5. Tantangan dan Solusi
Tantangan
- Kurangnya Buku dengan Tema Toleransi: Tidak semua buku anak mengandung pesan toleransi yang jelas.
- Minimnya Dukungan Orang Tua dan Guru: Tidak semua orang tua dan guru menyadari pentingnya sastra anak dalam pendidikan karakter.
Solusi
- Produksi Buku Bertema Toleransi: Penulis dan penerbit perlu menghasilkan lebih banyak karya yang mengangkat tema toleransi.
- Pelatihan untuk Guru: Guru perlu dilatih untuk menggunakan sastra anak sebagai alat pembelajaran karakter.
- Kampanye Literasi: Meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya membaca bersama anak.
Sastra anak memegang peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai toleransi pada siswa sekolah dasar. Melalui cerita-cerita yang menarik dan sarat pesan, anak-anak dapat belajar menghargai perbedaan, menyelesaikan konflik, dan hidup berdampingan secara harmonis. Dengan pemilihan buku yang tepat dan pendekatan yang kreatif, sastra anak dapat menjadi alat yang efektif dalam membangun karakter generasi muda yang toleran.
REFERENSI:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Strategi Penguatan Pendidikan Karakter melalui Literasi. Jakarta: Kemendikbud.
Ismail, A. (2021). "Peran Sastra dalam Pendidikan Karakter Anak". Jurnal Pendidikan Karakter, 12(3), 123-132.
Setyawan, H. (2022). "Sastra dan Toleransi: Implementasi di Sekolah Dasar". Jurnal Kajian Pendidikan, 15(1), 45-57.
Rahmawati, F. (2020). "Membangun Karakter Melalui Literasi di Sekolah Dasar". Jurnal Literasi Anak, 8(2), 89-98.
Santoso, D. (2019). "Literasi dan Toleransi: Studi Kasus Penggunaan Sastra Anak di Kelas". Jurnal Ilmu Pendidikan, 21(4), 289-304.
UNESCO. (2018). Tolerance: The Key to Peaceful Coexistence. Paris: UNESCO.