Mohon tunggu...
Aunurrofiq Fitriadi
Aunurrofiq Fitriadi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Komunikasi UMY | @aunurrofiqF

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

5 Tahun Tragedi Mandala Krida dan Momentum Bangkitnya PSIM

12 Februari 2015   06:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:21 2750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14236738681860208103

[caption id="attachment_368382" align="aligncenter" width="253" caption="dok.pri"][/caption]

Tanggal  12 Februari 2010  menjadi hari yang tidak bisa dilupakan oleh masyarakat Yogyakarta.Terutama untuk pendukung setia PSIM dan juga PSS. Laga derby divisi utama PT Liga Indonesia ini memang sarat dengan gengsi dan juga menunjukan siapa klub terhebat yang ada di DI Yogyakarta. PSIM adalah klub kebanggaan masyarakat Yogyakarta dari 1929, PSIM juga klub tertua di Indonesia yang juga sekaligus sebagai pendiri PSSI. Sementara saudara mudanya PSS baru ada di tahun 1976.

Pada pertandingan itu merupakan awal pertama kalinya Slemania (pendukung PSS) untuk melakukan tour ke kandang PSIM di stadion Mandala Krida Yogyakarta. Sehingga tentu saja hal ini membuat pertandingan menjadi lebih “panas”. Brajamusti (pendukung PSIM) ada catatan kurang harmonis dengan Slemania. Walaupun sebenarnya hal itu cuma ulah oknum namun kedua suporter juga sebenarnya sering melakukan kegiatan bersama. Pada pertandingan derby itu sebenarnya akan dijadikan momentum bersatunya suporter DIY. Kedua suporter pun saling bernyanyi mendukung kesebelasan masing-masing.

Pertandingan berlangsung dengan seru, PSS terlebih dahulu memasukan gol ke gawang PSIM. Namun ada oknum pendukung PSIM yang melempar batu ke lapangan. Batu terkena komandan brimob. Kemudian tindakan brimob memukul dan menembakan gas air mata berulang kali ke pendukung PSIM. Akibat dari itu ratusan pendukung PSIM terpaksa berlarian dan keluar lapangan, sementara pintu yang terbuka hanya satu. Sehingga banyak anak kecil, wanita yang lari dan terinjak-injak.

Aksi polisi tidak hanya disini saja. Selain memukul Pendukung PSIM mereka juga memukul berbagai kendaraan, warung yang berada di sekitar Mandala Krida dan Wisma PSIM. Bahkan Kapten PSIM kala itu Marjono dan wartawan juga sempat menjadi sasaran oleh polisi. Kemudian datang Paskhas AU yang adatang untung membantu dan melerai. Semua mengutuk aksi itu Herry Zudianto yang kala itu Walikota sempat protes dan meminta Polisi untuk tidak berlebihan. Pemkot pun menanggung seluruh biaya perawatan di Rumah Sakit.

Pasca kejadian itu setahun tepatnya setelah musta Brajamusti. Supporter kemudian terbelah menjadi dua. Brajamusti dan Maident. Kedua kelompok ini mempunyai masa yang fanatik. Kemudian setelah Herry Zudianto tidak menjadi Walikota Yogyakarta, era kepemimpinan Yogyakarta di pegang oleh Haryadi Suyuti. Haryadi Suyuti kemudian diangkat menjadi Ketua Umum PSIM. Janji Haryadi sewaktu kampanye memang akan membawa PSIM berjaya dan prestasi yang tinggi (baca:ISL).

Namun dalam perjalannya banyak sekali yang kita temui justru sebaliknya. Pemain dan pelatih PSIM justru sering kali terlambat dalam pembayaran gaji. Bahkan Wisma PSIM sampai diputus listriknya akibat menunggak membayar listrik, Pemain PSIM sempat 'diusir' latihan di Mandala Krida akibat tunggakan pemakaian stadion Mandala Krida. Belum termasuk biaya catering, bonus pemain, sepatu, dll. Langkah Haryadi dalam memimpin PSIM dirasa kurang begitu berhasil dan juga nyata. Bahkan sampai ada di wilayah Yogyakarta kritikan dengan tulisan dan gambar "Sibuk Apa Har?, Piye kabare PSIM?", Festifal Mencari Haryadi, dan juga beberapa kali rumah dinas Walikota didemo oleh Pendukung PSIM dan juga Pemain PSIM. Banyak juga yang mengkritik Haryadi atas kebijakan yang mengobral ijin Hotel ketimbang memikirkan PSIM.

