Mohon tunggu...
Auni Nashfa Hasyyati
Auni Nashfa Hasyyati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Karena saya menjadi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, maka penulisan artikel dan karya tulis ilmiah yang lainnya bukan sesuatu yang asing bagi saya, saya menulis artikel dengan tema sastra dan pendidikan yang sesuai dengan Program Studi yang sedang saya tempuh.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Belajar Kognitif, Konstruktifisme, dan Metakognitif

21 Desember 2024   01:00 Diperbarui: 20 Desember 2024   23:00 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori belajar psikologi kognitif: menekankan pentingnya memahami proses mental internal pada manusia. Para ahli berpendapat bahwa perilaku manusia tidak dapat sepenuhnya diukur atau dijelaskan tanpa melibatkan proses mental. Dalam pandangan ini belajar pada dasarnya adalah sebuah proses mental, bukan hanya perilaku jasmaniah.

Asal pertumbuhan teori belajar kognitif:

  • Berkembang setelah muncul teori belajar Gestalt (yang meneliti tentang persepsi dan pemecahan masalah, dikenalkan oleh Max Wertheimer)
  • Kemudian dilanjutkan oleh Kurt Koffka (1886-1941) yang menjelasakan secara rinci hukum-hukum persepsi, dan Wolfgang Kohler (1887-1959) yang mempelajari insight pada simpanse
  • Konsep utama dari psikologi gestalt salah satunya merupakan insight, yakni pemahaman mendadak mengenai hubungan antar elemen-elemen dalam suatu masalah
  • Menurut teori gestalt, kejelasan dari makna apa yang diamati dalam situasi belajar lebih efektif dalam meningkatkan pembelajaran seseorang dibandingkan dengan penggunaan hukuman atau hadiah

Teori Belajar Kognitif Field Lewin

Teori belajar ini bertolak belakang dari penemuan psikologi gestalt, Lewin (1892-1947) mengembangkan teori belajar cognitive field, yang berfokus pada kepribadian dan psikologi sosial. Lewin memandang setiap individu berada dalam medan kekuatan psikologis, yang disebut dengan life space (mencakup lingkungan di mana individu berinteraksi, baik orang disekitar, objek fisik yang dihadapi, ataupun fungsi psikologis yang dimiliki). Proses belajar terjadi akibat perubahan dalam struktur kognitif individu. Lewin  menekankan pada peran motivasi dalam proses belajar, dibandingkan penggunaan penghargaan ataupun reward.

Teori belajar cognitive Development Piaget

Piaget berpandangan bahwa proses berpikir berkembang secara bertahap, dari konkret menuju abstrak. Ia menggunakan istilah Schame dan bergantian dengan istilah struktur yang merujuk pada pola perilaku yang berulang. Skema ini terbagi menjadi dua jenis: skema bawaan (bernapas,makan, dan minum) dan skema mental (pola perilaku, sikap atau klasifikasi). Piaget menyatakan bahwa kecerdasan terdiri dari tiga aspek, yaitu: struktur (Schame), isi (content)-merujuk pada pola perilaku spesifik saat individu menghadapi masalah, dan fungsi (function) terkait dengan cara individu mencapai kemajuan intelektual.

Discovery Learning Burner

Jerome Burner memformulasikan konsep dengan landasan bahwa anak-anak harus berperan aktif dalam proses pembelajaran, dipengaruhi oleh teori perkembangan Piaget. Burner mendorong siswa untuk membangun pemahaman mereka sendiri melalui eksplorasi. Burner mengaitkan metode pembelajaran dengan kebutuhan perkembangan intelektual siswa, yang sejalan dengan ide Dewey (tentang problem solving). Menurut Burner, kurikulum yang efektif tidak hanya memberikan informasi tetapi juga membentuk siswa untuk mampu problem solving, ilmuwan, atau ahli dalam bidang tertentu.

The art of discovery dari Burner:

  • Adanya suatu kenaikan dalam potensi intelektual.
  • Ganjaran intrinsik lebih ditekankan dari pada ekstrinsik.
  • Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid tersebut menguasai metode discovery learning.
  • Murid lebih senang mengingat informasi.

Implikasi teori kognitif

  • Pembelajaran Berbasis Pemahaman dan Insight
  • Belajar sebagai Proses Pemecahan Masalah
  • Lingkungan Belajar dan Life Space
  • Pengajaran Berdasarkan Tahapan Perkembangan Kognitif
  • Asimilasi dan Akomodasi dalam Pengajaran (Piaget)
  • Discovery Learning dan Belajar Mandiri (Bruner)
  • Penggunaan Teknologi dan Visualisasi dalam Pembelajaran
  • Pembelajaran yang Terstruktur dengan Baik.

Pendekatan Konstruktivisme 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun