Pada era modernisasi ini, terdapat perubahan pola penyakit di berbagai negara, termasuk  Indonesia. perubahan yang dimaksud yaitu dari tren penyakit menular ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Peningkatan tren PTM ini disebabkan karena adanya transisi epidemiologi, tansisi demografi, dan transisi perilaku. Untuk yang paling sering terjadi adalah karena adanya transisi perilaku gaya hidup. Yaitu antara lain kurangnya aktifitas fisik, kurangnya konsumsi sayur dan buah, perilaku merokok serta minum minuman keras.
      Untuk menanggulangi tren PTM yang semakin meningkat pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden no. 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat (Germas)  Hidup  Sehat.  Kampanye  Germas  diharapkan  menjadi  upaya  promotif yang sangat efektif dalam menanggulangi PTM. Adapun kegiatan Germas hidup sehat meliputi Akifitas Fisik, Konsumsi Buah dan Sayur setiap hari, dan Cek Kesehatan secara Rutin.
      Adapun  upaya  yang  bisa  dilakukan untuk  menghadapi tren tersebut  dari kementerian  kesehatan  menggalakkan  kegiatan  Posbindu  (Pos  Pembinaan Terpadu) PTM. Dari kegiatan Posbindu PTM ini diharapkan bisa melakukan upaya deteksi dini faktor resiko PTM dan melakukan upaya pencegahan dan penaganan penderita PTM melalui kegiatan pemeriksaan rutin baik  tekanan darah  maupun laborat sederhana, pemberian obat, dan kegiatan konseling faktor resiko.  Untuk kasus PTM yang paling banyak terjadi adalah penyakit hipertensi sebesar 52% (data dari hasil kunjungan rumah PIS PK)
      Untuk itu UPTD Puskesmas Pracimantoro I mengadakan kegiatan Inovasi PTM dengan KAK DEDI PTM atau Kartu Deteksi Dini PTM. Dengan mengisi kartu ini maka akan dapat dilihat dengan cepat apakah seseorang mempunyai faktor resiko untuk terkena PTM. Untuk kegiatan inovasi yang dilakukan dengan membuat dan mencetak Kartu KAK DEDI PTM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H