Jangan berpikir kita akan mudah menuju stasiun ini dengan berjalan kaki seperti di KL Sentral atau Terminal Bersepadu Selatan di Kuala Lumpur, karena kita hanya melewati trotoar penghubung yang sempit.
"Akses turun ke jalan sendiri dibatasi dengan tanjakan kecil yang tidak bisa dilintasi roda koper. Selain lewat akses itu, pilihan lainnya adalah berjalan di Jalan Kendal melewati terowongan. Namun trotoar yang menghubungkan Stasiun Sudirman Baru itu kondisinya juga tak layak. Selain hanya cukup untuk satu orang, trotoar tidak rata dan diduduki pedagang kaki lima (PKL)" |kompas.comÂ
Mungkin ini yang membuat kereta bandara tidak laku karena tidak semua warga sekitar Jakarta dapat dengan mudah mengakses ke stasiun Sudirman Baru.
Akhirnya kita bisa menilai kalau operasional KA Bandara Soekarno-Hatta terkesan dipaksakan. Selain tidak punya jalur sendiri, penumpang juga direpotkan transit karena tidak memiliki konsep TOD yang baik.
Kita harap jika stasiun Manggarai sudah rampung, MRT Jakarta sudah beroperasi dengan stasiun Dukuh Atas sebagai penghubungnya, serta ada usaha untuk membangun DDT sepanjang Manggarai -- Duri -- Batu Ceper, Operasional kereta bandara Soekarno-Hatta bisa berjalanan efektif dan efisien.
Update:
- Menhub mengeluarkan solusi sementara atas kesemrawutan ini dengan mengijinkan penumpang KRL Commuter Line menggunakan KA bandara dari stasiun Batu Ceper hingga Duri. Solusi ini hanya berlaku 1 bulan seiring dengan pembangunan jalur rel tambahan di setiap stasiun terdampak.
- April ini KA Bandara berencana membuka rute ke Bekasi. Semoga warga Bekasi dianugerahi kesabaran yang tinggi. You Know What I Mean
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H