Mohon tunggu...
Aureal Nawrah Purnama
Aureal Nawrah Purnama Mohon Tunggu... Aktor - Sekolah

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toraja Tanah Orang yang Berdiam di Negeri Atas

24 Oktober 2024   23:47 Diperbarui: 25 Oktober 2024   00:24 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Sistem Organisasi Masyarakat

Suku Toraja menganut sistem kekerabatan campuran. Dalam perkembangannya, kekerabatan melahirkan tingkatan-tingkatan. Masyarakat Toraja biasa menyebutnya dengan nama Tana’.

  • Tana’ Bulaan yaitu Bangsawan asli, biasanya menjabat sebagai ketua atau perangkat adat.
  • Tana’ Bassi atau bisa dikenal dengan nama Tomakaka, yaitu bangsawan campuran/menengah mereka biasanya menduduki pembantu di dalam Lembaga adat.
  • Tana’ Karurung yaitu masyarakat biasa, mereka menjabat sebagai petugas  atau Pembina Indo’ Padang (kepala dusun) dengan jabatan To Indo’.
  • Tana’ Kua-Kua atau dikenal juga To Ma’pariu yaitu hamba sahaya, yaitu orang yang bekerja mengolah tanah pertanian yang kehidupannya dan keluarganya akan dijamin oleh tuannya. Golongan ini wajib mengabdi sepenuhnya pada Tana’ Bulaan dan Tana’ Bassi.

 

5. Sistem Peralatan Hidup 

Bacakoran
Bacakoran

     Sistem peralatan hidup suku Toraja beragam macamnya, seperti:

  • Rumah Tongkonan adalah rumah adat tradisional dari Toraja. Tongkonan sendiri berasal dari kata tongkon yang artinya menduduki atau tempat duduk. Sedangkan Tongkonan bermakna tempat tinggal penguasa adat yang juga dijadikan sebagai tempat berkumpul.

Rumah adat Tongkonan dibentuk dari hubungan kekerabatan. Itulah mengapa bangunan ini tidak dimiliki secara individu, melainkan diwariskan secara turun-temurun oleh keluarga atau marga tertentu.

Tongkonan saat ini telah mengalami banyak perubahan. Tongkonan mempuyai tiga struktur utama yaitu bagian kaki, bagian badan, dan atap.

Rumah adat Tongkonan ini adalah rumah panggung yang berbahan dasar kayu uru. Atap Tongkonan mmpunyai bentuk melengkung dengan kedua ujungnya menjulang seperti perahu. Salah satu ciri-ciri dari rumah adat tongkonan adalah:

  • Tanduk kerbau di tiang utama yaitu tanduk yang dipajang berasal dari pengorbanan ketika upacara Rambu Solo’ anggota keluarga. Tanduk ini juga merupakan simbol kemampuan ekonomi pemilik rumah,
  •  Patung kepala kerbau yaitu patung kepala kerbau atau kabango' yang akan dipasang dibagian atas rumah adat Tongkonan,
  • Rahang Kerbau dan Babi di bagian samping rumah yaitu rahang kerbau yang disembelih akan dipasang pada sisi kiri rumah yang menghadap ke barat. Sedangkan, rahang babi  ini akan dipasang disisi kanan rumah yang mengarah ke timur,
  •  Dibangun berpasangan dengan lumbung Tongkonan sendiri adalah rangkaian bangunan yang terdiri atas rumah utama yang diukir (banua sura') dan lumbung yang diukir (alang sura'). Kedua bangunan ini menyimbolkan sebagai pasangan suami istri. Alang berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi. Tiangnya dibuat khusus dari kayu palem yang bertujuan agar tidak dimakan tikus,
  • Posisi bangunan didasarkan pada arah mata angin bangunan Tongkonan selalu dibangun menghadap ke Utara dilambangkan sebagai tempat sang pencipta,
  • Ukiran pada dinding rumah beberapa motif ukiran tersebut sebagai berikut :
    • Pa'tedong melambangkan kesejahteraan,
    • Pa'barre Allo menandakan bahwa sumber kehidupan dan segala sesuatu berasal dari sang pencipta, 
    • Pa'manuk Londong menandakan kepemimpinan yang arif dan bijaksana, terpercaya, memiliki intuisi tepat, dan selalu berkata benar,
    • Pa'kapu' Baka menyimbolkan kekayaan dan kebangsawanan.
  • Tenun tradisional

Kerajinan tenun toraja merupakan warisan budaya turun temurun dari generasi ke generasi. Selain digunakan untuk sehari hari, kain tenun juga digunakan pada saat acara rambu tuka' dan juga acara rambu solo'.

Selain corak dan warnanya yang unik dan khas, kain tenun Toraja juga kuat, halus dan juga indah. pembuatan kain tenun Toraja masih menggunakan alat tradisional. Alat yang digunakan untuk membuat kain tenun Toraja terbuat dari kayu dan juga batang bambu. Para pengrajin memintal benang yang akan menjadi bahan dasar pembuatan benang. Dalam proses pembuatan kain tenun toraja memerlukan kesabaran ekstra, karena waktu pembuatan tenun itu sendiri mencapai satu minggu. Pada motif kain tenun tradisional Toraja diambil dari ukiran tongkonan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun