Mohon tunggu...
Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Stasiun Tua di Kampungku

25 Maret 2017   16:45 Diperbarui: 26 Maret 2017   01:00 2440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: days-of-dee-tresna.blogspot.co.id

“Dan kau masih saja terus menggombal, mas.”

“Aku mencoba serius, Nad.”

“Seserius apa?”

Pertanyaan Nadia kali ini menusukku. Aku hanya diam, menatap pohon-pohon Trembesi raksasa yang tegar berdiri di sekitar area TPK (Tempat Pelelangan Kayu) depan stasiun. Aku ragu dengan diriku yang tak punya cukup nyali untuk melamarnya, hati kecilku seakan-akan ada bisikan bahwa keluarganya tak kan menerimaku. Meski hal itu aku belum pernah mencobanya.

“Mas, seserius apa?”

“Aku belum bisa menjelaskan sekarang, Nad. Maaf.”

“Ah, keluar gombalnya lagi.”

“Ini bukan gombal Nad, tapi maukah bapakmu menerimaku?, statusku sebagai kuli pabrik kerupuk di Hong Kie yang gajinya kecil.”

“Keberanian tidak diukur dengan penghasilan, keberanian tetaplah keberanian, dan penakut sampai kapanpun tetaplah penakut.”

“Nad!”
 “Buktikan, mas.”

Aku seperti ditendang perutku hingga limbung dan terhuyung-huyung. Nadia memaksaku untuk membicarakan hubungan yang lebih serius dengan bapaknya. Sedangkan aku tahu, bahwa bapaknya adalah orang yang berada di kampung ini. Setidaknya aku bisa menebaknya bahwa Nadia yang disekolahkan sampai perguruan tinggi, pasti bapaknya punya pilihan yang lebih baik, paling tidak seorang dokter atau sesama teman kuliahnya. Meski aku tahu Nadia menyukaiku. Tapi bermodal suka belum tentu bapaknya menerimaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun