Mohon tunggu...
M Aulia Rahman
M Aulia Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

City life enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Nadim Khoury, Mengangkat Eksistensi Palestina dengan Bir

25 Januari 2018   18:10 Diperbarui: 26 Januari 2018   13:31 2399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kami memang belum memiliki negara, tapi Palestina sudah punya bir sendiri. Saya bangga dengan itu."

Begitu kata Nadim Khoury, Pemilik pabrik Taybeh Beer dalam wawancaranya bersama Vice News.

Usaha yang digelutinya terbilang unik, mendirikan pabrik bir di tengah penjajahan Israel dan di tengah masyarakat Arab yang sama sekali tidak tertarik dengan budaya "minum". Maka tidak heran, Taybeh Beer adalah satu-satunya produk bir terkenal yang berasal dari Timur Tengah.

Sebelum memutuskan untuk menggeluti bisnis anti-mainstream tersebut, Nadim mempelajari ilmu "brewery" di Universitas California Amerika Serikat, kemudian pulang setelah Perjanjian Oslo antara Israel-Palestina dan menerapkan ilmunya dengan membuka usaha keluarga yang dirintis sejak tahun 1994.

Nadim Khoury, Pemilik bisnis Taybeh Brewery. (Sumber foto: vice news)
Nadim Khoury, Pemilik bisnis Taybeh Brewery. (Sumber foto: vice news)
Nama Taybeh Beer sendiri diambil dari nama desa asal Nadim di Tepi Barat Palestina-Taybeh - sebuah desa yang dihuni oleh komunitas Kristen lokal yang sudah eksis sejak 2000 tahun yang lalu dan tercatat dalam kisah Alkitabiah sebagai Efraim.

Desa ini berjarak 35 km dari kota Yerusalem dan menjadi tempat pemberhentian yang populer bagi peziarah Kristen yang berkeliling di Tanah Suci.

Meski produknya sudah diekspor ke sejumlah negara, Menjalani bisnis yang sudah berdiri selama 23 tahun tentu tidak terlepas dari rintangan. Sering kali distribusi Taybeh Beer terhambat karena terbelit dengan prosedur otoritas Israel di perbatasan.

"Menjalankan bisnis di Palestina tidak seperti menjalankan bisnis di tempat lain. Tidak ada perbatasan, tidak ada pelabuhan, tidak ada bandara, Anda harus menggunakan perbatasan lain, dan Anda harus mengajukan izin dari pihak Palestina dan dari pihak Israel."

Dukungan dari otoritas Palestina dan masyarakat sekitar pun tidak sesuai yang diharapkan. Sebagaimana kita tahu, minum alkohol merupakan sesuatu yang tabu bagi mayoritas Muslim.

Meski terdapat pro dan kontra, kehadiran pabrik Taybeh Beer membawa hal yang positif bagi perekonomian lokal. Kerap kali rombongan wisata ziarah dari berbagai negara berkunjung ke desa Taybeh untuk melihat proses pembuatan bir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun