http://llingkunga.blogspot.co.id/2013/07/pemanfaatan-sumber-belajar-dilingkungan.html
“LIBATKAN ANAK DIDIK DENGAN LINGKUNGAN ALAM SEKITAR”
Oleh. Rohmat Sholihin
Jika ada lingkungan alam yang rusak jangan salahkan orang lain namun kita mesti sadar sepenuh hati bahwa kerusakan itu juga tanggung jawab kita bersama. Negara kita Indonesia yang saat ini sering terjadi kerusakan-kerusakan alam karena alam kita ini sudah tidak seimbang lagi. Ketidakseimbangan alam bukanlah rekayasa Tuhan atau faktor alam itu sendiri tapi upaya-upaya manusialah yang paling dominan dalam menciptakan keseimbangan alam.
Maka dari itu saya ambil beberapa contoh kerusakan alam akibat ketidakseimbangan alam yaitu illegal logging (penebangan hutan secara liar), pengambilan pasir disungai secara berlebihan, pembakaran hutan, pengambilan ikan dengan bahan peledak dan racun serta jaring pukat, perburuan liar, dan masih banyak lagi. Itu hanya sekedar contoh saja yang pada kenyataannya kerusakan alam yang ditimbulkan oleh manusia masih sangat banyak. Dan itu terlihat dinegeri kita menjadi hal yang lumrah dan tak ada usaha untuk berubah diri. Sungguh keterlaluan, negeri kita yang kaya akan kekayaan alam hayati bisa jadi akan menjadi hancur seluruh populasi dan habitat alam ini.
Sudah seharusnya kita melakukan perubahan besar-besaran melalui institusi pendidikan tanpa hanya pencitraan semata. Namun perubahan nyata bukan hanya teori dikelas dan kampus saja namun perubahan-perubahan itu mengakses kuat sampai ke masyarakat kita yang luas bahkan sampai ke anak-anak didik kita pada tingkat pra sekolah sampai sekolah dasar juga sampai ke jenjang perguruan yang lebih tinggi.
Bahwa kesadaran menjaga lingkungan alam sekitar adalah penting. Kita hidup juga dialam, tanpa alam kita tak kan bisa hidup karena kita butuh ruang untuk hidup. Kita hidup menempati ruang yaitu alam kehidupan yang berisi bermacam-macam keanekaragaman hayati yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain.
Pendidikan lingkungan hidup bisa juga diterapkan pada sekolah dasar atau madrasah disela-sela penggabungan materi dengan kreatifitas cara kita mengajar. Bisa disimpulkan jika mengajar hanya membicarakan dunia sebatas teori akan menghasilkan persepsi non sense atau tak bermakna. Dan inilah hal yang paling dibenci oleh anak didik karena sudah pasti menjemukan hasilnya dan kurang menyenangkan. Apa cara seperti itu terus metode yang membosankan itu kita pertahankan selamanya dalam dunia pendidikan kita tanpa ada gagasan atau ide yang dapat membuat anak didik merasa hebat.
Maka dari itu bagi para pendidik berubahlah secepat mungkin untuk mengatasi anak didik yang kurang greget dalam dunia pendidikan dan bergantilah dengan mengajar yang berani memecahkan budaya “bodoh” yang ada ditengah-tengah masyarakat kita yang serba terjajah oleh sistem apapun. Mulailah dengan cara yang pelan tapi terus bergerak dan dinamis mengenalkan anak didik pada kenyataan yang jujur sesuai dengan analisis data yang kita temukan bukan teori yang terkadang tidak akurat secara pasti.
Dan pendidikan lingkungan hidup haruslah:
- Mempertimbangkan lingkungan sebagai suatu totalitas — alami dan buatan, bersifat teknologi dan sosial (ekonomi, politik, kultural, historis, moral, estetika);
- Merupakan suatu proses yang berjalan secara terus menerus dan sepanjang hidup, dimulai pada jaman pra sekolah, dan berlanjut ke tahap pendidikan formal maupun non formal;
- Mempunyai pendekatan yang sifatnya interdisipliner, dengan menarik/mengambil isi atau ciri spesifik dari masing-masing disiplin ilmu sehingga memungkinkan suatu pendekatan yang holistik dan perspektif yang seimbang.
