Mohon tunggu...
M Aulia Rahman
M Aulia Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

City life enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengoperasian Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta Perlu Kajian dan Perbaikan

11 April 2018   10:55 Diperbarui: 12 April 2018   09:03 12830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekacauan di Stasiun Duri (Dok, twitter @GilangPurnamaS)

Dulu sebagai warga yang tinggal di sekitar Jakarta. Saya turut mendambakan adanya alternatif menuju bandara internasional Soekarno-Hatta. Jalan tol yang situasinya sudah gak tertolong, terlebih apabila memasuki musim hujan, ancaman banjir yang menggenangi jalan tol senantiasa menakut-nakuti kami.

Apalagi jarak tempuh dari rumah ke bandara sekitar 60 kilometer, estimasi agar bisa tepat waktu sampai bandara Soekarno-Hatta adalah 3 jam dengan situasi perjalanan lancar dan sempat check-in dengan waktu yang mepet. Maka itu berdasarkan pengalaman pribadi, saya rasa pergi dengan pesawat melalui Bandara Soekarno-Hatta menjadi tidak praktis dan butuh banyak energi dan pikiran.

Sekadar perbandingan, menurut statistik jumlah penumpang bandara Soekarno-Hatta sudah mencapai 63 juta orang per tahun (angkasapura2), sedangkan Bandara Changi 58,7 juta orang/tahun (sumber: beritasatu), dan KLIA baru 53 juta orang/tahun (sumber: klia.com.my).

Namun, dengan jumlah penumpang sebanyak itu hanya Soekarno-Hatta yang tidak ditunjang dengan akses kereta api. Sayang sekali, bandara utama di NKRI yang kapasitasnya lebih besar malah tidak mampu bersaing dengan bandara di Negara tetangga.

Sewaktu saya mengunjungi kedua kota tersebut, saya tidak melewatkan kesempatan untuk merasakan kereta bandara di sana. Perjalanan menjadi sangat mudah. Sebagai orang asing saya seperti dimanja di negeri orang dibandingkan di tanah air. Membayangkan kapan peradaban Jakarta bisa semaju itu.

Dok: Dery Ridwansah, Jawapos.com
Dok: Dery Ridwansah, Jawapos.com
Jakarta Kini Sudah Punya Kereta Bandara, Namun Menimbulkan Polemik

Akhirnya keinginan warga Jakarta untuk mengakses bandara dengan kereta terwujud. Artinya, kita tidak perlu khawatir lagi dihantui akan terjebak macet di tol karena sudah punya alternatif lain.

Namun kemunculannya belum tentu menyelesaikan semua masalah. Kehadirannya justru menimbulkan polemik. Semenjak pembangunannya pun saya mulai merasa ada yang janggal. Ada beberapa hal yang membuat saya bingung dengan konsep KA Bandara ini. Hingga akhirnya firasat buruk itu perlahan terjadi.

Pertama, KA Bandara tidak punya jalur khusus

KA Bandara Soekarno-Hatta adalah layanan eksekutif yang hanya berhenti di stasiun tertentu. Secara konsep mirip dengan KA Bandara di Kuala Lumpur, Malaysia.

Dimulai dari stasiun Manggarai - Sudirman Baru - Duri - Batu Ceper - Stasiun Bandara Soetta. Dengan layanan eksekutif tersebut, maka tidak ada penumpang yang berdiri, ada toilet dalam kereta, hiburan, serta pengisi daya di setiap tempat duduk.

KA Bandara dan Commuter Line memiliki jalur yang sama di stasiun Sudirman Baru / Dok: Dery Ridwansah, Jawapos.com
KA Bandara dan Commuter Line memiliki jalur yang sama di stasiun Sudirman Baru / Dok: Dery Ridwansah, Jawapos.com
Namun Lintasan KA Bandara ini bercampur dengan jalur KRL Commuter Line. Setidaknya ada 13 stasiun Commuter Line yang terdampak berselisih dengan KA Bandara sepanjang Manggarai - Duri - Batu Ceper.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun