Etika Simpanse dan Kacaunya Moralitas Manusia Modern

Ketika aturan agama memudar dan kapitalisme mengambil alih, masyarakat modern sering kehilangan arah moral. Liberalisme mendorong kebebasan individu tanpa batas, tetapi tidak selalu menyediakan mekanisme untuk menyeimbangkannya dengan kepentingan kolektif. Akibatnya, banyak masyarakat terjebak dalam dilema moral. Misalnya, dalam hubungan keluarga, nilai kebersamaan yang dulu dijunjung tinggi mulai terkikis oleh gaya hidup individualistis. Sementara itu, dalam politik, patriotisme sering berubah menjadi nasionalisme sempit yang justru memecah belah.

Pelajaran dari Simpanse untuk Manusia

Kehidupan simpanse mengingatkan kita bahwa moralitas tidak selalu membutuhkan legitimasi dari luar, seperti hukum tertulis atau agama. Sebaliknya, moralitas bisa lahir dari kebutuhan kolektif untuk bertahan hidup dan menjaga harmoni. Namun, apakah manusia mampu kembali ke akar moralitas alami ini di era modern yang penuh dengan kompleksitas?

Untuk menciptakan kembali harmoni sosial, manusia perlu meninjau ulang nilai-nilai yang dianut. Liberalisme dan kapitalisme, meskipun membawa kebebasan dan kemajuan material, perlu diimbangi dengan etika kolektif yang lebih kuat. Agama, meskipun banyak dikritik, masih memiliki potensi untuk menyediakan kerangka moral, selama ia tidak digunakan untuk mengekang kebebasan secara berlebihan.

Mungkin sudah saatnya manusia berhenti mengagungkan kebebasan tanpa batas dan mulai belajar dari alam. Keteraturan sosial tidak harus datang dari paksaan, tetapi dari kesadaran bersama akan pentingnya saling menjaga dan berbagi. Dalam hal ini, simpanse mungkin lebih bijaksana daripada kita.