Mereka berdua merasa dalam perencanaan sampai praktik penukaran lukisan tersebut, tidak dapat dilakukan hanya berdua saja, akhirnya Piko mengajak kekasihnya, yaitu Sarah untuk terlibat dalam operasi penukaran lukisan ini. Kemudian Ucup juga mengajak Fella, teman kampusnya yang ia rasa dapat membantu dalam operasi penukaran lukisan ini.Â
Kemudian Fella pun mengajak sepasang adik kakak, yaitu Gofar dan Tuktuk yang kenal dengan Fella saat di tempat balap liar. Ia mengajak Gofar dan Tuktuk untuk ditugaskan sebagai orang yang memegang kendali lapangan. Dalam perencanaan pencurian lukisan ini yang berperan sebagai otak perencanaan nya adalah Fella, untuk bagian hack sistem dan lain sebagainya adalah Ucup, untuk bagian memalsukan lukisan adalah Piko, sedangkan Sarah karena memiliki keahlian dalam bela diri, dalam tim ini ia bertugas untuk membela diri jika lawan atau orang sekitar melakukan perlawanan. Â Â
Piko dan kawan-kawan sudah melakukan perencanaan pencurian lukisan ini sebanyak dua kali, namun pencurian yang pertama mengalami kegagalan. Pertama kali mereka mengeksekusi rencana pencurian ini tidak berjalan lancar dikarenakan terdapat hal yang tidak terduga terjadi. Pada saat proses penukaran lukisan tersebut, saat di jalan menuju venue penukaran gerak-gerik Piko dan kawan kawan dicurigai oleh polisi yang sedang bertugas di jalan. Kemudian polisi mulai mengejar Piko dan teman-teman, sampai komplotan pencuri ini berpencar agar tidak ketahuan. Namun, Tuktuk berhasil ditangkap polisi dan diinterogasi oleh polisi. Saat dilakukan interogasi Tuktuk tidak menjawab sama sekali semua pertanyaan yang diajukan oleh polisi. Kemudian Tuktuk dibebaskan oleh polisi karena tidak ada informasi yang didapatkan. Setelah Tuktuk dibebaskan, komplotan pencuri ini mencari tahu mengapa rencana pencurian ini bisa sampai diketahui oleh polisi setempat.Â
Mereka sadar bahwa mereka dijebak oleh Dini dan Permadi. Dini dan Permadi menjebak para komplotan, mereka tidak mau bertanggung jawab mengenai polisi yang mengetahui pencurian lukisan tersebut, Dini dan Permadi hanya memanfaatkan momen ketika lukisan tersebut ketahuan ingin dicuri. Ketika polisi memanggil Dini untuk mengecek apakah lukisan tersebut asli atau tidak, Dini membawa lukisan yang terbukti asli ke kediaman Permadi. Setelah para komplotan mengetahui bahwa mereka hanya dimanfaatkan oleh Dini dan Permadi, mereka mulai menyusun rencana untuk penukaran lukisan asli yang ada di kediaman Permadi. Rencana penukaran lukisan yang kedua kali ini termasuk bentuk balas dendam mereka terhadap Dini dan Permadi. Dalam perencanaan kedua kali nya ini, mereka sangat berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang kemarin sudah dilakukan. Apakah mereka akan berhasil untuk menukarkan kembali lukisan tersebut serta membalas dendam terhadap Dini dan Permadi?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H