Mohon tunggu...
Auly _
Auly _ Mohon Tunggu... -

biasa saja !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ornamen

26 Agustus 2013   21:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:46 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Adalah Della, sebuah gereja yang melampaui batas-batas zaman. Della mencerahkan sekian detik dari setiap nafas manusia disekitarnya. Disekitar Della ditumbuhi Abies Alba seumuran dengan batu pertama Della.

Della maminta para Santo menyebar cinta dan kesejukan.Berembuk lah mereka dalam keheningan, dipimpin Santo Boniface. Ia adalah pendatang dari negeri seberang yang hilang. Santo Boniface sudah lama bergeming dengan Tuhan. Saling diam.

Suatu ketika Boniface singgah dalam keadaan terheran-heran. Tidak jauh dari peristirahatan ia melihat orang seimannya berlaku beda. Orang itu bertudung sama, berbaju dan bermata sama dengannya. Hanya saja ia menggenggam piso dan lilin sekaligus. Didepan orang itu terbaring gadis terpejam.

Ternyata sebuah upacara penyembahan telah dilakukan, dalam benak Boniface. Kening Boniface terasa kering, melipat-lipat seperti tumpukan baju perang. Tak segan, Boniface ingin bertanya kepada semua orang.

Bukankah Bapa telah menerima putranya dihari Penghapusan?

Tak ada satu bibir pun yang meladeni pertanyaan Boniface. Pun gadis dosa itu. Ia tetap terpejam.

Tiba-tiba piso itu mengatakan sesuatu kepada Boniface, gadis itu adalah firman. Ia jelmaan Tuhan dalam mimpinya. Sehingga banyak pendosa begitu saja. Lilin tak suka dan menceritakan yang sebenarnya.

“Bukan begitu” katanya. Gadis ini suci dan perawan. Dalam kitabnya, ia akan melahirkan dewa. Dewa itu bukan putra Tuhan, Semesta mengutuk tapi gadis itu semakin disucikan.

Tuhan berfirman kepada kudus, Biarkan !

Dalam kalimat yang sama, Tuhan ingin berkehendak.

Pohon menjulang stinggi Adam. Kakinya bernama Aka. Tak seperti kebanyakan tumbuhan, daunnya menyeru bait angin. Ada bakal biji disetiap ketiak dahan, gunduk dan terlihat seperti puting yang layu. Biasanya ia akan membusung pada musim dingin. Pohon Oak, begitu Tuhan mengajarkan pada Adam. Ia jelmaan Dewa Thor, sang kabut berwarna ijo.

Dewa Thor dahulu baik hati. Perangainya baik kepada lidah setiap orang yang punya lidah. Ia keturunan Bath dari Bunda Nere, yaitu gadis semenanjung barat kota Avenue. Istri Bath sangat beragam. Setiap bangsa ingin menjadi keluarga Bath. Bath adalah Dewa Hujan. Bukan air, tapi hujan.

Bunda Nere adalah sebutan dari satu-satunya istri Bath yang dikaruniai cinta. Nere tak segera hamil oleh cinta Bath yang pertama. Dalam kitab Futur diceritakan, Nere hamil setelah Seribu cinta dari Bath.

Sekian ribu cinta dari Bath, Thor terlahir sebagai putra. Satunya putra yang menyambung nadi Bath. Seluruh Guruh gembira bersorak dalam sebuah pesta.

Thor tumbuh menjadi pemuda yang gerah. Firman mengatakan, Thor pembagi cinta, tugasnya membuat cerita pada setiap hati.

Dalam kalimat yang sama Tuhan berkehendak.

Thor memilih hidup pada pohon Oak. Pohon yang tumbuh sepanjang tahun. Pohon keabadian. Sejak Thor bersemayam dalam oak, kaki pohon oak mengguncang-guncang daratan lautan. Semua yang bernama kehidupan menjadi sekarat. Menemui cintanya kepada Tuhan.

Tuhan mengutuk Thor dalam sebuah oak. Kakinya semakin melumat gunung-gunung. Ia hanya mau berhenti jika ada gadis menangis.

Konon, dipenghujung tahun sebelum renaissance tak ada satupun gadis terlahir waktu itu. Sampai gadis-gadis tua semakin serak. satu persatu terkubur tangisannya sendiri. Gadis-gadis itu perawan abdi. Tak ada lelaki berani menidurinya. Demi sebuah janji, mereka menenangkan Thor, kaki oak.

Cerita baru dimulai dengan seorang renta membunuh gadisnya, sebelum mengucurkan darahnya ke batang oak. Sejak saat itu oak tak lagi sebagai Thor. Tetapi Thor masih tertidur oleh darah.

Seluruh tanah yang diporakdakan Thor seketika diselimuti pasir berwarna putih. Pasir itu menutupi setiap jalan-jalan. Menghapus semua nama lukisan kota. Pasir itu setiap tahin terjatuh dari langit. Seperti yang sekarang disebut salju.

Dalam sebuah waktu, pasir itu menjadi air yang mengalir. Mengalir satu arah. Bermuara disebelah gunung Quud membentuk sebuah danau. Danau itu ditumbuhi ganggang ditepi-tepi. Bau ganggang menyengat membuat Thor terbangun dan terjadilah pengulangan cerita lampau. Satu persatu darah gadis serak membius Thor.

Setiap jasad gadis dikubur dibawah akar Abies Alba. Sampai tak ada gadis lagi yang mengalir darahnya.

Tetua membeli gadis dari negeri Timur. Gadis yang berkulit langsat merona memperlihatkan darahnya yang banyak. Orang Tua mereka mengira gadisnya akan kembali. Tapi tak satu pun begitu sampai Boniface datang dan berbicara denga Thor.

Sebelum berbicara dengan Thor, ia harus berhadapan dengan orang penggenggam piso dan lilin. Orang dengan piso dan lilin geram menantang Boniface beradu kalam. Seandainya Tuhan Pecinta hadir saat itu, Boniface merasa malu dan berhenti. Lantas saja perkelahian dua pendeta jadi menjadi misteri dalam benak kawanan gembala. Tak satupun gembala melerai.

Puji Tuhan, Hanya Tuhan yang berani melerai mereka.

Boniface memukulkan tangannya ke batang pohon oak, Thor. Seketika pohon itu runtuh seperti istana pasir tertelan ombak. Seluruh penduduk disana terperanjat. Menduga Thor akan terbangun.

Menduga Thor marah api. Melumat semuanya, menenggelamkan gunung dan danau. Tak terjadi apapun dalam sejarah.

Boniface menjadi bersalah. Sejak itu Santo Boniface diangkat menjadi tetua gereja Della. Dilain kehendak, ia santo bestari yang sahaja. Hadirnya membawa nasihat. Cintanya sebagai obat kutukan.

Sedangkan tak segadis pun terkucur darah setelah itu. Gadis terpejam tumbuh menjadi pelukis. Lukisannya memenuhi gereja Della. Gereja Tua yang dibangun Dewa Bath atas gembiranya Bunda Nara melahirkan Thor.

Dalam lukisannya, Gadis terpejam dari negeri timur menyematkan belulang gadis-gadis perawan sesembahan untuk Thor. Gadis terpejam membangkitkan belulang dari akar pohon Abies Alba. Pohon yang tumbuh sebagai hutan memagari gereja Della.

Cinta Della dibangun dari lukisan gadis terpejam dari negeri timur. Menjadi sebuah ornamen penggalan sejarah. Mewakilkan semua cinta pada perawan. Membuat cerita disetiap lengkungan belulang.

Della Nampak seperti yang difirmankan Tuhan. Entah, siapa yang disebut tuhan oleh Della.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun