Mohon tunggu...
M Aulia Rahman
M Aulia Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

City life enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Nadim Khoury, Mengangkat Eksistensi Palestina dengan Bir

25 Januari 2018   18:10 Diperbarui: 26 Januari 2018   13:31 2399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sumber foto: stevehynd.com
sumber foto: stevehynd.com
Pabrik Taybeh Beer. (sumber foto: stevehynd.com)
Pabrik Taybeh Beer. (sumber foto: stevehynd.com)
Kita bisa bilang bahwa Nadim telah memilih keputusan yang berani. Tidak berhenti dengan membangun pabrik bir saja, Ia juga berani menggelar pesta bir tahunan di desa Taybeh. Hal ini menjadi semakin sensitif ketika Palestina tengah memasuki musim gugur, Tepatnya ketika Oktoberfest digelar di desa itu.

Apa? di Palestina ada juga Oktoberfest?

Pernah dengar Oktoberfest? Festival bir terbesar di dunia yang rutin digelar setiap tahun di Munich, Jerman. Pada tahun 2017, festival ini berlangsung selama 18 hari dan dihadiri lebih dari 6 juta pengunjung dari berbagai negara.

Namun siapa sangka bahwa di Palestina juga digelar Oktoberfest. Selama 12 tahun terakhir Taybeh Oktoberfest diramaikan oleh ratusan ribu pengunjung yang digelar secara rutin sejak tahun 2005.

Oktoberfest di Palestina. (Sumber foto: Vice News)
Oktoberfest di Palestina. (Sumber foto: Vice News)
Sumber foto: Vice news
Sumber foto: Vice news
Sama seperti di Jerman, festival ini juga menarik turis dan musisi asing yang berlibur ke Palestina. Baik dari benua Amerika, Eropa, dan Asia ikut meramaikan acara tersebut. Seniman dari Brasil, Jerman, Yunani, Spanyol, Inggris, Sri Lanka, dan Jepang tercatat telah tampil di panggung festival Taybeh dalam delapan tahun terakhir.

Tanpa melihat perbedaan, mereka semua bersulang, berpesta, hingga melakukan tarian bersama-sama. Yang berbeda adalah adanya tambahan alunan musik tarian Arab (Dabke), serta dalam nuansa penjajahan. Bahkan ada warga Israel yang juga ikut merayakan Taybeh Oktoberfest.

"Tujuan festival ini adalah untuk meningkatkan ekonomi desa, mempromosikan produk lokal dan menghadirkan wajah baru Palestina di bawah pendudukan".

Meski hanya berlangsung tiga hari, Festival Oktoberfest ala Timur Tengah ini selalu berlangsung meriah dan tanpa hambatan. Tidak sedikit blogger dari seluruh dunia menulis pengalamannya selama mengikuti festival.

salah seorang blogger di Oktoberfest Palestine. sumber: paperblog.com
salah seorang blogger di Oktoberfest Palestine. sumber: paperblog.com
sumber: paperblog.com
sumber: paperblog.com
Menimbulkan Pro dan Kontra

Yang namanya pesta bir pasti menimbulkan sedikit kekacauan di sekitar. Beberapa penduduk desa bahkan jengkel dengan perilaku pengunjung yang berperilaku tidak sesuai dengan budaya mereka. Walaupun pihak penyelenggara sudah mewanti-wanti para pengunjungnya untuk tidak mabuk  di luar lokasi festival dan menghormati aturan budaya setempat.

Sehingga pertama kali pada tahun 2017 lalu, pesta Taybeh Oktoberfest dipindahkan lokasinya ke sebuah hotel elit di Ramallah karena pemerintah setempat tidak menginginkan festival tersebut digelar di tanah lapang seperti tahun-tahun sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun