* Validasi Perasaan - Berikan respon yang menunjukkan bahwa kita memahami dan menghargai emosi mereka, misalnya dengan mengatakan, "Aku bisa mengerti mengapa kamu merasa seperti itu."
* Tanyakan Apa yang Mereka Butuhkan - Terkadang seseorang hanya butuh didengarkan, bukan diberi nasihat. Menanyakan hal ini dapat membantu memberikan dukungan yang lebih sesuai.
5. Membangun Hubungan yang Terbuka terhadap Emosi
Ketika kita membangun lingkungan di mana emosi---baik positif maupun negatif---dianggap normal, kita menciptakan ruang yang sehat bagi diri sendiri dan orang lain. Cobalah terbuka terhadap berbagai jenis emosi, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Jangan ragu untuk mengakui perasaan, karena itulah yang membuat kita lebih autentik.
Toxic positivity dapat berdampak negatif dengan menghilangkan ruang bagi emosi yang lebih kompleks. Sebaliknya, sikap positif yang sehat memberi tempat bagi semua emosi, tanpa menekan atau mengabaikannya. Dengan merespons emosi secara empatik dan membangun hubungan yang terbuka, kita bisa menjadi lebih peka terhadap perasaan orang lain dan diri sendiri. Tidak perlu selalu terlihat bahagia---yang penting adalah menjadi autentik dan menerima setiap emosi sebagai bagian dari kehidupan.
Terima Kasih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H