embrio mempengaruhi fungsi organisme dewasa. Karena itulah, organisme itu sendiri merupakan pokok dari proses seleksi alam. Dengan demikian, organ vestigial mewakili perubahan dalam perkembangan embrio organisme yang dibentuk oleh seleksi alam.          

Dengan demikian, menurut penulis, perkembangan otot dan tulang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal misalnya faktor aktivitas fisik yang dilakukan. Seseorang yang jarang beraktivitas fisik tentu saja akan berpeluang lebih tinggi dalam mengalami osteoporosis. Sedangkan faktor internal yang berpengaruh adalah faktor gender, faktor ras, indeks masa tubuh, dan genetik, faktor jumlah kalsium dalam makanan yang dikonsumsi, faktor usia, faktor hormonal, dan faktor gaya hidup. Kedua faktor, baik faktor eksternal maupun fator internal, harus dicukupi sesuai kebutuhannya agar pertumbuhan tulang tidak terhambat atau menjadi tidak normal.

Untuk itu, selagi masih memiliki tulang yang kuat, ada baiknya kita tetap menjaga kesehatan tulang agar tidak rentan terserang berbagai penyakit. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan tulang. Di antaranya adalah:

  • Duduk dengan posisi yang baik dan benar.

Posisi duduk yang salah kerap kali menimbulkan pegal-pegal pada bagian leher dan tulang belakang. Oleh karena itu, posisi duduk harus ergonomis, yaitu kaki harus menapak ke lantai dan duduk dengan posisi yang tegak dan rileks.

  • Tidur menggunakan kasur yang nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun