Mohon tunggu...
A.RN
A.RN Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

City life enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Transjakarta Sudah Punya 122 Rute, Kenapa Jakarta Masih Macet?

5 Maret 2018   17:01 Diperbarui: 5 Maret 2018   18:21 3615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akses halte Buaran (screenshot google maps)

"If you have good alternatives for public transport. You won't have traffic problems" -- Jaime Lerner

Padahal jangkauan pelayanan sudah tersebar di mana-mana, tapi kenapa masih banyak yang tidak menjadikan Transjakarta sebagai moda transportasi andalan?

Setelah menghitung jumlah layanan rute Transjakarta dalam peta terbaru yang dirilis oleh Forum Diskusi dan Transportasi Jakarta (FDTJ) Februari, Saya takjub bahwa Transjakarta kini sudah punya rute sebanyak itu.

Peta rute Transjakarta dan Commuter Line

Beberapa tahun belakangan ini PT Transportasi Jakarta memang terus melakukan inovasi dan ekspansi untuk meningkatkan pelayanan kepada publik Jakarta dan kota-kota sekitarnya.

Sebagai informasi, pada tahun 2015 Transjakarta hanya mempunyai 12 koridor utama dan 10 rute lintas koridor.

Kini, tiga tahun kemudian Transjakarta sudah memiliki 13 Koridor utama, 17 rute lintas koridor, 35 rute layanan Feeder, 11 rute lintas batas, 21 rute rumah susun, 11 Layanan malam hari, 4 layanan ekspress, 4 layanan berjadwal (Terminal Pulo Gebang), dan 6 rute wisata (Jakarta Explorer).

Selain menambah rute, Transjakarta juga terus memperbarui armadanya dengan bus standar Eropa dan memberikan informasi akurat tentang kedatangan bus melalui layar yang terpampang di tiap halte.

Dengan begitu sudah pasti masyarakat Jakarta punya banyak pilihan dan kemudahan dalam bertransportasi. Apalagi kita bisa pergi sejauh mungkin hanya dengan tarif flat 3.500 Rupiah dalam sekali perjalanan.

Itu belum ditambah dengan layanan transportasi publik lain seperti kereta Commuter Line, angkot, Metromini, serta bus kota Mayasari Bhakti dan APTB. Berarti alasan dasar kita untuk meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih ke Transportasi umum sudah tak bisa dielakkan bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun