Baik ketiga agama tersebut sama-sama menganggap penting kesakralan area tersebut karena diyakini sebagai jalur penghubung antara manusia dengan Tuhan.
Menurut catatan kitab suci Yahudi dan Kristen, banyak hal telah terjadi yang menyebabkan mengapa area ini dipandang penting.Â
Di sinilah panggung umat manusia. Ketika Tuhan menciptakan Adam dari titik puncak bukit ini. Ibrahim (Abraham) mempersembahkan anaknya melalui perintah berkurban.
Sulaiman membangun istana (Kuil bangsa Israel) untuk Tuhan yang keindahannya tidak tertandingi dan tersimpan Tabut Suci di dalamnya. Hingga akhirnya menjadi panggung perang, yang menyebabkan terusirnya bangsa Israel dari daerah itu.
Kemegahan istana itu pun akhirnya hancur rata dengan tanah bersama hilangnya Tabut yang masih dicari hingga sekarang.
Ada pesan tersirat dari peristiwa tersebut mengapa Muhammad SAW pergi ke Yerusalem terlebih dahulu, kemudian dari sana baru naik ke langit untuk mendapatkan perintah salat.
Yerusalem pada masa itu dikuasai oleh kekaisaran Bizantium. Meski terdapat komunitas Kristen pada masa itu, menurut perjanjian baru kita tidak perlu lagi menghadap Temple Mount dalam menyembah sebagaimana orang Yahudi lakukan. I
tulah mengapa tidak ada sistem kiblat dalam kekristenan.
Semenjak terusirnya bangsa Yahudi dari Yerusalem, kesakralan kota itu hilang. Area Masjid Al Aqsa (Temple Mount) pun hanyalah hamparan tanah yang dipenuhi oleh sampah.
Sehingga peristiwa Isra dan Miraj tidak sebatas sebagai peristiwa turunnya perintah untuk melakukan kewajiban salat 5 waktu. Namun bisa bermakna untuk mengangkat eksistensi kesucian Yerusalem dan sebagai pengingat akan sejarah yang telah terjadi.