Penghujung akhir tahun 2023, terjadi sebuah tragedi yang menyakitkan bagi kaum muslimin dan sebagian besar umat manusia di dunia. Entitas Zionis Israel yang didukung oleh negara adidaya Amerika, Inggris, Perancis dan negara-negara Eropa lainnya melakukan genosida terhadap penduduk Palestina, tepatnya di Jalur Gaza sejak bulan Oktober lalu yang tak kunjung berhenti hingga memasuki bulan Desember. Tercatat kasar korban dari kejahatan ini sebanyak 15.000 orang dan terus bertambah sebab masih berlangsung hingga saat ini. Satu hal yang amat menyayat hati, 8000 dari jumlah korban tersebut adalah anak-anak. Genosida ini sempat terhenti beberapa hari karena gencatan senjata, namun berlangsung lagi dan merembet hingga ke daerah Tepi Barat.
Hal ini menyedot semua perhatian semua orang dimanapun. Berbagai aksi peduli Gaza bermunculan untuk menyeru agar Israel dan para pendukungnya berhenti melakukan kekejamannya. Mulai dari aksi protes di jalanan, aksi boikot, aksi menggalang dana untuk membantu korban, hingga topik-topik berita kejahatan ini tak pernah kosong dalam baris Trending di berbagai platform media sosial dan berita. Segala propaganda bohong Israel yang menyatakan bahwa yang mereka lakukan adalah tindakan menghabisi teroris, terbantah mentah-mentah dengan sebaran berita faktual yang menunjukkan bahwa yang mereka benar-benar melakukan kejahatan penghancuran etnis (genosida) terhadap orang-orang Palestina.
Di tengah-tengah sebaran media yang berpihak kepada rakyat Palestina yang tak terbendung itu, terdapat sebuah hastag yang populer yaitu #JulidFiSabilillah. Hastag tersebut dipopulerkan oleh netizen dari Indonesia, diikuti Malaysia, Turki dan beberapa negara lainnya dalam rangka untuk menyerang dan membully IDF secara langsung melalui media sosial yang mereka miliki. Penamaan hastag ini diambil dari kata Julid yang berarti nyinyiran atau komentar pedas menanggapi perbuatan orang orang lain. Dalam hal ini netizen Indonesia dan Malaysia mengirimkan nyinyiran atau komentar pedas atas perbuatan keji entitas zionis Israel itu kepada akun-akun tentara IDF itu sendiri secara langsung. Baik dari akun Instagram, X, Whatsapp, dll yang dimiliki oleh masing-masing individu IDF secara serentak agar mental mereka terganggu oleh segala pesan dan komentar cacian yang dikirimkan.
Pada awalnya, operasi tersebut terlihat seperti main-main dan berdasarkan emosi sesaat. Namun rupanya, operasi ini benar-benar dilakukan dengan serius, menggunakan beberapa strategi. Salah satunya dengan mengedit foto-foto IDF seakan-akan mereka berpihak kepada Palestina lalu foto editan tersebut disebarkan berkali-kali. Mereka juga memberikan pesan langsung yang berisi peringatan bahwa apa yang mereka lakukan adalah perbuatan keji seperti perbuatan iblis dan dajjal. Semua itu membuat mental tentara IDF yang terkena serangan ini terganggu. Terbukti dengan adanya berita sejumlah tentara mundur dari tugasnya dan membuat Pemerintah Israel memberikan sanksi kepada mereka. Menurut mereka, tindakan penyerangan melalui media sosial ini benar-benar ditujukan untuk membantu perjuangan jihad fi sabillah disana, sehingga mereka menamakan tindakan mereka dengan JulidFiSabillah (Nyinyir Di Jalan Allah).
Operasi JulidFiSabilillah ini dikomandani oleh seseorang bernama pena Erlangga Greshinov di platform X. Melalui akun X nya, dia memimpin serangan JulidFiSabilillah dan mengarahkannya agar operasi ini tepat sasaran dan tidak merembet menimbulkan masalah baru. Para Netizen yang mengikuti operasi ini menamai barisan mereka dalam perjuangan Palestina sebagai Brigade Hassan Bin Tsabit. Sebagaimana sahabat Rasulullah saw. yang bernama Hassan bin Tsabit ra. yang berperan melemahkan mental musuh dalam medan jihad dangan sya'ir-sya'irnya atas perintah Rasulullah saw.
Jika kita melihat fenomena populernya hastag #JulidFiSabilillah ini, kita akan dapati banyak sekali kata-kata umpatan dan meme yang berupa editan foto-foto tentara Israel yang terlihat pengecut, dan buruk. Semua itu berasal dari kemarahan mereka terhadap kejahatan genosida yang dilakukan Zionis Israel terhadap warga sipil Palestina. Bahkan tak jarang, komentar-komentar pedas yang dilontarkan itu menyerang pribadi IDF yang tidak ada kaitannya dengan perbuatan jahat mereka. Seperti mengolok bentuk fisik, menyerapah, mengutuk, secara sangat kasar dan amat menghina. Hingga wajar saja target serangan mereka mentalnya hancur dan jatuh.
