Tapi jika ini disetujui, Palestina akan kehilangan dua hal yang sangat berharga. Apa itu?
Pertama, Yerusalem
Dalam peta agenda tersebut, Yerusalem akan menjadi milik tunggal Israel. Palestina silakan minggir!
Tidak ada lagi Yerusalem Barat untuk Israel dan Yerusalem Timur untuk Palestina, meski sekarang keduanya dikuasai militer Israel, tapi batas negara akan menjadi lebih jelas.
Sebagian saja lho ya, pokoknya di luar border militer yang ada di Yerusalem Timur sekarang. Karena Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Israel sendiri berlokasi di Yerusalem Timur.
Namun kata Trump, Area itu bisa diperluas hingga Abu Dis, dan Palestina bisa menamakan apa saja. Apakah itu Yerusalem Timur atau Al Quds (yang tanpa Al Aqsa).
Sementara itu penduduk Palestina yang tinggal di Yerusalem Timur pada saat ini, Hak mereka untuk tinggal tidak akan digusur.
Jadi ada orang Palestina di Yerusalem, Israel. Dengan status kewarganegaraan Palestina, tapi begitu mereka keluar rumah, bendera Israel berkibar di mana-mana dan mematuhi hukum negara Israel. Nampak seperti pelancong, bukan?
Pernyataan ini tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Palestina yang tengah menonton pidato tersebut dari Ramallah. Meskipun Trump berjanji akan menggelontorkan dana 50 Milyar US Dollar investasi untuk pembangunan kesejahteraan Palestina.
Sampai Presiden Mahmoud Abbas bilang: Yerusalem Bukan untuk Dijual!
Lalu, Bagaimana dengan Masjid Al Aqsa?
Temple Mount, Kuil Bait Suci, Haram Al-Syarif, atau apapun kalian menyebutnya. Area ini akan dikelola bersama Waqf Yordania, status quo tetap dipertahankan, dan tetap menjadi situs milik Islam.
Tidak akan ada yang berubah, hanya saja, secara resmi berada di Israel.
Jadi jika nanti ditanya, di mana lokasi Masjid Al Aqsa? Jawabannya, adalah di Israel.