Era digital merupakan sebuah era yang berisikan tekhnologi -- tekhnologi canggih yang membuat pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan praktis. Semua aktivitas sehari -- hari kita menjadi berubah, misalnya belanja bahan makanan. Dahulu kita sering berbelanja di warung, pasar atau supermarket, tetapi sekarang dengan gadget atau smartphone kita bisa membeli bahan makanan tersebut dengan ' online'. Mendidik anak pun senantiasa berubah dalam era digital sehingga orang tua perlu tahu bagaimana metode, tekhnik dan aplikasiannya. Sekarang anak dibebaskan untuk memiliki gadget yang memungkinkan anak mencari informasi -- informasi yang belum sewajarnya di ketahui oleh anak di bawah umur misalnya konten pornografi, kekerasan dan berita hoax.
Sebuah penelitian yayasan kita dan buah hati menyebutkan sejak 2008 -- 2010, sebanyak 67 % dari 2.818 siswa SD (kelas 4, 5 dan 6) di wilayah Jabodetabek mengaku pernah mengakses informasi pronografi. Miris bukan ? memang di dalam internet banyak sekali informasi yang bisa diakses oleh anak, jika anak tidak sengaja membuka situs website yang mengandung konten pornografi akan sangat berbahaya dampak bagi anak misalnya
Anak menjadi mudah terangsang
otak anak akan menjadi lebih peka jika ada konten yang berbau vulgar meskipun masih dalam tahap wajar , karena otak pada fase anak -- anak lebih kuat dalam hal ingatan dan daya tangkap. Jika otak anak sudah merekam sesuatu yang berbau pornografi maka ingatan tersebut tidak akan pernah hilang. Daya imaginasi pada anak juga masih tinggi, hal ini yang mengakibatkan anak sering masturbasi.
Kerusakan otak yang tidak bisa membedakan salah dan rasa malu
semakin sering anak mengakses informasi yang mengandung konten pornografi maka otak anak akan 'menyetting' bahwa informasi tersebut sudah tahap wajar dan boleh diakses lebih lanjut.
Melakukan pelecehan seksual.
Anak akan merasa bosan jika terus menerus melihat konten pornografi di layar maka anak akan penasaran bagaimana mempraktekannya di kehidupan nyata, hal ini bisa menyebabkan anak melakukan pelecehan seksual misalnya memegang bagian sensitive tubuh orang lain .
Banyak orang tua yang berpikiran " mending kasih HP aja si dedek, nanti anteng kok. Ga ada rewel dan kerjaan kantor selesai" . menurut saya pemikiran tersebut sangat tidak peduli terhadap anak. Mengapa saya berpendapat demikian ? orang tua tersebut tidak memikirkan efek kecanduan gadget dalam jangka panjang. Hal ini sangat berbahaya bagi anak dalam hal psikis dan fisik misalnya
Anak tidak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar,
Manusia merupakan makhluk yang tidak bisa hidup sendiri, tapi sekarang anak lebih memilih menyendiri di kamar karena sudah merasa nyaman dengan smartphone. Hal ini mengakibatkan rasa cuek dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitar.
Rutinitas terganggu misalnya malas makan, mandi bahkan belajar.
Rasa betah dan nyaman terhadap smartphone membuat rutinitas terganggu. Meskipun anak merasa lapar, tetap saja anak tidak akan bergeming saking malasnya untuk makan. Padahal makan sudah menjadi aktvitas yang wajib untuk memenuhi asupan energy tubuh
Kesehatan menjadi terganggu karena pola tidur yang tidak teratur
Riset mengatakan bahwa gadget akan membuat anak tidak mengantuk dan betah bermain dengan smarphone sampai tengan malam. Padahal tubuh pada fase anak -- anak perlu istirahat cukup karena aktivtas metabolik nya lebih tinggi dibanding orang dewasa. Organ -- organ tubuh juga perlu istirahat, seperi yang kita tahu bahwa organ pada fase anak -- anak masih lemah karena masih megalami perkembangan
Kerusakan mata,
Meskipun mata sudah lelah, tapi anak akan memaksa mata untuk berakomodasi maksimum karena melihat sinar layar smartphone.
Gimana ? sudah tau efek bahayanya jika anak sudah kecanduan smartphone ? tapi tidak usah panik dan pikirkan solusinya . terdapat solusi yang bisa mengurangi kecanduan buah hati anda yakni seperti berikut
Batasi penggunaan gadget
Orang tua sudah selayaknya untuk membatasi penggunaan gadget. Misalnya 3 -- 4 jam perhari. Penuhi dengan aktivitas yang bermanfaat misalnya olahraga, memasak atau bermain puzzle. Orang tua juga perlu memproteksi smartphone anak dari berbagai situ yang berbahaya.
Dampingi
Ajari anak untuk membuka situs yang bermanfaat dan mendidik. Jika anak bertanya jawab dengan setulus hati
Buat aturan yang tegas
Dalam rumah perlu ada aturan tertulis yang mengikat dan tegas. Misalnya berapa jam penggunaan internet dalam sehari, hindari penggunaan smartphone dalam acara makan keluarga, bersantai dan rutinitas yang berhubungan dengan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H