Jika operasi ini didasari oleh semangat jihad fi sabilillah dan terinspirasi oleh kisah sahabat Nabi yang bernama Hasan bin Tsabit, maka sudah seharusnya mereka berpedoman kepada ajaran Rasulullah saw. mengenai jihad itu sendiri. Dalam sabda Rasulullah saw. terdapat sebuah pembenaran bahwa perbuatan menyerang musuh melalui teks, pesan, ataupun komentar dapat disebut sebagai bagian dari jihad. Yakni jihad secara lisan. Sebab teks, pesan, maupun komentar yang diserangkan oleh netizen Julid Fi Sabilillah ini tidak lain tidak bukan merupakan ucapan mereka yang disampaikan melalui media sosial. Sabda Rasulullah saw. tersebut adalah :
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail, Hammad telah menceritakan kepada kami dari Humaid dari Anas ra. Bahwa Nabi saw. telah bersabda: "Perangilah orang-orang musyrik dengan harta-harta kalian, dan jiwa-jiwa kalian, dan lisan-lisan kalian" (H.R. Abu Dawud 2143)
Rasulullah saw. juga berpesan mengenai niat jihad yang benar. Jihad yang benar adalah jihad yang bertujuan untuk meninggikan kalimat Allah swt. bukan karena tujuan lainnya seperti karena, dendam, benci ataupun untuk bersenang-senang. Hal ini harus diperhatikan oleh netizen JulidFiSabilillah agar meluruskan niatnya untuk memenangkan perang atas penjajahan ataupun genosida karena itu adalah perintah Allah swt. Berikut ini adalah sabda Rasulullah saw. mengenainya:
: : : .Â
Artinya: Dari Abu Musa Al-Asy'ari -raiyallhu 'anhu- ia berkata, "Rasulullah -allhu 'alaihi wa sallam- pernah ditanya mengenai seseorang yang berperang karena keberanian, berperang karena dendam dan berperang karena ria, manakah di antara mereka yang berperang di jalan Allah?" Rasulullah -allhu 'alaihi wa sallam- menjawab, "Orang yang berperang agar kalimat Allah menjadi tinggi, maka dialah yang berperang di jalan Allah." Â (Hadis sahih - Muttafaq 'alaih)
Lalu bolehkah netizen mengirimkan umpatan-umpatan kasar, olok-olok, kutukan kepada tentara IDF dalam operasinya? Rasulullah saw. telah mengajarkan kepada umatnya bagaimana ber-akhlaqul karimah. Akhlaqul karimah harus dilakukan oleh kaum muslimin dalam kesehariannya, kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun keadaannya. Rasulullah saw. bersabda:
 :
Artinya: "Abu Hurairah -raiyallhu 'anhu- meriwayatkan secara marf': "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam" (Muttafaq Alaih)
Berdasarkan sabda Rasulullah saw. tersebut, maka semestinya kaum muslimin menjaga lisannya dari berkata kasar, keji, dan sejenisnya. Adapun ketikan, itu tidak lain adalah perkataan juga. Sehingga meski terhadap musuh yang sangat bengis dan keji, netizen tidak boleh membalasnya dengan berkata keji, jorok, mengutuk ataupun mengolok-ngolok. Sebaiknya, netizen menyalurkan kemarahan dan kebenciannya dengan ucapan-ucapan tegas mengungkapkan kejahatan mereka sesuai fakta, tanpa ada fitnah maupun olok-olok. Umpatan-umpatan yang dikirimkan hendaknya tidak terlepas dari fokus apa yang dibenci, (yaitu perbuatan menjajah dan genosida) bukan merembet kepada mengolok fisik, kehidupan pribadi, maupun keluarga musuh.
Tak dapat dipungkiri, JulidFiSabillah adalah sebuah gerakan yang baik. Operasi mereka memberikan dampak yang cukup berarti. Atas serangan julid mereka, terlemahkanlah barisan tentara musuh. Visi dan misi mereka sangat mulia. Namun alangkah lebih baiknya, para netizen JulidFiSabilillah ini memegang pedoman hadis Rasulullah saw. ini dengan sebaik-baiknya, dengan berfokus menyinyiri kejahatan mereka, tidak merembet kepada yang lain, dan tetap mengedepankan akhlaqul karimah. Sebagai penutup, ada sebuah kisah yang dapat menyimpulkan semua tulisan ini.
Dalam sebuah peristiwa, serombongan Yahudi mengunjungi Nabi Muhammad SAW dan mengucapkan, "Kecelakaan bagimu (Muhammad)." Â Aisyah, yang berada di sisi beliau langsung membalas, "Kecelakaan dan laknat Allah bagi kalian."
Mendengar balasan istrinya, Rasulullah justru menjawab, "Tenang saja wahai Aisyah, sesungguhnya Allah menyukai kasih sayang dalam setiap hal."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H