Mohon tunggu...
Aurelia Krisnadita
Aurelia Krisnadita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Diponegoro

...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Transplantasi Organ Memicu Kanker, Benarkah?

22 September 2017   21:52 Diperbarui: 24 September 2017   21:58 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan begitu, benar adanya bahwa kanker bisa timbul karena transplantasi organ. Namun, tidak semua kanker akibat transplantasi timbul akibat imunosupresan. Bisa jadi karena sebelumnya telah ada sel kanker di organ yang akan ditransplantasikan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Bisa juga karena pola hidup tidak sehat yang dijalani oleh sang penerima transplantasi organ.

Kendati efek samping yang ditimbulkan, banyak orang mengatakan bahwa mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya setelah transplantasi. Biasanya, setelah menerima transplantasi organ, mereka akan mengatakan hal-hal seperti "saya tidak ingat lagi seberapa sakit yang saya rasakan sebelum transplantasi", dan sebagainya. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pasca transplantasi bergantung pada jenis tranplantasi yang diterima, masalah kesehatan lainnya, dan reaksi tubuh terhadap organ yang baru.

Karena anggapan bahwa transplantasi memicu kanker benar adanya, ada baiknya jika penerima donor organ mengecek kondisi tubuh secara berkala untuk memeriksa benih-benih kanker usai transplantasi. Selain itu, penting juga untuk menjaga kesehatan organ yang telah ditransplantasikan. Menjaga kesehatan organ dapat dilakukan dengan berbagai cara, sepeti dengan mengubah pola makan, tidak merokok, dan rutin berolahraga.

Metode transplantasi dilakukan dengan harapan untuk memperpanjang usia pasien. Kebanyakan organ dapat bertahan satu hingga lima tahun. Namun, ada pula organ yang bisa bertahan hingga lima belas tahun. Ketahanan organ ini bergantung pada seberapa cocok organ dengan tubuh resipien, kualitas organ yang ditransplantasikan, dan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh. Maka dari itu, sebaiknya para resipien menjaga pola hidup mereka. Kita yang bukan resipien pun juga harus menjaga pola hidup kita tetap sehat juga untuk memperkecil kemungkinan kita harus melakukan transplantasi organ.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun