Mohon tunggu...
Puisi Pilihan

Ku Tembak Kau di Kali Kening

29 September 2016   08:13 Diperbarui: 29 September 2016   08:23 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://harian.analisadaily.com/puisi-rebana/news/bulan-bilang-aku-mendamba/255045/2016/08/07

Ku Tembak Kau di Kali Kening

Oleh. Rohmat Sholihin*

saat sepulang sekolah di pagi yang cerah

ada redup hati kepalang resah

melihat bangku, kursi, buku dan kantin sekolah seakan-akan pada gelisah

pada sepi dan menepi

meringis seakan-akan mengataiku

meledekku

mencercaku

menertawaiku

pada bunga taman depan kelas aku mengadu

sudikah kau kupetik sebelum kau layu

ingin kupersembahkan padanya dengan manja

kuselipkan ditelinganya

kubisikkan secarik kata-kata purba

cinta…

ya, cinta…

ingin kurengkuh dari hati perempuan atas nama kau

bukan yang lain

dan tak ingin yang lain

sebab hatiku tak cukup

tinta, kanvas, dan cat kusaput dengan jemari dan perasaanku

satu garis

dua garis

dan seterusnya

mulai tampak gurat-gurat wajah

rambut

hidung

bibir

mata

tangan

kaki

dan itu kau

aneh

Tuhan menciptakan cinta memang aneh

jika tak aneh tak akan ada kau, aku dan kita

juga rumput, bunga, pohon ditaman dan isinya

ingin hati segera menjemputmu

mengajakmu bercerita tentang esok hari yang sederhana

namun kau belum juga beranjak pulang ke rumah

tak sabar ku menunggu

menunggu  kupu-kupu terbang ke madu

sungguh hati ingin mengadu, mencampakkan rindu buatmu, sebagai obat hatiku yang kelu

bingung

gusar

gugup

menderu-deru dalam kepalaku

aku ragu meski hatiku mau

dasar kutu monyet kata benalu

pelan-pelan kuendapkan kaki menuju pintu kelasmu

dengan malu-malu kuhampiri kau

kupanggil

kutersenyum

dan menawarkan hadiah manis untukmu

bisakah kau pulang denganku?

“Yes”, kau mengannguk setuju

dalam pikirku ada bayang-bayang nakal memutar-mutar

yaitu sebuah jembatan tua

pohon rindang

dan gemericik sungai yang tenang

kita berhenti bernafas sejenak

main keriki di kali

bermain air hingga senja hari

mengelitik-gelitik perasaan

 tersenyum

cemberut

tertawa

berkata-kata indah

membuai hati kita menjadi sepasang raja

duduk pada singgasana

ku tembak kau di kali kening

tak juga kau bergeming

Bangilan, 24 September 2016.

*Penulis aktif di Komunitas Kali Kening Bangilan-Tuban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun