Mohon tunggu...
Puisi Pilihan

Bulan Merah di Kali Kening

8 Agustus 2016   19:04 Diperbarui: 9 Agustus 2016   00:13 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://pojoksatu.id/pojok-lain/2015/04/04/10-cerita-mistis-gerhana-bulan-darah/

Malam semakin kelam…

Ada rindu selang datang…

Diantara ranting-ranting pohon bambu yang meradang,

semak-semak yang tertikam,

dan batu-batu yang kusam,

Senyummu tak lagi riang, seriang anak perawan.

Bulan merah di Kali Kening, sengit dan genting.

Ketika gemericik air mengalun sendu, membawa kisah pilu,

Airmu tak lagi bening, ikan-ikanmu pada pusing,

Bulan merah di Kali Kening, cerita tentangmu kian merinding.

Keelokanmu tinggal secuil cerita, bahkan telah sirna.

Kini…

Bocah-bocah tak lagi mandi dipelukmu, tersenyum lepas dibahumu, bermain lumpur didadamu, dan berkeluh kesah diratapmu.

Mendekat saja enggan, sampah-sampah bertebaran dibibirmu, busuk baumu, kotor tubuhmu, racun ludahmu.

Bulan merah di Kali Kening, kesucianmu telah dirampas oleh zamanmu.

Terkoyak-koyak rakus tirani yang terus berevolusi.

Ayat-ayat suci dimanipulasi, disihir, dibungkus seperti candu.

Bulan merah di Kali Kening, sakitmu kian meradang, ngeri…

                                                                        Kali Kening, 8 Agustus 2016.

Rohmat Sholihin

Anggota dan aktif di Komunitas Kali Kening Bangilan-Tuban.

Bisa ditampar dengan kritikan tajam di email.

rohmat.sholihin@yahoo.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun