3 Idiots: Lebih dari Sekedar Film, Sebuah Kritik Terhadap Sistem Pendidikan
Film "3 Idiots," yang diadaptasi dari novel "Five Point Someone" karya Chetan Bhagat, dirilis pada tahun 2009 dan sukses besar, mengumpulkan 39 penghargaan dan nominasi.
Film ini menampilkan Aamir Khan sebagai tokoh utama dan menghadirkan kritik tajam terhadap sistem pendidikan, disampaikan melalui kisah yang menghibur dan menyentuh.
Sinopsis Film 3 Idiots
"3 Idiots" bercerita tentang tiga mahasiswa di Imperial College of Engineering (ICE) di India: Farhan Qureshi (R. Madhavan), Raju Rastogi (Sharman Joshi), dan Ranchoddas "Rancho" Shamaldas Chanchad (Aamir Khan).
Rancho, yang selalu mempertanyakan dan menentang metode pengajaran tradisional, mendorong teman-temannya untuk mengejar passion mereka daripada sekadar memenuhi ekspektasi masyarakat dan sistem pendidikan yang kaku.
Kisah ini berpusat pada persahabatan mereka, perjuangan dalam menghadapi tekanan akademik, dan upaya untuk menemukan makna sejati dari pendidikan dan kesuksesan.
Kritik Pendidikan pada Film 3 Idiots
1. Mengabaikan Bakat dan Potensi Siswa
Kritik pertama yang diangkat dalam "3 Idiots" adalah sistem pendidikan yang terlalu menekankan pada kompetensi atau prestasi akademik tanpa memperhatikan bakat dan potensi individu.
Film ini menggambarkan bagaimana Farhan, yang sebenarnya memiliki bakat fotografi, dipaksa oleh ayahnya untuk menjadi insinyur. Pesan yang disampaikan adalah bahwa setiap siswa memiliki bakat unik yang harus didukung dan dikembangkan, bukan diabaikan demi pencapaian akademik yang sempit.
2. Mengedepankan Pencapaian Akademik tanpa Pengembangan Sisi Kemanusiaan
Kritik kedua menyoroti bagaimana sistem pendidikan mengutamakan pencapaian akademik tanpa mengembangkan sisi kemanusiaan, karakter, dan religius siswa. Film ini menampilkan Dr. Viru Sahastrabuddhe (Boman Irani), dekan ICE yang ketat dan hanya peduli pada hasil akademis.
Metode pengajaran dan tekanan yang ia terapkan menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi perkembangan emosional dan moral siswa. Rancho, dengan caranya yang unik, menekankan pentingnya belajar untuk memahami dan mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan nyata, bukan sekadar mengejar nilai.
3. Tujuan Pendidikan Hanya untuk Mendapatkan Ijazah dan Pekerjaan
Kritik ketiga adalah kecenderungan masyarakat untuk menyekolahkan anak hanya demi mendapatkan ijazah agar mudah mendapatkan pekerjaan.
Dalam film, banyak orang tua yang memandang pendidikan sebagai jalan pintas menuju status sosial dan ekonomi yang lebih baik, bukan sebagai proses pembelajaran dan pengembangan diri.
Farhan dan Raju, yang berada di bawah tekanan orang tua mereka, akhirnya menyadari bahwa mengejar impian mereka sendiri lebih penting daripada memenuhi harapan konvensional.
Kritik Lain dalam Film 3 Idiots
Perguruan tinggi ICE dalam film ini digambarkan seperti penyedia tenaga terampil yang dibutuhkan perusahaan. Sekolah dan perguruan tinggi hanya menjadi komodifikasi dari kebutuhan industri dalam menyediakan tenaga kerja.
Rancho mengkritik keras pandangan ini, menunjukkan bahwa pendidikan seharusnya lebih dari sekadar mempersiapkan siswa untuk pasar kerja. Pendidikan seharusnya membentuk individu yang berpikir kritis, kreatif, dan mampu berkontribusi secara positif dalam masyarakat.
Pandangan Kapitalis terhadap Pendidikan
Sekolah dalam pandangan kapitalis tidak lebih dari jasa penyedia calon tenaga kerja yang memiliki keterampilan dibutuhkan industri.
Film "3 Idiots" menantang pandangan ini dengan menggambarkan bagaimana sistem pendidikan yang berorientasi pada pasar kerja dapat merusak jiwa dan potensi siswa.
Rancho, dengan semangat inovatifnya, menunjukkan bahwa pendidikan sejati adalah tentang mengejar pengetahuan dan kebijaksanaan, bukan sekadar alat untuk mencapai tujuan ekonomi.
Kesimpulan
Film "3 Idiots" mengandung banyak pesan mendalam tentang pendidikan yang tersirat dalam dialog Rancho:Â
"Jadilah kompeten, maka kesuksesan akan mengikutimu dengan sendirinya."
Dialog ini menyampaikan gagasan bahwa kompetensi sejati, yang berasal dari pemahaman dan keahlian, lebih berharga daripada sekadar mengejar nilai tinggi.
Farhan dan Raju dalam film ini menghadapi tekanan tersebut, namun pada akhirnya mereka menyadari pentingnya mengejar impian mereka sendiri.
Di Indonesia, tekanan serupa dirasakan oleh banyak siswa, di mana pendidikan sering dipandang sebagai jalan pintas menuju status sosial dan ekonomi yang lebih baik, daripada sebagai proses pembelajaran dan pengembangan diri.
Yang banyak diingat oleh kebanyakan orang dari Rancho adalah tingkah lakunya yang konyol, namun tidak banyak yang memperhatikan bagaimana dia belajar keras.
Rancho adalah sosok yang cerdas dan penuh rasa ingin tahu, yang belajar dengan tujuan memahami dan menerapkan ilmu, bukan sekadar untuk mendapatkan nilai tinggi.
Di sisi lain, Chatur, yang digambarkan sebagai siswa yang culas dan hanya mengejar nilai, menunjukkan betapa buruknya dampak dari pendidikan yang hanya berfokus pada hasil akhir tanpa pemahaman yang mendalam.
Namun, ketekunan Chatur dalam belajar juga seharusnya dijadikan contoh, meskipun tujuannya perlu diarahkan dengan benar.
Menjadi seperti Rancho sangat baik, namun hal ini hanya bisa dicapai dengan ketekunan belajar dan niat sebagai pembelajar sejati.
Rancho menolak sistem pendidikan yang kaku bukan untuk memberontak tanpa alasan, melainkan untuk menekankan pentingnya belajar dengan pemahaman dan cinta terhadap ilmu.
Pesan dari "3 Idiots" sangat relevan bagi sistem pendidikan di mana pun, termasuk di Indonesia, yang mengajak kita untuk merenung dan memperbaiki cara kita mendidik generasi mendatang.