Kritik kedua menyoroti bagaimana sistem pendidikan mengutamakan pencapaian akademik tanpa mengembangkan sisi kemanusiaan, karakter, dan religius siswa. Film ini menampilkan Dr. Viru Sahastrabuddhe (Boman Irani), dekan ICE yang ketat dan hanya peduli pada hasil akademis.
Metode pengajaran dan tekanan yang ia terapkan menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi perkembangan emosional dan moral siswa. Rancho, dengan caranya yang unik, menekankan pentingnya belajar untuk memahami dan mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan nyata, bukan sekadar mengejar nilai.
3. Tujuan Pendidikan Hanya untuk Mendapatkan Ijazah dan Pekerjaan
Kritik ketiga adalah kecenderungan masyarakat untuk menyekolahkan anak hanya demi mendapatkan ijazah agar mudah mendapatkan pekerjaan.
Dalam film, banyak orang tua yang memandang pendidikan sebagai jalan pintas menuju status sosial dan ekonomi yang lebih baik, bukan sebagai proses pembelajaran dan pengembangan diri.
Farhan dan Raju, yang berada di bawah tekanan orang tua mereka, akhirnya menyadari bahwa mengejar impian mereka sendiri lebih penting daripada memenuhi harapan konvensional.
Kritik Lain dalam Film 3 Idiots
Perguruan tinggi ICE dalam film ini digambarkan seperti penyedia tenaga terampil yang dibutuhkan perusahaan. Sekolah dan perguruan tinggi hanya menjadi komodifikasi dari kebutuhan industri dalam menyediakan tenaga kerja.
Rancho mengkritik keras pandangan ini, menunjukkan bahwa pendidikan seharusnya lebih dari sekadar mempersiapkan siswa untuk pasar kerja. Pendidikan seharusnya membentuk individu yang berpikir kritis, kreatif, dan mampu berkontribusi secara positif dalam masyarakat.
Pandangan Kapitalis terhadap Pendidikan
Sekolah dalam pandangan kapitalis tidak lebih dari jasa penyedia calon tenaga kerja yang memiliki keterampilan dibutuhkan industri.