- Meneliti (examine) issue lingkungan yang utama dari sudut pandang lokal, nasional, regional dan internasional, sehingga siswa dapat menerima insight mengenai kondisi lingkungan di wilayah geografis yang lain;
- Memberi tekanan pada situasi lingkungan saat ini dan situasi lingkungan yang potensial, dengan memasukkan pertimbangan perspektif historisnya;
- Mempromosikan nilai dan pentingnya kerjasama lokal, nasional dan internasional untuk mencegah dan memecahkan masalah-masalah lingkungan;
- Secara eksplisit mempertimbangkan/memperhitungkan aspek lingkungan dalam rencana pembangunan dan pertumbuhan;
- Memampukan peserta didik untuk mempunyai peran dalam merencanakan pengalaman belajar mereka, dan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan dan menerima konsekuensi dari keputusan tersebut;
- Menghubungkan (relate) kepekaan kepada lingkungan, pengetahuan, ketrampilan untuk memecahkan masalah dan klarifikasi nilai pada setiap tahap umur, tetapi bagi umur muda (tahun-tahun pertama) diberikan tekanan yang khusus terhadap kepekaan lingkungan terhadap lingkungan tempat mereka hidup;
- Membantu peserta didik untuk menemukan (discover), gejala-gejala dan penyebab dari masalah lingkungan;
- Memberi tekanan mengenai kompleksitas masalah lingkungan, sehingga diperlukan kemampuan untuk berfikir secara kritis dengan ketrampilan untuk memecahkan masalah.
- Memanfaatkan beraneka ragam situasi pembelajaran (learning environment) dan berbagai pendekatan dalam pembelajaran mengenai dan dari lingkungan dengan tekanan yang kuat pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya praktis dan memberikan pengalaman secara langsung (first – hand experience).
Jika kita sudah menyimpulkan kesadaran kita akan pentingnya pendidikan lingkungan hidup, kita akan mempraktekkan dalam dunia pengajaran kita di setiap sekolah-sekolah yang majemuk sifat dan budayanya. Dan inilah salah satu contoh hasil pembelajaran yang saya ambil dari pembelajaran lingkungan hidup di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Bangilan. Saya mengambil data sumber kerusakan alam akibat banjir tepatnya pada sungai Bendo Kecamatan Bangilan dimusim penghujan, peluapan air banjir yang menyisir sungai akibat daya tampung air dihutan yang sudah tidak bisa diandalkan, karena hutan sudah berubah menjadi hutan gundul hanya dipenuhi semak-semak belukar yang tidak seberapa dalam menyimpan air hujan yang besar.
Sehingga dari luapan air hujan yang besar itu melalui sungai mengakibatkan tanah longosr atau erosi. Semakin meluas daerah sungai yang bisa mengganggu lahan warga yang telah ditanami tanaman seperti jagung dan palawija. Masalahnya lahan warga telah mengalami kelongsoran akibat arus air yang besar ketika musim hujan. Daerah aliran sungai semakin meluas bersamaan meluapnya arus air sungai akibat hujan deras.
Dari hal-hal sederhana dalam berhubungan dengan alam sekitar mulai dari kebiasaan mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya, membersihkan ruangan kelas, membersihkan halaman sekolah bahkan juga membersihkan rumah dan halaman rumah adalah salah satu upaya mengajak dan membiasakan kegiatan-kegiatan yang langsung berhubungan dengan alam sekitar tempat hidup kita bersama.
Kemudian mulai kita kenalkan lagi kebiasaan-kebiasaan untuk menanam bunga ditaman, menanam bunga di pot, bahkan sampai menanam pohon diarea yang gersang dan rawan tanah longsor. Dan supaya anak tidak jenuh dan selalu tertarik, buatlah kegiatan-kegiatan itu dengan sangat menyenangkan dan tidak terlalu bersifat membebani, anak didik sudah mau ikut dan bergabung serta antusias itu sudah awal yang bagus.
Kegiatan-kegiatan pembelajaran juga bisa kita adakan diluar kelas, misalkan mengunjungi hutan buatan, membuat laporan sederhana tentang hutan buatan secara berkelompok, memotret hal-hal yang ada dihutan buatan atau tempat-tempat yang masih sangat natural atau alami. Bisa juga mengunjungi sungai, sawah, kebun, danau bahkan bukit-bukit yang ada didaerah kita masing-masing agar anak didik lebih memahami secara langsung bentuk dan permasalahan yang telah terjadi. Jangan terlalu berkutat dalam kelas terus dengan metode yang tak asyik dan anak akan menjadi malas dan tidak tertarik dengan pembelajaran kita.
Ibaratnya anak dan alam adalah ikatan sahabat, jika salah satunya merasa sakit satunya juga ikut perhatian dan membantu untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Jangan kita jauhkan anak dengan lingkungan alam karena itu akan menjadi kebiasaan buruk, anak tidak akan kenal dengan lingkungan alam sekitar sehingga anak akan cenderung menjadi egois dan mementingkan diri sendiri yang cenderung lebih bersikap merusak. Marilah kita mulai dari sekarang untuk memperkenalkan anak-anak didik kita untuk lebih mengerti dan dekat dengan lingkungan alam sekitar agar masa depan lingkungan alam sekitar menjadi gemilang dan lestari seperti masa depan anak-anak didik kita nanti.
Semoga bermanfaat. Amin.
Bangilan, 9 Mei 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H