Atas desakan dan juga agar Haryadi mengambil langkah yang cepat dan konkrit. Namun justru terdapat kabar yang mengejutkan haryadi mengundurkan diri. Dia beralasan terdapat larangan dari aturan Mendagri. Agak aneh sebenarnya kenapa baru sekarang mundur. Kenapa bukan dulu-dulu sebab aturan itu dikeluarkan pada tahun 2011. Kemudian banyak juga Kepala Daerah dan juga pejabat lain yang masih merangkap jabatan tersebut. karena aturan itu berlaku tidak hanya kepada Kepala daerah saja. Ya jadi bisa dinilai sendiri sebenarnya alasan Haryadi mundur :D

Aturan Mendagri  800/2398/sj tertanggal 26 Juni 2011. ini berlaku bagi  Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, antara lain Presiden/Wakil Presiden dan para anggota kabinet, gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, wali kota/wakil wali kota, anggota DPR-RI, anggota DPRD, hakim agung, anggota Komisi Yudisial, Kapolri, dan Panglima TNInamun juga kepada  pejabat publik, termasuk wakil rakyat, maupun PNS,  rangkap jabatan pada organisasi olah raga seperti KONI dan Pengurus Induk Olahraga.

Momentum Bangkitnya PSIM

Pasca mundurnya Haryadi dari Ketua Umum PSIM maka dibentuklah tim carataker yang bergerak cepat dan juga memilih Kardi sebagai Ketua Umum, Agung damar sebagai Manager Tim PSIM dan juga Seto Nurdiantoro sebagai Pelatih PSIM. Setelah berjalan beberapa minggu Kardi kemudian mundur karena merasa tidak mampu dan sudah berusaha maksimal. Salut dan sangat berapresiasi dengan Pak Kardi yang berjuang dengan sungguh-sungguh walaupun beliau belum berhasil. Kemudian Agung damar ditunjuk menjadi Ketua Umum PSIM dan juga sekaligus manager.

Agung Damar bukan orang baru di PSIM. Namanya sudah dikenal orang di Yogyakarta. Dia adalah Presiden Brajamusti kedua dan juga anggota DPRD kota Yogyakarta. Diera Brajamusti kepemimpinanya dia berhasil membawa Brajamusti menjadi suporter yang besar dan juga mengalami masa kejayaan. Jadi tidak salah jika Agung Damar dipilih menjadi Ketua Umum PSIM.Selain itu beberapa pengurus dan juga managemen diisi oleh dari suporter PSIM baik itu Brajamusti maupun Maident. jadi mereka tau persis bagamaina cara pengelolaan tim, dan juga bisa ikut berjuang dengan nyata.

Pada masa sekarang ini Brajamusti dan Maident juga sedang bangkit-bangkitnya. Laskar yang tadinya tidak aktif dan vakum. Kemudian mereka banyak yang aktif. Regenerasi sudah mulai berjalan dan juga berlangsung dengan baik. Bahkan sekarang sedang digaungkan dengan adanya #JerseykanMandalaKrida sebuah langkah nyata dari Pendukung PSIM untuk ikut bertisipasi dengan memberikan royalti dan juga menambah pemasukan bagi PSIM. Selain itu dengan jersey juga akan mencegah gesekan diantara pendukung PSIM. Selain itu melihat animo pendukung PSIM yang banyak dan juga fanatik dalam jersey maka masuk sponsor apparel PSIM. Merela akan membuat jersey PSIM. Nantinya juga akan dijual dan akan ada royalti untuk PSIM.

Selain itu juga hammpir diseluruh jalanan di Kota Yogyakarta dipenuhi dengan adanya bendera PSIM. Bendera dan juga mural menghiasi seluruh penjuru Yogyakarta. Setiap laskar berlomba untuk menghiasi kampung mereka dengan warna biru. Warna kebesaran PSIM Jogja.

Momentum ini merupakan yang sangat bagus dan harus dipelihara bersama.  Diusia yang akan memasuki 86 tahun ini, Masyarakat yogyakarta sudah rindu akan bangkitnya PSIM. PSIM adalah KITA. PSIM adalah warisane Simbah. PSIM bukan hanya sekedar sepak bola, lebih dari itu. Ada warisan nilai budaya. PSIM merupakan simbol perjuangan Masyarakat Yogyakarta dalam peran kemerdekaan Indonesia lewat sepakbola.

PSIM Jogja harus maju dan bergerak kedepan. Salah satu klub tertua dan juga pendiri PSSI ini harus mampu berjaya dan bangkit. promosi ISL merupakan harapan bersama. Semua pihak harus mendukung dan ikut berpartisipasi dalam hal ini.

#PSIMgotoISL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun